Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Kecenderungan yang Menggelora

Kecenderungan yang Menggelora

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi (inet)

dakwatuna.com – Hati memang sangat sulit untuk ditebak bahkan oleh pemiliknya sendiri. Ia mampu menembus batas-batas ruang dan waktu yang tidak bisa dijangkau oleh indra manusia. Tidak heran Allah menjadikannya tolak ukur baik atau buruk segala amal. “Apabila ia baik maka baiklah semua yang ada pada diri, namun apabila ia buruk maka buruklah semua yang ada pada diri”, ujar sang Nabi.

Pada hakikatnya bukan manusia yang mengatur hati, akan tetapi Sang Pemilik sejati, Dia mengatur bagaimana seharusnya hati merasa dan kepada siapa hati cenderung. Oleh karena itu sebenarnya seseorang tidak mencintai, tapi ia dibuat mencintai. Maka setiap manusia hendaknya selalu meminta kepada-Nya supaya tidak dicondongkan kepada kesesatan setelah diberikan petunjuk

Secara fitrah, setiap jiwa memang condong kepada keindahan. Namun perlu diketahui keindahan itu ada dua macam: keindahan zahir dan keindahan batin. Keindahan zahir merupakan perhiasan yang diberikan Allah kepada sebagian makhluk. Ia merupakan bagian dari tambahan yang diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki. Dalam sebuah ayat Allah berfirman, “Allah menambahkan pada penciptaannya apa yang dikehendaki (Q.S. Fatir :1). Adapun keindahan batin adalah apa-apa yang dicintai karena zatnya seperti keluasan ilmu, kemurahan hati, kesolehan diri dan sebagainya. Keindahan batin inilah yang dijadikan Allah sebagai tolak ukur kemuliaan seseorang. Namun tak sedikit orang yang tertipu dengan keindahan zahir dan menjadikannya tolak ukur utama, akhirnya ia pun tersesat dan menyesatkan yang lain. Namun bukanlah suatu kenistaan manusia mencintai hal-hal yang indah dipandang oleh matanya jika ia tidak dibuat lalai mengingat Tuhannya. “Sesungguhnya aku mencintai dengan penuh cinta terhadap barang-barang yang baik sampai aku lalai mengingat Tuhanku,” Ujar Nabi Sulaiman dalam sebuah ayat.

Ingatkah tentang kisah Istri Al-Aziz (Zulaikha) yang terlalu cenderung kepada Yusuf sampai-sampai membuatnya tidak mampu mengontrol diri? Pun begitu dengan semua wanita kota yang memotong jari jemari mereka saat mereka melihat ketampanan yang melekat pada Yusuf. Istri Al-Aziz cenderung kepada Yusuf begitupun dengan Yusuf (Q.S Yusuf : 24) Perhatikan ayat diatas, ternyata Yusuf juga memiliki kecenderungan kepada Zulaikha, namun beliau memiliki self control yang sangat kuat . Maka jika seandainya Yusuf Mencintai keindahan zahir lebih besar dari keindahan batin ia akan dengan mudah tergoda. Kecintaan yang menggelora kepada keindahan batin akan melahirkan kecintaan kepada Khaliq, sementara kecintaan yang menggelora kepada keindahan zahir akan melahirkan kecintaan yang berlebih kepada makhluk. Maka marilah, marilah kita berbenah, karena setiap perbuatan akan dipertanggung jawabkan walaupun sebesar zarrah. Seperti yang dikatakan seorang pujangga dalam syairnya : Sesungguhnya dosa dibalas siksa, seperti nyawa dibalas nyawa. (dakwatuna.com/hdn)

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Presidium Nasional Forum Silaturrahim Studi Ekonomi Islam, Qur'an Reciter, Pembicara Nasional Ekonomi Islam, Penulis

Lihat Juga

Gelorakan Semangat Kepahlawanan untuk Indonesia yang Lebih Baik dan Bermartabat

Figure
Organization