Tindakan seperti itu tidak hanya diperuntukkan bagi warga Gaza dan Tepi Barat saja. Melainkan juga diperuntukkan bagi warga Al-Quds yang tinggal beberapa langkah saja dari kiblat pertama Umat Islam tersebut.
Seperti contohnya Hanadi al-Halawani. Ia menyadari tidak akan diperbolehkan masuk ke Masjidil Aqsha. Maka itu, setiap malam ia mencoba untuk mencapai titik terdekat dari Masjid untuk beribadah. Itupun hanya membuatnya shalat sambil menunggu diusir oleh pasukan Zionis.
Pemandangan seperti ini bukan pertama kalinya terjadi. Sudah bertahun-tahun lamanya pasukan Zionis selalu menjauhkan satu persatu dari Masjid. Al-Halawani bahkan menganggap pengusiran dari Masjidil Aqsha di bulan Ramadhan sama dengan dijauhkan dari surga.
Sementara di dekat pintu al-Asbath, jamaah harus menunaikan shalat Isya di perbatasan Masjid. Bahkan para staf di Dewan Wakaf Islam juga diperlakukan sama oleh Zionis, sebagian dari mereka adalah para penjaga Masjid. (whc/dakwatuna)
Redaktur: William
Beri Nilai: