dakwatuna.com – Washington. Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat (Kemenlu AS), melalui laporan tahunannya mengkritisi situasi kebebasan beragama di Arab Saudi dan Bahrain tahun 2016.
Dalam pembukaan laporannya, Selasa (15/08/2017), Menlu AS Rex Tillerson menyampaikan keprihatinan negaranya terkait kebebasan beragama di Arab Saudi. Ia juga menyeru Riyadh untuk lebih memberi ruang bagi kebebasan beragama bagi seluruh rakyatnya.
Rex menambahkan, yang menjadi keprihatinan utama negaranya adalah berbagai serangan yang menyasar komunitas Syiah.
Terkait kondisi di Bahrain, Rex menyebutkan pihak Al-Manamah terus menangkapi para pimpinan Syiah dan para aktivis serta oposisi politik.
Koresponden Al-Jazeera menjelaskan, laporan Kemenlu AS juga menyoroti kebebasan beragama di negara lain seperti Iran dan Tiongkok. Tiongkok disebut terus melakukan penyiksaan terhadap kaum minoritas semacam Muslim Uighur.
Kemenlu AS sejak tahun 1999 senantiasa mengeluarkan laporan tahunan yang juga menyoroti kebebasan beragama di seluruh dunia. (whc/dakwatuna)
Sumber: Aljazeera.net
Redaktur: William
Beri Nilai: