Sementara itu, Washington meyakini bahwa uji coba di Selat Hormuz tersebut adalah gertakan untuknya. Tujuannya untuk mengirim pesan peringatan atas pemberlakuan kembali sanksi AS pada Teheran.
Komandan Militer AS Joseph Votel sejauh ini belum mengindikasikan apakah uji coba itu sesuatu luar biasa dalam latihan militer, atau dilakukan dengan tidak aman. Ia hanya menyebut uji coba dilakukan di perairan teritorial Iran di Selat Hormuz.
Pada Ahad (29/07) lalu, Garda Revolusi Iran menyebut pihaknya menggelar latihan militer beberapa hari sebelumnya. Disebutkan, pihaknya menargetkan “ancaman potensial” dari musuh.
Sedangkan Votel mengatakan, ruang lingkup dan skala latihan ini masih sama dengan yang digelar Iran sebelumnya. Namun, waktu penyelenggaraannya cukup menarik perhatian Washington.
“Sangat jelas bahwa mereka menggunakan latihan (perang) ini untuk mengirimkan pesan kepada kami. Mereka – meskipun menghadapi sanksi kami – masih memiliki kemampuan,” kata Votel kepada awak media.
Dari Pentagon, Votel menjelaskan bahwa militer AS sepenuhnya sadar akan aktivitas militer Iran.
“Kami sangat tahu apa yang terjadi dan sangat siap melindungi diri kami sendiri. Tentu dengan upaya kami untuk mencapai perdagangan bebas dan kebebasan perdagangan di perairan internasional,” pungkasnya. (whc/dakwatuna)
Redaktur: William
Beri Nilai: