Washington Post: Strategi AS di Suriah Ditakdirkan Gagal

Presiden AS, Donald Trump. (businessinsider.com)

dakwatuna.com – Washington. Surat kabar Washington Post menyebutkan, strategi terbaru Amerika Serikat (AS) di Suriah ditakdirkan untuk gagal. Hal ini dapat dilihat dari akibat strateginya yang menyebabkan para sekutu AS saling bunuh satu sama lain. Sementara surat kabar Inggris, The Guardian menilai, serangan Turki terhadap milisi Kurdi akan mengkhawatirkan seluruh Kawasan.

Dilansir dari Aljazeera.net, Ahad (28/01/2018), beberapa surat kabar di Barat banyak menyoroti perkembangan terkini di Suriah, termasuk cara AS menyikapinya. Washington Post menuliskan, serangan Turki kepada milisi Kurdi, semakin mengungkap kebijakan AS di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump.

Selain itu, pengumuman Menlu Rex Tillerson yang menyebut negaranya perlu jalan terbuka untuk akses pasukan darat ke timur laut Suriah, disebut-sebut bertujuan mencegah kembalinya pasukan ISIS. Selain juga adanya tujuan lain seperti menekan keberadaan Iran, memberantas Al-Qaeda, serta mengamankan proses penyelesaian konflik Suriah yang tanpa melibatkan Bashar al-Assad.

Lebih lanjut, pertempuran kedua sekutu AS – Turki dan Milisi Kurdi, menjadi batu sandungan tersendiri terhadap setiap strategi AS. Hal ini karena AS dituntut untuk menjaga hubungan baik dengan kedua sekutunya tersebut.

Gönül Tol, Direktur Pusat Studi Turki Institut Timur Tengah di Washington, turut menyampaikan pendapatnya terkait perkembangan terjadi. Menurutnya, sangat mungkin bagi Turki untuk menyerang Manbij. Sebuah wilayah yang di dalamnya terdapat pasukan AS yang tengah bertugas membantu milisi Kurdi.

Sementara New York Times (NYT) mengabarkan, serangan Turki terhadap milisi kurdi di Afrin Suriah akan mengubah seluruh tatanan wilayah tersebut. Disebutkan, hal itu bukan hanya masalah lokal belaka. Melainkan juga akan berimplikasi pada revolusi kurdi yang lebih luas lagi.

Negara-negara Barat, lanjutnya, harus segera memperjelas keinginan mereka atas Timur Tengah. Jika tidak, maka situasi akan menguntungkan pemain lain.

Bangsa Kurdi di Iran, Irak, Suriah dan Turki, mengalami satu nasib yang sama. Hal itu bisa saja akan mendorong mereka untuk melakukan revolusi yang tidak hanya terjadi di satu negara saja. Maka dari itu, perkembangan di Afrin bukan hanya berdampak pada masa depan Kurdi di Utara Suriah. Tapi disinyalir juga akan mengubah tatanan di Kawasan. (whc/dakwatuna)

Sumber: Aljazeera

Konten Terkait
Disqus Comments Loading...