Topic
Home / Berita / Opini / Media Arab dan Talkshow Anies di Mata Najwa

Media Arab dan Talkshow Anies di Mata Najwa

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi-Infografis (inet)

dakwatuna.com – Nggak tahan juga mau comment masalah kontroversi acara Mata Najwa. Kebetulan pak Anies dan bu Najwa keduanya turunan Arab, karena itu saya jadi ingat acara talkshow di TV TV Arab.

Acara talkshow TV-TV Arab terkenal dengan kebebasannya dalam berpendapat dan berekspresi, channel-channel media TV satelit Arab seperti Al-Jazeera,Al-Arabiya, LBC,CBC, Dream TV, Al-Hurra dan lainnya adalah bintang-bintang acara talkshow di Arab.

Cara orang Arab mampu membuat acara yang bebas dari cengkeraman dan larangan para diktator adalah dengan membuat siaran televisi satelit. Karena satelit berada di luar angkasa, maka para diktator tidak akan bisa membredel media-media itu. Satelit-satelit itu berada di luar wilayah yurisdiksi mereka.

Sejak pertengahan dekade 90an, acara-acara TV Arab yang bebas dan merdeka dari para diktator menjamur, orang-orang Arab berbondong bondong membeli perangkat receiver satelit. Hal ini menjadikan kawasan Arab sebagai kawasan siaran berbasis parabola satelit terbanyak dan terbesar di dunia. Di atap-atap apartemen Arab akan terlihat ribuan piringan receiver satelit para penghuninya.

Salah satu acara TV-TV satelit yang digemari orang Arab adalah talkshow terutama dalam masalah politik dan keagamaan, acara-acara talkshow itu begitu bebas. Saking bebasnya, tidak jarang di dalam acara talkshow itu terjadi perang mulut hingga fisik.

Meski begitu, talkshow-talkshow bebas seperti itu tetap digemari orang Arab karena unsur kebebasan dan transparansi informasinya, sudah menjadi rahasia umum kalau orang Arab itu bosan dibohongi oleh para raja dan presiden yang diktator.

Kembali ke pak Anies dan Bu Najwa, dalam talkshow mata Najwa kemarin saya melihat kedua sosok yang berketurunan Arab ini merefleksikan sosok-sosok orang Arab yang tampil dalam acara talkshow.

Cara berpikir dan gaya Bu Najwa membawa acara talkshow ini mirip-mirip dengan presenter-presenter Arab yang pro-pemerintah. Meski dari kulit luarnya seakan menerima dialog, akan tetapi dalam proses dialognya terkesan tidak demokratis, bahkan cenderung anti demokrasi.

Presenter-presenter Arab dari televisi Mesir, Saudi, Lebanon dan Emirat selalu menjadikan presenter bukan sebagai jembatan dialog akan tetapi mirip seperti narasumber, tamu talkshow yang kritis akan dihabisi oleh presenter sedangkan yang pro pemerintah akan dipuji setinggi langit, tentunya dengan topeng-topeng manis dialog.

Sedangkan kalau melihat pak Anies mirip seperti pemimpin-pemimpin Arab yang terpilih secara demokratis pasca revolusi Arabic spring. Dalam setiap talkshow milik televisi pendukung kekuatan anti revolusi pembicaraannya selalu dipotong, disalahin, dipojokkan habis habisan. Saya ingat bagaimana Presiden Mursi dan Presiden Al Marzuqi dicecar oleh pertanyaan-pertanyaan yang mirip dengan interogasi di TV-TV pendukung diktator.

Karena para pemimpin Arab yang terpilih rakyat ini rata rata orang saleh dan berpendidikan, maka mereka justru menampakkan wisdomnya dalam situasi-situasi talkshow seperti itu, mirip dengan sikap pak Anies. Orang-orang bijak seperti ini memilih mendinginkan kepala ketimbang meladeni kegilaan presenter yang berat sebelah.

Dunia ternyata sempit, apa yang terjadi di Arab juga terjadi di sini. (mutawakkil/dakwatuna.com)

Redaktur: Samin Barkah

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Sarjana lulusan Universitas Al-Azhar, Cairo-Egypt. Saat ini aktif sebagai dai dan pengamat sosial politik Timur Tengah.

Lihat Juga

Grand Launching SALAM Teknologi Solusi Aman Covid-19 untuk Masjid

Figure
Organization