Al Jazeera: Akankah Rekonsiliasi Indonesia-Israel Terwujud?

Aksi Bela Palestina di Jakarta. (Aljazeera)
dakwatuna.com – Doha. Isu rekonsiliasi antara Indonesia – negara berpenduduk Islam terbesar – dengan Israel memasuki babak baru. Hal ini setelah Otoritas Zionis mencabut larangan masuk bagi turis Indonesia ke tanah Palestina. Sebelumnya, anggota Dewan Penasihat Presiden Indonesia juga diketahui berkunjung ke Israel.

Surat kabar ‘The Time of Israel’ mengutip cuitan juru bicara kementerian luar negeri Israel Emmanuel Nahshon. Di dalamnya, ia mengisyaratkan adanya komunikasi kedua negara di forum-forum internasional. Itulah yang membuat Israel mencabut larangan yang diberlakukan beberapa pekan lalu.

Sejumlah agen perjalanan juga mengonfirmasi pemberian visa bagi turis Indonesia untuk mengunjungi Al-Quds, Bethlehem, Hebron dan situs lainnya di tanah Palestina. Sejumlah perusahaan Indonesia juga menyambut baik pencabutan larangan tersebut.

Kabar serupa juga disebutkan surat kabar ‘Yerusalem Post

’. Bahkan dikatakan warga Indonesia dapat berkunjung ke Israel atau sebaliknya, meski tidak ada hubungan diplomatik antara kedua negara.

Masih menurut surat kabar tersebut, ada sekitar 36.000 warga Indonesia berkunjung ke Israel tahun 2017. Israel bahkan mengekspor barang ke Indonesia senilai 121 juta dolar pada 2016, dan mengimpor barang dari Indonesia senilai 43 juta dolar di tahun yang sama.

Sementara itu media-media Indonesia juga mewartakan kabar tersebut. Namun mereka mengutip pernyataan Kemenlu Indonesia yang tegas menyebut tidak ada lobi diplomatik terkait pencabutan larangan.

Jubir Kemenlu Arrmanatha Nasir menegaskan tidak ada peruahan terkait sikap negaranya. Ia juga menyebut tidak akan menjalin hubungan diplomatik dengan Israel hingga Palestina merdeka.

Namun Arrmanatha menjelaskan, pencabutan larangan oleh Israel terkait dengan Direktorat Jenderal Imigrasi di Kemenkumham. Menurutnya, kementerian itu yang mampu menjawab pertanyaan terkait. (whc/dakwatuna)

Konten Terkait
Disqus Comments Loading...