“Stabilitas Kawasan” Jadi Titik Temu Antara Turki dengan Negara-negara Teluk

Bendera negara-negara Teluk. (almokhtsar.com)

dakwatuna.com – Qatar. Abdullah Baabood, Direktur Studi Teluk di Qatar University, mengatakan, titik temu antara Turki dan negara-negara teluk adalah pembahasan tentang stabilitas di kawasan. Hal tersebut karena Baabood menilai, krisis yang selama ini terjadi sudah cukup menyiksa.

Dalam wawancara dengan Anadolu Agency pada pada Kamis (09/03/2017), Baabood menjelaskan, stabilitas adalah permasalahan yang penting bagi kedua belah pihak. Karena baik Turki maupun negara-negara teluk adalah yang terkena dampak langsung dari setiap peristiwa yang terjadi di sana. Sedangkan Turki, menurut Baabood, memiliki peran yang lebih besar baik dalam kompleksitas visi maupun kepentingan.

“Turki merupakan bagian dari regional yang sangat penting bagi negara-negara teluk. Hal tersebut mengingat kebesaran dan kekuatan Turki dalam bidang ekonomi dan keamanan. Begitu pula dengan peran yang dapat mereka mainkan,” papar akademisi asal Oman tersebut.

Baabood mengatakan, “Kita yang hidup di kawasan teluk, lebih banyak mengimpor dan menanamkan investasi di luar negeri. Kenapa hal itu tidak kita lakukan dari dan kepada Turki saja? Turki merupakan negara Islam dan juga sebagai tetangga yang memiliki potensi besar. Maka aku menilai Turki jauh lebih utama dalam hal itu (impor dan investasi, penj.). Sejarah dan budaya kita juga mengharuskan seperti itu.”

Mantan Direktur “Gulf Research Center” di Cambridge University itu juga menambahkan, “Stabilitas kawasan akan diikuti dengan stabilitas di bidang ekonomi dan sosial. Juga akan mendorong kerja sama dan pertukaran ekonomi.”

Lebih lanjut, Baabood juga menilai bahwa setiap perbedaan yang selama ini terjadi antara Turki dan negara-negara teluk, masih bisa dinetralisir.

“Dunia sekarang telah banyak berubah, dan masing-masing memiliki hubungan dengan lainnya. kita di negara-negara teluk, sangat perlu untuk menjalin hubungan dengan Turki. Ada kepentingan dan strategi bersama di sana. Meskipun juga banyak perbedaan, tapi aku melihat semuanya dapat dinetralisir,” pungkas Baabood. (whc/aa.com/dakwatuna)

Konten Terkait
Disqus Comments Loading...