Besok, PBB Gelar Sidang Darurat Sikapi Pernyataan Trump Terkait Al-Quds

Rapat sidang umum PBB (goodnewsfromindonesia.com)

dakwatuna.com – New York. Majelis Umum PBB akan menggelar sidang darurat pada besok hari, Kamis (21/12/2017) untuk melakukan voting terhadap draft resolusi membatalkan pernyataan Trump terkait Al-Quds.

Sehari sebelumnya, Rabu (19/12/2017) mayoritas anggota telah menyetujui resolusi berisi penegasan hak bagi bangsa Palestina dalam menentukan nasibnya sendiri, termasuk mendirikan negara yang berdaulat.

Presiden Majelis Umum PBB Miroslav Lajcak menyetujui permintaan Turki dan Yaman, agar PBB menggelar sidang darurat untuk melakukan voting terhadap resolusi yang meminta presiden Trump membatalkan keputusannya menjadikan Al-Quds sebagai ibukota Israel.

Sidang darurat tersebut mengacu kepada resolusi no.377 yang dikenal dengan nama “Uniting for peace.” Sidang dengan tema serupa pernah dilakukan sebanyak 10 kali, yang terakhir digelar pada tahun 2009 lalu terkait Al-Quds dan tanah terjajah lainnya di Palestina. Dan rapat darurat besok merupakan kelanjutan dari rapat tahun 2009 lalu.

Rapat ini dilangsungkan setelah Amerika menggunakan hak vetonya menolak draft resolusi yang diajukan Mesir atas permintaan Palestina, agar keputusan Trump terkait Al-Quds dibatalkan. Kendati mendapat dukungan mayoritas anggota DK PBB, namun veto Amerika menjadikan rancangan resolusi gagal mencapai suara bulat.

Menyikapi kondisi ini Yaman dan Turki meminta agar PBB menggelar rapat darurat melalui sidang umum, sebagai representatif dari negara-negara Arab dan juga OKI. Hal ini sejalan dengan keinginan para pejabat Palestina paska veto Amerika, yang meminta agar pembahasan ini masuk ke sidang umum PBB.

Dubes Palestina di PBB Riyadh Manshur mengaku optimis resolusi tersebut akan mendapat dukungan luas. Menurutnya Al-Quds merupakan permasalahan yang solusinya didapat dari perundingan.

“Sidang umum besok akan menentukan, tanpa dihantui rasa takut adanya veto, bahwa dunia internasional menolak pernyataan sepihak Amerika terkait Al-Quds,” tegas dia seperti dikutip Aljazeera, Rabu (20/12/2017).

Sebelumnya dubes Amerika di PBB Nikki Haley menyebut voting yang dilakukan di DK PBB beberapa waktu lalu sebagai bentuk penghinaan terhadap negaranya. Tindakan yang tidak dapat dilupakan.

Ia kemudian mengancam negara-negara yang mendukung draft resolusi yang digagas negara Arab dan OKI dalam sidang umum PBB besok. “Kamis besok, akan dilakukan voting terhadap sikap kami. Amerika akan tandai negara-negara mana saja yang mendukung,” ancam Haley. (msy/dakwatuna)

Sumber: Aljazeera.net

Wakil Direktur Studi Informasi Alam Islami (SINAI) Mesir 2008
Konten Terkait
Disqus Comments Loading...