Aku Masih Hidup, Tapi di Bawah Tanah Ghouta

 

Ahmed Hamdan, berswafoto bersama kucing sebelum tewas. (Aljazeera.net)

dakwatuna.com – Damaskus. Postingan dengan tagar #AkumasihHidup, belum genap 10 hari mengudara. Namun, tampaknya pesawat-pesawat tempur Rusia sudah tak sabar untuk melengkapi kisah tragis yang telah tertuang melalui lensa dan tulisannya.

Pengunggah postingan itu adalah Ahmed Hamdan, seorang anggota Pusat Informasi Ghouta. Dilansir Aljazeera.net, Kamis (15/03/2018), kantor tempat ia bernaung beberapa saat lalu mengumumkan kabar meninggalnya. Disebutkan, ia tewas akibat serangan Rusia yang menyasar kota Hamuriyah di Ghouta Timur.

Sebelum terbunuh, Hamdan mengunggah swafoto-nya di media sosial bersama seekor kucing. Dalam postingannya itu, ia menyeru dunia untuk mendukung dan membantu penduduk Ghouta yang terblokade dan terancam dengan operasi pembersihan eksistensi.

Hamdan mengatakan, “Bila Anda ingin mendukung kami, berfotolah seperti aku dan unggah ke twitter. Tulislah di dalamnya: Aku bersama kalian dan menyeru dunia untuk memberi dukungan. #AkuMasihHidup #IamstillaLive.”

Lebih lanjut ia juga menjelaskan, dirinya berbicara di Ghouta pasca lebih dari seribu serangan udara dan lebih dari 500 tewas serta 4000-an lainnya luka-luka. Selain itu, hampir 2000 rumah dirusak.

Fakta itu mengakibatkan 400.000 penduduk Ghouta yang tersisa, hidup terisolasi dan di ruang bawah tanah.

“Aku dan keluargaku masih bertahan hidup di antara blokade atau serangan rudal,” tegas Hamdan lagi. (whc/dakwatuna)

Sumber: Aljazeera

Konten Terkait
Disqus Comments Loading...