Sumber dari kepresidenan Turki menyebutkan, Erdogan menelepon Ahed sesaat setelah bebas dari penjara Israel. Ditegaskan, bebasnya Ahed mengundang sukacita.
Selain itu, Erdogan juga menekankan akan terus mendukung hak-hak rakyat Palestina.
Sebaliknya, Ahed Tamimi menyampaikan terima kasih kepada Presiden dan rakyat Turki. Menurutnya, Erdogan selalu berdiri mendukung rakyat Palestina.
Ahed ditangkap pada bulan Desember 2017 setelah videonya yang menampar dan memukul dua tentara Israel di luar rumahnya di desa Nabi Saleh menjadi viral. Kala itu, ia masih berusia 16 tahun.
Ibunya juga ditangkap karena diduga merekam secara langsung insiden itu di Facebook.
Kecaman Internasional
Kasus Tamimi menarik kecaman internasional dan juga menyoroti perlakuan Israel terhadap Palestina, terutama pemuda Palestina.
Sebelum hukumannya, 38 ahli hukum terkemuka dari berbagai negara, termasuk Afrika Selatan, Kanada, Belanda dan Amerika Serikat, menyerahkan surat kepada Nadav Padan, komandan militer Israel, mendesak agar Tamimi dibebaskan.
Para pengacara mencatat bahwa kasusnya mencontohkan pelanggaran rutin Israel terhadap hak-hak anak-anak Palestina dan “sistem penahanan militer yang terpisah dan tidak setara” Israel.
Pada akhir Mei, ada lebih dari 290 anak di bawah umur di tahanan Israel, menurut organisasi hak asasi manusia Israel B’Tselem. (whc/dakwatuna)
Redaktur: William
Beri Nilai: