Persaingan Saudi-Iran Alihkan Mata Dunia dari Palestina-Israel

Kamp Pengungsi Palestina di Yarmouk Suriah yang hancur karena perang proksi. (Aljazeera)
dakwatuna.com – Tel Aviv. Surat kabar kenamaan Israel, Haaretz, menyebut Palestina-Israel tidak lagi menjadi fokus konflik di Timur Tengah. Sebagai gantinya, saat ini fokus permasalahan ada pada persaingan antara Arab Saudi dan Iran.

Timur Tengah ‘modern’ telah lama disuguhi perang destruktif yang berasal dari konflik Palestina-Israel. Tapi hal itu tidak berkaitan dengan perseteruan Saudi-Iran atas hegemoni regional seperti saat ini. Sementara Israel, terus berusaha menjaga keunggulan militernya.

Selain itu, Amerika Serikat, Rusia dan Turki juga membentuk kekuatan lain. Ketiga negara ini juga terjun menebar pengaruh di Kawasan dengan menebar perang proksi yang penuh permusuhan dan kekerasan.

Sebagai contoh, surat kabar Israel menyebut perang di Suriah dan Yaman, permusuhan Turki dan Kurdistan, permusuhan Israel di Jalur Gaza baru-baru ini, hingga perang terbuka Iran dan Israel yang sewaktu-waktu dapat terjadi di Suriah ataupun Lebanon.

Menurut Haaretz, isu Sunni-Syiah hanya digunakan sebagai dalih untuk menutupi faktor pemilik senjata, uang dan diplomasi dalam membentuk Kawasan sesuai rencananya.

Selain itu, saat ini juga ada kans perang terbuka antara Iran dan Israel. Hal ini menguat setelah terjadinya rankaian serangan di Suriah beberapa waktu lalu. Bahkan serangan Israel mengakibatkan sejumlah banyak pasukan Iran tewas.

Israel menganggap Iran sebagai musuh yang membahayakan keberadaannya. Setiap konflik dengan Teheran, disinyalir juga akan menyeret Hizbullah Syiah Lebanon yang merupakan sekutu Iran.

Namun situasi saat ini seakan menguntungkan bagi Israel. Hal ini karena adanya dukungan tak terduga yang diberikan oleh Presiden AS Donald Trump. Itu membuat Israel lebih berani. Selain itu, di belakang layar Israel juga membangun hubungan dengan negara-negara Arab, yang juga menganggap Iran sebagai musuh.

Obsesi Israel saat ini hanyalah melemahkan Iran. Selain juga melanjutkan blokade pada Gaza, serta terus menekan Palestina untuk mengikuti tuntutan untuk perdamaian.

Di sisi lain, Iran juga tampak sukses membentuk sambungan di Laut Mediterania. Sambungan ini melalui Irak, Suriah dan Lebanon.

Sementara Arab Saudi dinilai sebagai kekuatan Timur Tengah modern. Putra Mahkota Saudi juga disebut punya tekad untuk terlibat di medan. Ini dapat dilihat dari ancamannya yang menyebut Saudi akan mengembangkan senjata nuklir jika Iran benar-benar memilikinya.

Arab Saudi saat ini memiliki hubungan kuat dengan Presiden Trump. Bahkan riyadh juga disebut-sebut punya hubungan ‘tidak langsung’ dengan Israel. Namun, juga kehilangan pengaruh di Suriah, Irak dan Lebanon. (whc/dakwatuna)

Konten Terkait
Disqus Comments Loading...