Topic
Home / Berita / Internasional / Suasana Perang Hantui Semenanjung Korea

Suasana Perang Hantui Semenanjung Korea

Ilustrasi – Peta Semenanjung Korea.. (inet)

dakwatuna.com – Washington. Saling ancam yang dilakukan oleh Korea Utara (Korut) dan Amerika Serikat (AS) menjadikan wilayah di Semenanjung Korea bersuasanakan perang. Selain itu, ketakutan juga melanda para penduduk pulau Guam karena diancam oleh Pyonyang untuk diserang dengan rudal balistiknya. Di waktu yang sama, sebuah surat kabar Tiongkok melaporkan, Beijing akan berada netral jika sekutu komunisnya itu diserang oleh Washington.

Kekhawatiran semakin memuncak di saat Pyongyang mengumumkan bahwa mereka telah menyusun rencana penyerangan pulau Guam pada pertengahan bulan ini. Guam merupakan sebuah pulau yang terletak di Samudera Pasifik dan terdapat di dalamnya dua pangkalan militer AS, laut dan darat, serta dilengkapi dengan empat rudal balistik antarbenua.

Suasana diperkeruh dengan rentetan ancaman yang keluar dari Presiden AS, Donald Trump. Meskipun, pihak Washington menegaskan bahwa mereka masih mencari opsi-opsi diplomatik.

Hari ini, Jumat (11/08/2017), surat kabar Global Times Tingkok mengabarkan, Beijing akan berlaku netral jika pada akhirnya Korut menyerang wilayah AS dan Washington membalas.

Sementara itu, Perdana Menteri (PM) Australia, Malcolm Turnbull menegaskan, negaranya akan membantu AS jika nantinya diserang oleh Korut. Hal itu karena adanya perjanjian yang ditandatangani tahun 1951 silam.

Sedangkan Tokyo pada hari kemarin menegaskan, militernya akan menangkal setiap rudal yang diluncurkan Korut ke pulau Guam. Tindakan ini bukan tanpa alasan. Karena pemerintah Jepang menilai, setiap ancaman terhadap pulau tersebut, juga menjadi ancaman bagi keberadaan negeri Matahari Terbit tersebut.

Sekretaris kepala pemerintahan Jepang menyatakan, Tokyo dan Washington telah sepakat untuk meningkatkan kekuatan pencegahan bersama. Sebagaimana Korsel juga telah berulang kali memperingatkan tetangganya, Korut, itu.

Ketegangan di Semenanjung Korea semakin bertambah seiring dengan uji coba rudal yang dilakukan oleh Korut. Pada bulan Juli lalu, pihak Pyongyang meluncurkan dua rudal balistik antarbenua  sebagai langkah uji coba.

Ketegangan mencapai puncak saat Dewan Keamanan Persatuan Bangsa-bangsa (DK PBB) menjatuhkan sanksi baru atas negara yang dipimpin oleh Presiden Kim Jong-un itu.

Presiden Trump menyebut pemimpin Korut itu dengan tidak menghormati negaranya. Bahkan, jika Korut berani menyerang pulau Guam, ancam Trump, maka Korut akan tertimpa serangan yang belum pernah dilihat seorangpun di dunia.

Namun begitu, di waktu bersamaan, Trump menegaskan bahwa negaranya masih berupaya menempuh langkah diplomatik dalam menyelesaikan krisis Korut ini.

Sedangkan Menteri Pertahanan (Menhan) AS, James Mattis menyebutkan, perang antara AS dan Korut akan menjadi bencana. Ia menegaskan, negaranya sangat siap untuk segala kemungkinan perang. Namun, jalur diplomasi masih menjadi fokus negaranya untuk saat ini. (whc/dakwatuna)

Sumber: Aljazeera.net

Redaktur: William

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Lihat Juga

Di Hadapan Ivanka Trump, Tun Mahathir Kecam Keras Amerika Serikat

Figure
Organization