Fahira: Masalah Jakarta Itu Tol Dalam Kota, Bukan Tiang Bendera Warga

Kepadatan kendaraan di ruas tol JORR dan jalan TB Simatupang, Jakarta. (detik.com)

dakwatuna.com – Ramai ejekan dan kata-kata merendahkan di media sosial kemudian diberitakan media massa perihal pemasangan bendera negara peserta Asian Games bertiang bambu di kawasan Penjaringan, Jakarta Utara yang diarahkan kepada Gubernur/Wakil Gubernur DKI Jakarta tak lebih dari sebuah kebencian sekelompok oknum yang ‘kepanasan’ atas berbagai kebijakan, kinerja dan capaian Anies-Sandi selama ini.

Senator atau Anggota DPR RI DKI Jakarta Fahira Idris menyatakan, dari amatannya saat ini ada gerakan yang sengaja digulirkan untuk menggiring berbagai isu di Jakarta untuk dibesar-besarkan serta dijadikan peluru untuk menyesatkan opini publik bahwa Jakarta saat ini tidak sebaik gubernur sebelumnya.

Isu-isu seperti ini juga terus digulirkan untuk menenggelamkan isu-isu lain misalnya soal reklamasi dan pembangunan enam ruas tol dalam kota yang ditolak gubernur.

“Yang jadi ancaman bagi Jakarta itu sekarang pembangunan enam ruas tol dalam kota, bukan bendera warga. Tetapi yang mereka ributkan tiang bambu bendera warga, bukan tol dalam kota yang begitu substantif untuk dikritik. Ini kan aneh,” tukas Fahira Idris di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta (19/7).

Menurut Fahira, dirinya mengapresiasi dan mendukung instruksi Gubernur Anies yang memerintahkan Wali Kota Jakarta Utara untuk mengajak warga memasang kembali bendera-bendera negara peserta Asian Games yang sebelumnya sempat diturunkan.

“Inisiatif tulus warga untuk menyemarakan Asian Games harusnya diapresiasi, tapi oleh mereka malah jadi bahan olok-olokan dan peluru menyudutkan Pemprov DKI. Menyedihkan sekali sikap seperti ini. Saya dukung penuh instruksi gubernur yang memerintahkan bendera tersebut dipasang kembali,” tukas Ketua Komite III DPD RI.

Fahira menyakini ke depan, seiring kerja-kerja Anies-Sandi menunaikan janji kampanyenya dengan melibatkan warga dalam berbagai proses pembangunan maka akan semakin banyak penggiringan isu dan penyesatan opini untuk ‘menyerang’ Pemprov DKI Jakarta.

“Jarum jatuh di Balai Kota saja bisa jadi masalah bagi mereka. Tetapi saya bersyukur warga Jakarta sudah cerdas melihat manuver-manuver seperti ini. Setiap saya turun ke warga terutama ke warga yang dulu dipinggirkan, saya mendengar langsung bahwa bagi mereka saat ini kondisi Jakarta lebih baik, tenang, dan kondusif. Warga yang dulu dianggap sebagai masalah pembangunan, kini dijadikan subyek pembangunan. Itu yang penting,” pungkas Fahira. (sb/dakwatuna.com)

Konten Terkait
Disqus Comments Loading...