Topic
Home / Berita / Opini / Kunjungan Raja Salman dan Ketampanan Nabi Yusuf

Kunjungan Raja Salman dan Ketampanan Nabi Yusuf

Raja Arab Saudi, Salman bin Abdul Aziz Al Saud (kiri), dengan PM. Malaysia, Muhammad Najib Abdul Razak (kanan). (aa.tr.com/ar)

dakwatuna.com – Kabarnya, raja Salman akan datang bersama lima belas pangeran. Di media sosial, ramai beredar foto-foto para pangeran yang tampan itu. Menurut saya sih, gak tampan-tampan amat, jika dibandingkan dengan Nabi Yusuf. (Jangan dibandingkan dengan saya, hehe)

Memang, seberapa tampan Nabi Yusuf alaihi salam? Mari kita perhatikan kisah ini. Pada suatu hari, para wanita kelas atas di zaman itu mengejek sang permaisuri yang jatuh cinta pada seorang pemuda bernama Yusuf. Permaisuri itu kesal, dia lalu mengundang para wanita tersebut datang ke istana.

Kepada setiap mereka diberikan sebilah pisau, lalu Nabi Yusuf disuruh keluar. Allah SWT menceritakan dalam firman-Nya:

فَلَمَّا سَمِعَتْ بِمَكْرِهِنَّ أَرْسَلَتْ إِلَيْهِنَّ وَأَعْتَدَتْ لَهُنَّ مُتَّكَأً وَآتَتْ كُلَّ وَاحِدَةٍ مِنْهُنَّ سِكِّينًا وَقَالَتِ اخْرُجْ عَلَيْهِنَّ ۖ فَلَمَّا رَأَيْنَهُ أَكْبَرْنَهُ وَقَطَّعْنَ أَيْدِيَهُنَّ وَقُلْنَ حَاشَ لِلَّهِ مَا هَٰذَا بَشَرًا إِنْ هَٰذَا إِلَّا مَلَكٌ كَرِيمٌ

Maka tatkala wanita itu mendengar cercaan mereka, diundangnyalah wanita-wanita itu dan disediakannya bagi mereka tempat duduk, dan diberikannya kepada masing-masing mereka sebuah pisau, kemudian dia berkata (kepada Yusuf), “Keluarlah (nampakkanlah dirimu) kepada mereka”. Maka tatkala wanita-wanita itu melihatnya, mereka kagum kepada (keelokan rupa)nya, dan mereka “memotong” tangannya dan berkata, “Maha sempurna Allah, ini bukanlah manusia. Sesungguhnya ini tidak lain hanyalah malaikat yang mulia”. (Yusuf: 31)

Kata memotong dalam terjemahan ayat itu sengaja saya berikan tanda petik (“). Kenapa? Sebab, dalam terjemahan Alquran umumnya, kata “َقَطَعْن” diterjemahkan sebagai “menggores atau melukai”. Saya tidak sependapat dengan terjemahan itu.

Sebab, kata itu diberikan penekanan (tasydid) sehingga arti yang tepat adalah “memotong dengan keras.” Kata “tergores” punya makna, memotong secara tidak sengaja dan hanya sedikit saja, mungkin sambil memotong buah. Padahal, Alquran tidak menceritakan adanya buah-buahan di ayat tersebut. Mereka hanya diberikan pisau, tetapi tidak diberikan buah.

Penafsiran “tergores” atau “memotong sambil memakan buah” juga terbantahkan karena para ahli sejarah mengatakan, di zaman itu, tidak ada budaya makan buah menggunakan pisau. Penggunaan pisau untuk makan buah baru dikenal belakangan.

Sungguh tak terbayangkan betapa tampannya nabi Yusuf sampai kaum wanita di zaman itu memotong tangan mereka begitu melihatnya.

Betapapun demikian, Yusuf tetaplah seorang yang shalih. Saya jadi ingat lagu Nasyida-Ria, “sayang sungguh sayang, orang tampan tak sembahyang. Nabi Yusuf tampan, dia tetap sembahyang….” Jadi, punya suami tampan tak shalih, buat apa? (Pasti ada wanita yang berfikir, “buat teman kondangan dan foto selfie, ustadz”). (sb/dakwatuna.com)

Redaktur: Samin Barkah

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Menyelesaikan pendidikan dasar di Pondok Pesantren Attaqwa, Bekasi. Lalu melanjutkan studi ke International Islamic University, Pakistan. Kini, dosen di Fakultas Hukum Universitas Djuanda, Bogor. Email: [email protected] Salam Inayatullah Hasyim

Lihat Juga

Mencintai Diri Sendiri

Figure
Organization