Strategi Baru Amerika Serikat: Bayar, Anda Selamat!

DR. Faisal Al-Qassim. (al-quds.co)

Oleh: DR. Faisal Al-Qassim

dakwatuna.com – Doha. Kita tidak akan pernah dapat memahami konflik yang terjadi di Teluk saat ini, tanpa melihat kembali serangkaian pernyataan dan cuitan Donald Trump selama masa kampanye pemilihan presiden dan sebelum ia menginjakkan kaki di Gedung Putih. Donald Trump adalah sosok yang sarkastis, bahkan cenderung mengabaikan kesopanan dan tidak dewasa.

Amerika Serikat (AS) tidak lagi melihat sekutu Arab-nya sebagai figur mitra, melainkan sebagai kumpulan negara yang punya banyak harta. Sehingga harta itu harus diperas hingga sen terakhir untuk mendapatkan perlindungan AS. Hal ini dapat kita lihat dalam cuitan Trump sebelum kunjungan ‘bersejarahnya’ ke Arab Saudi. “Arab harus membayar miliaran dolar kepada Amerika Serikat sebagai imbalan perlindungan kami kepada mereka. Tanpa kami, mereka akan jatuh,” begitu cuitan sang Presiden.

Dalam cuitan yang lain, Trump mengatakan, “Mereka (Arab, red) hanyalah tanduk kosong, penakut dan pengecut. Mereka punya harta, tapi tidak punya keberanian.”

Pada cuitan yang lain, Trump menambahkan, “Kabarkan kepada Arab bahwa kami perlu minyak gratis hingga puluhan tahun mendatang. Jika tidak, kami tak akan lindungi pesawat mereka secara khusus. Bayarlah!”

Selanjutnya, Trump juga mengolok-olok para pemimpin AS terdahulunya. Katanya, “Apakah Anda melihat bagaimana beberapa negara Arab memanipulasi para pemimpin politik kita yang bodoh untuk melindungi mereka dari IS? Bagaimana bisa mereka tidak membayar?”

Tak lupa, Trump juga menjadikan ancaman Iran untuk memeras Arab lebih banyak lagi. “Kami siap melindungi beberapa negara Arab dari Iran dan lainnya dengan cara mengirimkan kapal perang. Berapa yang kalian sanggup bayar untuk perlindungan ini?” cuitannya pada suatu kesempatan.

Kemudian, Presiden AS itu juga merangkum strategi baru dan proyek masa depan AS setelah berkuasa melalui salah satu cuitannya. “Kalian (Arab, red) mendapat milayaran dolar setiap harinya melalui minyak. Kalian juga memerlukan bantuan kami untuk perlindungan. Untuk itu kalian harus membayar banyak, tidak sekedar basa-basi.”

Trump juga mengungkit kelemahan Arab dan ketidakmampuan mereka dalam melindungi negara mereka sendiri. Trump lalu memprovokasi Arab dalam salah satu cuitannya, “Musuh melakukan penyerangan kepada mereka (Arab, red), tapi mereka tidak melakukan hal yang sama. Untuk itu, kalian harus membayar dengan kekayaan mutlak kepada kami untuk perlindungan. Terutama karena kekayaan mereka triliunan banyaknya.”

Dalam cuitan yang lain, Trump tidak sungkan menghina Arab. Katanya, “Kami ingin tahu berapa harga yang mampu dibayarkan pihak yang kami bantu untuk menyelamatkan mereka dari kepunahan total. Bayarlah sekarang!”

AS rupanya telah berani unjuk gigi dengan sesungguhnya. Mereka tidak lagi berbicara dengan bahasa politik dan diplomatik, tapi dengan bahasa koboi yang terang-terangan. Kami menginginkan harta Arab, jika tidak maka enyahlah mereka dari dunia ini. Karena keberadaan kalian berhubungan dengan kami. Cukuplah kalian dengan makan dan minum, sedangkan harta kalian seluruhnya harus berada dibawah pengelolaan dan untuk kepentingan kami.

Yang seperti ini, mengingatkan kita dengan ancaman yang dilontarkan oleh kebijakan Fox Amerika, Henry Kissinger pada lebih dari setengah abad lalu. Saat itu, setelah memutus pasokan minyak terhadap Amerika selama perang Yom Kippur pada tahun 1973, Arab mengancam akan membayar setiap sen dari Genoa dari penjualan miyak setiap harinya.

Tampaknya, saat ini telah mencapai akhir. Presiden Trump telah mendapakan sekira setengah triliun dolar hanya dalam kunjungannya ke Arab Saudi saja. Dana sebesar itu adalah fiksi bahkan bagi standar Amerika. Dan jangan lupa, perundangan Jasta (Justice Against Sponsors of Terrorism Act) yang terkenal jahat itu, ditujukan untuk mengakuisisi investasi Arab Saudi di Amerika sebagai kompensasi atas tragedi 11 September.

Setelah mendapatkan sebagian dari upeti, tampak Trump tidak lagi mengarahkan ancamannya ke Arab Saudi. Ia seakan melupakan semua cuitan ‘kurang ajarnya’ terdahulu. Kini, ia mulai menarget negara lain dengan maksud mendapatkan yang sama seperti sebelumnya. Yang paling tampak adalah tuduhan bahwa Qatar mendanai terorisme. Tapi semua tahu, bahwa  tuduhan absurd itu hanya ditujukan untuk menjarah kekayaan negara yang tidak membayar upeti kepada Amerika.

Amerika sepertinya belum cukup dengan penawaran senjata bernilai miliaran dolar kepada negara-negara Arab. Dana yang di atas disebut sebagai fiksi, menjadi seperti rahang dan persembunyian bagi keserakahan negeri Paman Sam di era Trump. Negara kita, khususnya Teluk, hanya dipandang sebagai stasiun minyak oleh Amerika sebagaimana yang pernah dituliskan oleh penulis Amerika, Thomas Friedman. Setiap yang dikehendaki Amerika dari Kawasan, hanya untuk mengisi tangki mereka dari stasiun minyak, dan agar pemiliknya pergi ke neraka.

Amerika melihat kami hanyalah makhluk yang sekedar makan, minum dan hidup di bawah perlindungan Amerika. Kita tidak pernah tahu apakah dalam waktu dekat Amerika akan meminta kita agar mengalokasikan dana sovereign untuk generasi mendatang, dengan mengabaikan hak-hak  masyarakat dan masa depan generasi penerusnya.

Perhatikanlah, berapa kali diulang kalimat “Bayarlah” di cuitan-cuitan Trump yang kami sampaikan di atas. Perhatikan pula berapa kali diuang kata miliar dan triliun di sana. Lebih dari itu, perhatikan bagaimana bahasa sang Presiden sebelum pembayaran yang penuh dengan penghinaan dan cemoohan terhadap Arab. Serta perhatikan bagaimana Trump menelan setiap pernyataannya setelah Arab Saudi membayar dengan dana sekitar setengah triliun dolar.

Kemarin Trump menyebut Arab Saudi dengan tudingan teroris. Juga menyebut warga Arab Saudi sebagai tanduk kosong. Lalu kemudian Arab Saudi melumpuhkannya setelah ia mengambil upeti dari dari ‘sahabat bersejarahnya’ itu. Para pemimpin Arab Saudi, kemudian menjadi teman dekat yang paling dicintai Trump.

Singkatnya, konflik Teluk hanyalah permainan untuk memeras dan mengorek kekayaan. Genderang ditabuh untuk negara yang disebut ‘teroris’, tapi sejatinya ditujukan untuk negara yang ‘kaya-raya’. Bayarlah, maka Anda akan selamat! (whc/dakwatuna)

Sumber: Al-Quds Al-Arabi

Konten Terkait
Disqus Comments Loading...