Topic
Home / Berita / Internasional / Lebanon, Arena Baru Perang Proksi Arab Saudi – Iran

Lebanon, Arena Baru Perang Proksi Arab Saudi – Iran

Ilustrasi. (bloombergview.com)

dakwatuna.com – London. Majalah asal Inggris, The Economist, mengangkat eskalasi ketegangan antara Arab Saudi dan Iran di Lebanon, setelah PM Saad al-Hariri mengumumkan pengunduran dirinya. Menurut laporan, Saudi dan Iran menjadikan Lebanon sebagai area baru bagi pertentangan dan persaingan regional mereka.

Di awal, laporan membahas terkait Saad Hariri yang merupakan putra dari PM Rafiq Hariri yang dibunuh pda 2005 silam. Dijelaskan Saad Hariri mendorong kemajuan politik setelah ayahnya meninggal. Namun, pengunduran dirinya yang disinyalir ada paksaan dari Riyadh, bisa jadi akan menambah popularitasnya.

Ditambahkan, mayoritas rakyat Lebanon termasuk Presiden Michel Aoun, meyakini bahwa Hariri mendapat tekanan dari Saudi. Puncaknya rakyat Lebanon dikejutkan dengan pengunduran diri Hariri pada awal bulan ini. Sebuah keputusan yang diaebu-sebut sangt ambigu, khususnya setelah ia mengecam Iran sebagai sekutu kuat bagi Syiah Hizbullah Lebanon.

Dikatakan, Hariri sedang dalam perjalalanan menuju Prancis untuk memenuhi undangan Presiden Emmanuel Macron. Presiden Macron sendiri juga disebut melakukan kunjungan mendadak ke Saudi pada 09/11 lalu.

The Economist menambahkan, ini bukan kali pertama Lebanon menjadi arena bagi perang proxi antar kekuatan asing. Tapi, untuk pertentangan antara Saudi yang notabene keluatan Sunni dan Iran yang mewakili kekuatan Syiah, baru pertama ini terjadi di Lebanon.

Laporan juga menyebutkan, Saudi pada beberapa dekade terakhir telah menyuntikkan dana yang besar pada Lebanon. Namun ternyata, fakta yang terjadi adalah Hizbullah Syiah lah yang berkuasa atas persendian negara Lebanon. Lebih dari itu, Hizbullah juga menjelma menjadi kekuatan tempur di luar Lebanon. Sedang Hariri dinalai tidak berhasil dalam mengekang partai ini, lebih-lebih menghentikan dukungannya pada ambisi Iran di Kawasan.

Terkait pengunduran diri Hariri, laporan menyebut pengaruh Hizbullah di negara ini dalam ancaman. Ditambahkan, para pejabat Saudi menuding Iran dan Hizbullah sebagai aktor penyerangan rudal yang diluncurkan dari Yaman dan menargetkan Bandara Internasional Raja Khalid di Riyadh.

Namun, laporan menyebut Saudi akan salah jika berusaha menyeret Amerika dan Israel dalam perang melawan Hizbullah. Dijelaskan, saat ini Israel sedang mewaspadai adanya konflik baru di Lebanon.

Lebih lanjut disebutkan, Hariri mengisyaratkan untuk membatalkan pengunduran dirinya jika Lebanon mau memenuhi tuntutan Saudi. Jika tidak, sangat mungkin akan ada pemberlakuan sanksi pada Lebanon yang enggan memenuhi tuntutan Saudi itu. (whc/dakwatuna)

Sumber: Aljazeera

Redaktur: William

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Lihat Juga

Di Hadapan Ivanka Trump, Tun Mahathir Kecam Keras Amerika Serikat

Figure
Organization