“(Pernyataan Pompeo) membuktikan bahwa ia tidur selama 40 tahun dan tidak tahu apa yang terjadi di Kawasan,” kata Brigadir Yadollah Javani, Deputi Politik Korps Garda Revolusi Islam Iran, dikutip dari Aljazeera, Sabtu (26/05).
Majalah Newsweek Amerika, menyebut pidato pertama Pompeo dipenuhi dengan kutukan terhadap pemerintah revolusioner syiah di Iran. Pemerintahan inilah yang menggulingkan rezim Iran pro-Barat pada tahun 1979 silam. Sejak itu, Teheran disebut-sebut berusaha memperluas pengaruhnya di Kawasan.
Menurut Javani, pihaknya berada di Suriah dan Irak secara resmi. “Iran berada di Suriah dan Irak atas permintaan pemerintah sah di kedua negara ini. Iran juga berdiri bersama negara-negara regional untuk kepentingan bersama,” imbuhnya.
Javani menambahkan, Amerika Serikat adalah pihak pertama yang harus meninggalkan Kawasan jika itu diharuskan. Menurutnya, itu karena Washington hanya merugikan Kawasan selama bertahun-tahun. (whc/dakwatuna)
Redaktur: William
Beri Nilai: