“Aku percaya hari ini kita juga berada di ambang kemenangan baru, pencapaian baru,” tulis Erdogan, dikutip dari kantor berita Anadolu.
Presiden Turki itu juga menyebut makna kemenangan tahun 1992 itu. Menurutnya, kemenangan tersebut telah terpatri dalam sejarah sebagai simbol tekad bangsa Turki untuk menjaga kedaulatan dan masa depannya.
“Pada 15 Juli (2016, upaya kudeta gagal) bangsa Turki sekali lagi menunjukkan pada dunia tekadnya untuk melindungi kemerdekaannya dan masa depannya melawan aspirasi imperialis,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Erdogan juga menegaskan bahwa Turki akan terus berjuang untuk seluruh kaum tertindas dan menderita.
Hari Kemenangan menandai pertempuran terakhir melawan pasukan Yunani di Dumlupinar pada tahun 1922. (whc/dakwatuna)