Topic
Home / Berita / Internasional / Asia / Fadi Al Batsh; Ilmuwan yang Dianggap Ancaman

Fadi Al Batsh; Ilmuwan yang Dianggap Ancaman

Fadi Al Batsh, ilmuwan Palestina yang dibunuh di Malaysia. (Aljazeera)

dakwatuna.com – Kuala Lumpur. Surat kabar Amerika Serikat, Wall Street Journal menyebutkan, Fadi Al Batsh pernah merilis hasil riset tentang pesawat pengintai (drone). Al Batsh merupakan ilmuwan asal Palestina yang dibunuh orang tak dikenal di Kuala Lumpur, Malaysia.

Lebih lanjut, WSJ juga menyebut Al Bats merupakan seorang ahli dibidang rudal. Namun pihak keluarga enggan mengonfirmasi kabar tersebut.

Dilansir Aljazeera.net, Selasa (24/04/2018), WSJ menyebut Al Batsh dibunuh orang tak dikenal saat hendak ke masjid untuk shalat subuh. Disebutkan, pelaku pembunuhan berjumlah dua orang dengan mengendarai sepeda motor dan mengenakan helm.

WSJ juga mengabarkan soal respon Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) yang menuding Israel sebagai otak di balik pembunuhan Al Batsh.

Namun, Otoritas Penjajah Israel menolak memberikan pernyataan terkait hal itu. Dalam sebuah program di salah satu radio, Menhan Israel Avigdor Lieberman menyebut Al Batsh bukan ‘pemuka agama’.

Lebih lanjut dalam editorialnya WSJ menyebut Al Batsh turut serta dalam penyusunan riset di laman Institut Fisika tahun 2014 lalu. Riset Al Batsh saat itu berfokus pada penambahan sumber daya yang stabil sehingga pesawat tanpa awak dapat lebih diandalkan.

WSJ menambahkan, Institut tempat Al Batsh bekerja itu tutup pada hari Ahad (22/04), sehingga belum bisa dimintai keterangan terkait hal tersebut.

Penggunaan pesawat tanpa awak, baik untuk pengintai maupun senjata, menjadi sumber kekhawatiran tersendiri bagi Ototitas Israel. Tahun lalu, pertahanan Israel berhasil menjatuhkan satu pesawat tanpa awak yang diklaim dari Hamas di Gaza.

Sementara itu, WSJ juga mengutip pernyataan Ahmad Zahid Hamidi, Wakil Perdana Menteri Malaysia. Hamidi menyatakan, Al Batsh dinilai sebagai ancaman bagi ‘negara seteru Palestina’.

Selain itu, Hamidi juga menyatakan kepada media bahwa Al Batsh merupakan ahli di bidang rudal. Sementara dua orang pembunuhnya diduga berasal dari Eropa, dan terkait dengan intelijen asing.

Terkait informasi bahwa Al Batsh anggota Hamas, WSJ menukil bantahan dari pihak keluarga. Disebutkan bahwa orang tua Al Batsh menegaskan bahwa putra mereka bukan anggoat Hamas, bukan pula ahli di bidang rudal.

WSJ juga berbicara panjang soal kronologi pembunuhan Al Batsh, pernyataan Hamas terkait sosok dan pembunuhan Al Batsh, hingga ketakutan terhadap ancaman pesawat pengintai. (whc/dakwatuna)

Redaktur: William

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Lihat Juga

Grand Launching SALAM Teknologi Solusi Aman Covid-19 untuk Masjid

Figure
Organization