Topic
Home / Berita / Opini / Keberagaman untuk Bersatu

Keberagaman untuk Bersatu

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (edutalk.id)

dakwatuna.com – “Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.” (QS. Al-Hujurat, Ayat 13)

Dalam beberapa waktu ini, negara kita Indonesia, sedang dilanda krisis toleransi yang sangat tinggi. Pada 13 Mei 2018 lalu, bangsa ini dikejutkan dengan adanya teror bom bunuh diri yang meledak di Gereja. Dan isu etnis juga kembali hangat dalam setiap pemberitaan media.

Terkadang, di antara kita dengan penuh keangkuhan, terlalu sering kita memaksakan diri agar orang lain harus mengikuti dan sepemahaman dengan kita. Sehingga tidak jarang kita jumpai saudara kita yang meyakini apa yang dia pahami, merupakan satu-satunya yang benar. Kita sulit menerima kebenaran dari orang lain. Ketika ada yang berbeda, kita menentang habis, dan tidak mau mendengarkan, sehingga ruang dialog pun tertutup.

Selain itu, sering juga kita temui debat-debat kusir yang saling mengkafirkan di antara umat seagama, karena hanya perbedaan masalah furu’iyah yang memang banyak perbedaannya. Tapi karena hati yang terlanjur sempit, sulit bagi kita menerima.

Tapi sadarkah, bahwa memang keberagaman merupakan hal yang natural dari Tuhan? Bukankah dalam keberagaman ini kita bisa mendapatkan banyak pelajaran dan hikmah yang terkandung dibalik semua itu? Dan yang harus kita insafi bahwa segala sesuatu bersumber dari satu akar, yaitu Tuhan Yang Maha Esa, kalaupun terjadi perbedaan, itu tergantung cara seseorang atau suatu kelompok memersepsikan dan mengekspresikannya.

Sudah saatnya bagi kita, untuk berlapang dada dibarengi dengan kesadaran dan kejujuran untuk saling menghormati. Keragaman agama, budaya, etnis, ideologi menjadi suatu hal yang lebih berwarna dalam kehidupan umat manusia, maka bersikap arif dan bijaksana dalam menghadapi perbedaan, alangkah lebih baik bagi kita untuk saling menghormati daripada saling memaksakan.  (dakwatuna/hdn)

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab, UIN Syarif Hidayatullah

Lihat Juga

Kesatuan Jiwa dan Semangat Para Kader Muhammadiyah

Figure
Organization