dakwatuna.com – Paris. Presiden Prancis, Emmanuel Macron mengatakan, Turki tetap menjadi mitra kunci bagi Uni Eropa (UE). Menurutnya, hubungan itu harus dijaga meskipun beberapa saat terkahir Ankara mengambil sikap yang cukup mengganggu.
Dilansir dari Aljazeera.net, Kamis (07/09/2017), Macron menyebutkan bahwa Turki semakin menjauh dari UE. Ia berharap, tidak ada perpecahan di antara kedua belah pihak.
“Sebenarnya, Turki telah tergusur dari UE dalam beberapa bulan terakhir. Mereka juga telah melakukan tindakan yang tidak dapat diterima. Itu tentu menimbulkan keprihatinan yang tidak bisa diabaikan,” katanya saat diwawancarai surat kabar Yunani, Ekathimerini.
Ia menambahkan, “Tapi aku ingin menghindari segala perselisihan. Karena mereka (Turki, red) merupakan mitra kunci dalam berbagai krisis yang kami hadapi bersama. Terutama masalah pengungsi dan ancaman terorisme.”
Pernyataan Presiden Macron ini tentu bertolak belakang dengan pernyataan Kanselir Jerman, Angela Merkel. Sebelumnya, Merkel menyebut pembahasan keanggotaan Turki di UE harus dihentikan.
Beberapa waktu terakhir ini, Merkel kedapatan sering melontarkan pernyataan yang kontra dengan Turki. Puncaknya ia menyebut Turki tak pantas jadi anggota UE, dan berupaya menggalang dukungan terkait hal itu.
Bahkan, Merkel juga mengancam akan meningkatkan langkah-langkah ekonomi terhadap Turki. Ia juga menyebut perlunya memperingatkan warga Jerman untuk tidak bepergian ke Turki. (whc/dakwatuna)
Sumber: Al-Jazeera
Redaktur: William
Beri Nilai: