Topic
Home / Berita / Internasional / Asia / Rahasia Pertemuan Rusia dan Hamas; Benarkah Rusia Bermain dalam Isu Palestina?

Rahasia Pertemuan Rusia dan Hamas; Benarkah Rusia Bermain dalam Isu Palestina?

Musa Abu Marzuq, anggota Biro Politik Hamas. (alresalah.ps)
dakwatuna.com – Moskow. Intensitas pertemuan antara pejabat Rusia dan pimpinan Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) meningkat akhir-akhir ini. Tentu saja pertemuan-pertemuan itu menimbulkan banyak pertanyaan. Apakah Rusia juga turut bermain dalam permasalahan Palestina?

Delegasi Hamas dengan dipimpin oleh anggota biro politik, Mousa Abu Marzook tiba di ibu kota Rusia, Moskow. Kunjungan ini menjadi yang ketiga kalinya dalam waktu kurang dari setahun. Di Rusia, ia bertemu dengan Wakil Menlu yang juga Utusan Khusus Presiden Rusia di Timur Tengah, Mikhail Bogdanov.

Kunjungan ini terjadi di tengah kondisi Palestina yang sedang memanas. Seperti diketahui, sejak 30 Maret lalu digelar aksi besar-besaran di perbatasan Gaza, dan masih berlangsung hingga saat ini.

Bogdanov mengawali pertemuannya dengan delegasi Hamas seraya menyebut Amerika Serikat tak mampu menyelesaikan masalah Palestina-Israel sendiri. Ia juga menyeru agar permasalahan diselesaikan secara kolektif banyak pihak.

Selain itu, Bogdanov juga menyebut kesiapan Moskow untuk bekerja sama dengan semua pihak guna menemukan solusi. “Kami siap bekerja sama dengan Eropa, Amerika, PBB dan Arab secara bersamaan,” imbuhnya.

Lebih lanjut, ia menuding AS tidak menginformasikan pada Moskow tentang rencana penyelesaian yang masih abstrak. “Aku khawatir mereka tidak membagi informasi ini bahkan kepada Palestina sendiri,” katanya.

Menolak ‘Kesepakatan Abad Ini’

Mengomentari kunjungan tersebut, pengamat Timur Tengah Yelena Sobunina menyebut pertemuan antara Rusia dan Hamas menjadi rutin. Keduanya saling bertukar pendapat dan bermusyawarah. Termasuk berkaitan dengan berbagai isu yang mungkin ditangani kedua pihak.

Pemimpin Hamas, imbuhnya, menginginkan Rusia berupaya lebih dalam mengentaskan penderitaan di Jalur Gaza. Serta mendesak Rusia berperan dalam menolak ‘Kesepakatan Abad Ini’.

Namun sebaliknya, Rusia menilai kebuntuan rekonsiliasi Palestina telah sangat merugikan gerakan nasional Palestina, serta situasi Palestina dalam menghadapi tantangan.

Peran Penting Rusia

Sementara itu, peneliti Eropa Alexander Schumelin menilai, Hamas punya kepentingan untuk tetap terhubung dengan Rusia. Karena Moskow menjadi satu dari sedikit ibu kota yang masih menjalin hubungan dengan Hamas. Selain juga pengaruh Rusia di Timur Tengah , serta perannya untuk menyeimbangkan Amerika yang bias kepada Israel.

Sedangkan Rusia, lanjutnya, memegang sikap awal dalam penyelesaian masalah Palestina. Di antaranya adalah tentang solusi dua negara, dan mendirikan negara Palestina merdeka dengan Al-Quds Timur sebagai ibu kotanya.

Sejauh ini, Rusia juga tidak mendukung pemindahan kedutaan besar Amerika dari Tel Aviv ke Al-Quds, serta menghormati hak untuk kembali bagi pengungsi Palestina.

Adapula hal yang paling penting bagi Hamas, jelas Schumelin. Rusia tidak menganggap Hamas sebagai organisasi teroris, melainkan menganggapnya sebagai pemain politik dan komponen penting dari rakyat Palestina.

Maka dari itu, Hamas bergantung pada Rusia dalam menghadapi upaya Amerika yang menjelekkannya dan menyebutnya sebagai organisasi teroris. (whc/dakwatuna)

Redaktur: William

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Lihat Juga

Grand Launching SALAM Teknologi Solusi Aman Covid-19 untuk Masjid

Figure
Organization