Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Ujian yang Datang Beruntun Tanpa Henti, Mungkinkah Azab?

Ujian yang Datang Beruntun Tanpa Henti, Mungkinkah Azab?

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (visokoin.com)

dakwatuna.com – Pernahkah terbesit suatu pikiran tentang ujian yang tak kunjung henti? Datang bertubi-tubi, kian hari kian besar dan terasa teramat berat di pundak. Pernahkah terbesit, jangan-jangan hal itu bukanlah ujian melainkan azab?

Banyak dari kita yang kadang was-was dan bingung membedakan mana yang ujian dan mana yang azab. Karena sejatinya dua hal ini merupakan hal yang sangat berlawanan dan bertentangan. Pertama, ujian merupakan bentuk kasih sayang Allah kepada hamba-Nya. Allah ingin menaikkan derajat hamba-Nya dengan memberi mereka ujian terlebih dahulu. Seperti firman Allah :

Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (ujian) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. (QS.Al-Baqarah : 214)

Bagaimana dengan azab? Azab merupakan bentuk murka Allah kepada hamba-Nya. Azab Allah diturunkan karena adanya pembangkangan seseorang terhadap perintah dan larangan Allah. Hal ini jelas sangat bertentangan dengan apa yang disebut dengan ujian. Lantas, bagaimana membedakan apakah yang sedang menimpa kita ini ujian, ataukah azab?

Pertama, muhasabah diri. Mari menengok ke belakang, apa saja yang telah kita perbuat selama ini. Bila ternyata yang kita perbuat selama ini sudah benar, sudah sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Allah, maka bisa dipastikan yang datang adalah ujian. Allah ingin melihat apakah kita pantas untuk dinaikkan derajatnya, sehingga Ia memberikan ujian kepada kita. Akan tetapi, bila ternyata setelah ditengok ke belakang yang kita lakukan adalah justru keburukan, hal-hal yang ternyata dilarang oleh Allah, atau bahkan hal sepele yang ternyata setelah kita renungi ternyata adalah sebuah kesalahan tapi selama ini kita tak pernah acuh, maka bisa diyakini bahwa yang datang pada kita adalah azab.

Kedua, perasaan hati. Bila yang datang adalah ujian, maka hati kita tidak akan gelisah dan was-was berlebihan. Kita akan yakin bahwa semua ini merupakan salah satu bentuk kasih sayang Allah kepada hamba-Nya. Akan tetapi bila yang datang adalah azab, hati dan perasaan kita akan terus menerus was-was dan gelisah. Kian hari yang ada adalah pertanyaan-pertanyaan mengapa begini, mengapa begitu, mengapa tak kunjung selesai, hingga pertanyaan ‘jangan-jangan ini adalah azab?’

Ketiga, datangnya pertolongan dan kemudahan. Seperti firman allah dalam surah Al Insyirah :

Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. (QS.Al-Insyirah : 5)

Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. (QS. Al-Insyirah : 6)

Ketika yang datang adalah ujian, maka tak lama setelah itu akan datang kemudahan atau nikmat yang tak terduga. Ketika kita berhasil menyelesaikan ujian tersebut, Allah akan menaikkan derajat kita dan memberikan balasan atas keberhasilan kita melewati ujian tersebut. Akan tetapi, bila yang datang adalah azab, maka pertolongan itu tidak akan pernah datang. Bahkan terus menerus datang kesulitan tanpa henti dan membuat kita semakin terpuruk. Naudzubillah. Semoga kita termasuk orang-orang yang senantiasa diberi rahmat dan diberikan ujian sebagai tanda kasih sayang Allah atas hamba-hambaNya. Aamiin..

Wallahu a’lam bis showab. (dakwatuna.com/hdn)

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Mahasiswa Sastra Indonesia UGM angkatan 2015. Peserta Beasiswa Rumah Kepemimpinan Yogyakarta angkatan 8. Peserta Forum Lingkar Pena Yogyakarta angkatan 17.

Lihat Juga

Hidayah dari Ujian

Figure
Organization