Menlu Iran: Sebagian Pemimpin Muda Jadikan Timur Tengah dalam Bahaya

Mohammad Javad Zarif. (aljazeera)

dakwatuna.com – Teheran. Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran, Mohamad Javad Zarif, menyebut sebagian pemimpin muda di Timur Tengah membawa kawasan ke dalam situasi berbahaya. Ia juga menyeru adanya kerjasama internasional untuk mencegah segala ketegangan di Kawasan.

“Kita perlu mengirim pesan kepada mereka, para pemimpin muda, yang membawa Kawasan ke dalam situasi yang buruk dan berbahaya,” kata Zarif, seperti dilansir dari Aljazeera.net, Sabtu (11/11/2017). Selain itu, ia juga menyebut para pemimpin muda itu tidak mengetahui secara akurat kondisi di Kawasan.

Ia menambahkan, “Kawasan mengalami suatu perubahan positif dengan mundurnya ISIS di Suriah dan Irak. Namun pada sebagian kebijakan berbahaya dan tak masuk akal yang diambil beberapa negara, dapat menyebabkan Kawasan ini dalam situasi berbahaya. Tampaknya, beberapa kekuatan merasa tidak rela dengan kemajuan yang diwujudkan dalam pemberantasan teroris. Mereka berupaya menggagalkannya. Ini yang menjadi ancaman bagi keamanan Kawasan, dan yang utama mengancam negara-negara yang menyukut perang.

Selain itu, Zarif juga melayangkan kritiknya melalui akun twitter pribadinya. Katanya, “Orang-orang berpengalaman mestinya paham bahwa bertaruh pada pilihan yang salah dapat menyebabkan krisis. Memaksakan pilihan seperti itu sangat tidak bijaksanan. Akhirnya hanya akan menimbulkn penyesalan.”

Sebelumnya, Ahmed Khatami seorang khatib di Teheran mengatakan, negaranya akan menyerang Arab Saudi jika mereka melakukan tindakan apapun melawan Iran.

Khatami juga menyebutkan ancaman Bin Salman terhadap Iran sangat kekanak-kanakan. Ia juga mengkritisi intervensi Saudi di Libanon. Menurutnya, pengunduran diri PM Libanon merupkan hasil desakan dari Riyadh.

Pada Senin (06/11) lalu, Koalisi Arab yang dipimpin Arab Saudi mengeluarkan pernyataan resmi terkait keterlibatan Teheran dalam memberi rudal balistik pada milisi Hutsi untuk menyerang Riyadh. “Tindakan itu merupakan agresi militer langsung rezim Iran. Itu bisa disebut juga dengan menabuh genderang perang pada Kerajaan Saudi,” seperti termaktub dalam pernyataan. (whc/dakwatuna)

Sumber: Aljazeera

Konten ini telah dimodifikasi pada 11/11/17 | 19:31 19:31

Konten Terkait
Disqus Comments Loading...