Dubes AS: Terkait Permukiman Yahudi, Trump Berbeda dengan Pendahulunya

Dubes AS untuk Israel, David Friedman. (aa.com.tr)

dakwatuna.com – Tel Aviv. Duta Besar Amerika Serikat (Dubes AS) untuk Israel yang baru, David Friedman mengatakan, Presiden AS, Donald Trump, tidak membawa rencana perdamaian dalam kunjungannya ke Israel pekan depan. Selain itu, Friedman juga menegaskan, cara pandang Presiden Trump terkait permukiman ilegal Israel di tanah Palestina, berbeda dengan pendahulunya, yaitu mantan presiden Barack Obama.

Friedman, yang baru kemarin resmi dillantik jadi Dubes AS untuk Israel itu mengatakan, “Presiden Trump akan sampai ke Israel dengan tanpa membawa rencana diplomatik ataupun roadmap perdamaian.”

Saat diwawancarai surat kabar “Israel Youm” pada Rabu (17/05/2017), Friedman menambahkan, “Presiden Trump telah menjelaskan bahwa ia terlebih dahulu ingin melihat kedua belah pihak (Palestinna-Israel) duduk bersama, dan berunding tanpa prasyarat apapun. Harapannya hal itu akan dapat menghadirkan perdamaian. Maka dengan begitu AS tidak mendikte mereka bagaimana cara hidup bersama.”

Lebih lanjut, Friedman mengatakan, cara pandang Presiden Trump terhadap permukiman Yahudi di tanah Palestina, sangat berbeda dengan pendahulunya, Barack Obama.

“Saat aku melihat apa yang dia (Trump) katakan terkait permukiman sampai saat ini, maka aku menilai sikapnya sangat berbeda dengan (Barack) Obama. Dia (Trump) tidak melihat permukiman itu sebagai hambatan terhadap proses perdamaian, juga tidak mengatakan untuk pembekuan permukiman. Tapi, ia mengatakan cenderung untuk mencapai pemahaman dengan pemerintah Israel terkait bagaimana menangani permukiman ini. Dan aku yakin, situasinya akan sangat berbeda,” jelas Friedman.

Friedman menambahkan, “Seluruh pihak yang harus berupaya untuk mencapai kesepakatan, bukan Presiden AS. Kami hanya mungkin memberikan bantuan, namun seluruh pihaklah yang harus mengambil keputusan. Dan kami tidak akan memaksa siapapun untuk mengerjakan sesuatu yang tidak dikehendaki.”

“Aku yakin dia (Trump) mampu menggiring seluruh pihak pada sebuah kesepakatan, dan mereka akan rela dengan hasilnya,” tambahnya.

Sebagaimana diwartakan sebelumnya, Presiden Trump dijadwalkan akan tiba di Israel pada 22 Mei mendatang. Dalam kunjungan tersebut, Presiden Trump akan bertemu dengan Perdana Menteri (PM) Israel, Benyamin Netanyahu, dan juga Presiden Israel, Reuven Rivlin. Kemudian, pada keesokan harinya, Presiden Trump akan berkunjung ke Bethlehem di Tepi Barat untuk bertemu dengan Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas. (whc/dakwatuna)

Sumber: Anadolu Ajansı

Konten Terkait
Disqus Comments Loading...