Aku bukan Perempuan Berkhimar Rebah

Ilustrasi.

dakwatuna.com – “Juliaaaaaaaaa…… Ayoo bangun sudah pagi. Kamu ini perempuan macam apa coba. Jam segini masih di Gulung selimut. Ya Allah..  ” Teriak mami Sumi, dari pintu kamar Jul

Terlihat Julia masih tertidur jam menunjukan pukul 08.00 WIB. Mendengar teriakan mami nya, Julia pun langsung membuka kan pintu kamar nya

“Aishh… Mami ada apa sii ? pagi-pagi teriak-teriak lagi” jawab Julia sambil membuka kan pintu.

“Ya Allah, jul. pagi kata mu? Ini sudah pukul 08.00 WIB. Apa kamu tidak malu, jam segini baru bangun? Sudah lah mami sudah bingung harus ngurus kamu kaya gimana lagi” Jawab tegas Mami Sumi sambil meninggalkan Julia

“Yaudah kalau pusing ngurus gue, gue juga bisa kali ngurus diri gue sendiri” Ucap dalam hati sambil kembali ke tempat tidur.

Julia merupakan anak satu-satu nya mami sumi, yang sudah lama ditinggal pergi ayah nya. Julia terlahir dari keluarga yang berada. Namun, karena sikap nya yang selalu membuat kecewa mami nya. terkadang mami nya sudah lelah mengurusi nya seperti apa lagi, Julia sekarang duduk di Kelas 3 SMA. Yang seharus nya dia sudah berkuliah, namun karena dia sering bolos dan gagal dalam belajar ia sering kena Drop Out Sekolah hingga sudah berpuluh-puluh kali pindah sekolah.

Keeesokan Hari nya Julia pergi sekolah dtepat pukul 07.30 WIB sudah berada di kelas

“Wooy.. tumben nih si jalu jam segini udah datang” ucap Ucok teman sekelas nya

“Ah elu, apaan sih. Gue tadi di suruh kepala sekolah buat datang pagi. Entahlah mau diapain”

Jawab Julia

“Jul, di panggil pak Roni ditunggu di Lantai 2 katanya” teriak Rosa dari jendela

“Oke sa, thanks yaa”

“Tuhkan seorang Julia aja di cari Kepala Sekolah haha” jawab Julia pada Ucok

“Ha.. ati-ati loh jul”

Julia pun menuju ke Lantai 2 Ruangan Pak Roni, kepala sekolah di SMA nya.

“Assalamualaikum… pak”

“Waalaikumsalam.. silahkan masuk

“Bapak memanggil saya?” Tanya Julia

“Ia. Duduk” jawab Pak Roni

“Langsung saja yaa jul, bapak tidak mau banyak basa basi sama kamu. Ini sudah yang ke sekian kali nya kamu di panggil oleh pihak sekolah. Dan masalah nya selalu saja kamu tidak sekolah membuat onar. Bolos lah.. “

“Bapak bingung sama kamu, kok kamu gak pernah ada perubahan? Ini surat untuk orang tua kamu. Ini peringatan terakhir dari pihak sekolah” Ujar kepala sekolah

“Iya pak, baik. Terimakasih” jawab Julia sambil meninggalkan ruangan.

Teeeeeeeeeeeeeng!!!!………………

Bel pulang pun berbunyi. Tepat pukul 12.00 WIB pun semua anak-anak SMA Cenderawasih pun pulang. Sesampai nya Julia di Rumah.

“Mi, ini ada surat dari kepala sekolah.” Sambil memberikan secarik kertas surat tersebut

“Ya Allah jul, surat apalagi ini. Jangan bilang kalau kamu bolos lagi atau buat onar di sekolah” Tanya Mami

“iya. Bisa jadi mih. Kaya nya Julia pengen pindah lagi sekolah deh mi. gak betah di sana”

“mau sekolah yang kaya gimana lagi jul? mami sudah bingung menghadapi kamu”

Di dalam panas nya pertengkaran antara Julia dan mami nya. Julia pun meninggalkan ruangan keluarga dan berlari masuk ke kamar nya. tiba-tiba sejam setelah itu datang lah “Bibi” nya Julia sebut saja Bi wita.

Tok.. Tok… Tok….

“Assalamualaikum.. Mbak sum”

“Waalaikumsalam. Pasti wita” Jawab mami sumi

“Kenapa lagi mbak?” Tanya Bi Wita

“Ini wit, si Julia. Mbak udah pusing harus bersikap kaya gimana lagi. Dia buat ulah lagi di sekolah, sering bolos. Dan sekarang minta pindah sekolah” Jawab Mami sumi, sambil meneteskan Air Mata

“Udah yaa mbak, yang sabar. Mungkin suatu saat perilaku si jul bisa berubah” Ujar bi wita

“Iya, wit. Mbak selalu berdoa semoga nanti ada hidayah pada diri Julia” jawab Mami Sumi

“Oiya, Mbak. Wita puny aide, gimana kalau pindahin saja Julia ke Pesantren. Tapi saranku pesantren yang sekalian jauh saja mbak” Ujar Bi Wita

“Hah? Pesantren? Apa dia mau wit. Mbak gak tega juga. Tapi kalau di piker-pikir Ide mu bagus juga wit” Jawab Mami Sumi

“Iya mabk, udah jangan nunggu-nunggu lama. Besok langsung berangkatin saja. Ke pesantren yang di daerah yang jauh dari Kota mbak. Wita tahu tempat nya.” jawab Bi Wita

“Dimana itu wit ? “ Tanya mami Sumi

“di Daerah Garut, Yayasan Pondok Pesantren Qur’ani. Itu pesantren khusus buat anak-anak penghapal Al-Qur’an mbak” Jawab Bi Wita

“Emang nya si Julia mau apa yaa Wit, di pesantrenin kaya gitu” Jawab Mami Sumi

“Gausah bilang Julia, langsung aja sekarang packingin baju-baju dan peralatan selama disana” Jawab Bi Wita

“baiklah kali ini aku harus ijinkan Julia untuk berjauhan dengan ku” Ucap mami sumi dalam hati

Keesokan hari nya tanpa sepengetahuan Julia. Mami sumi pun menyiapkan segala nya untuk keperluan Julia di pesantren.

Tok… Tok… Tok.. !!

“Jul, bangun..” ujar mami sumi

“Iya mi, Julia udah bangun kok” jawab Julia dari dalam kamar

Mami sumi pun kedalam kamar dan menghampiri Julia.

“tumben sekali si jul udah bangun jam segini” ucap dalam hati mami

“ada apa sih mi. pagi-pagi udah rebut aja. Julia gak mau berangkat sekolah” jawab nya sambil tegas

“nggak kok. Mami nggak nyuruh kamu buat sekolah. Justru hari ini mami akan bawa jalan-jalan kamu ke bandung” jawab mami sumi

“hah? Serius mii?” Tanya Julia kaget

“iya serius. Tapi dengan syarat aku pakai, baju yang udah mami sedia kan. Cepet” pungkas mami sumi

Julia pun langsung ke kamar mandi dengan terburu-buru dan memakai baju di tambah hijab di kepala nya. yang biasa nya belum pernah ia kenakan.

“Mamiiii.. Julia udah siap nih” teriak Julia dari tangga

“Ya Allah, cantik sekali kamu nak” jawab mami sumi

“ayoo mi. katanya kita mau jalan-jalan. Kok ada bi wita, bi wita mau ikut juga yaa” pungkas Julia

“iya, bi wita ikut. Ayoo” ujar mami sumi

Selama di perjalanan pun Julia tertidur pulas. Karena di perjalanan menuju lokasi, begitu macet. Sesaat Julia terbangun.

“mam, kita mau kemana sih. Kok nggak nyampe-nyampe” ujar Julia

“Kita mau ke Yayasan Pondok Pesantren Qur’ani” jawab tegas mami sumi

“Hah? Mau ngapain?” Tanya Julia

“Iya, mami serius. Nanti kamu tahu kok” ucap mami sumi

Sampai lah Julia, mami sumi dan bi wita di Kampung Qur’an. Tepat nya di Yayasan Pondok Pesantren Qur’ani Jln. Raya Bojongsoang, Baleendah, Kab. Bandung

Mami sumi dkk pun menuju ke pesantren, yang lokasi nya memang jauh dari warga setempat. Di setiap lapangan yang hijau terlihat lingkaran-lingkaran anak-anak santri yang sedang menghapal Al-qur’an. Begitu sejuk di lihat nya, melihat para santri tersebut. Sampai tidak di sangka mami sumi pun meneteskan Air mata

“Ya Allah, semoga apa yang saya lakukan pada Anakku ini. Memberikan ia hidayah untuk menjadi lebih baik lagi” ucap nya dalam hati

“Ayoo, mbak kita ke rumah Ustadz Imron dulu” ajak bi wita

“Iiiiih, mami masa jalan-jalan nya ke tempat kaya gini sih. Kita udah jalan jauh tau mi” ucap Julia

“sudah jul, ikutin aja.” Jawab mami sumi

Rumah ustadz imron, tepat nya ada di belakang pesantren. Ustadz tersebut lah pemilik dari pesantren qur’an ini.

“Assalamualaikum..  “ ucap bi wita

“Waalaikumsalam.. eh bu wita silahkan masuk”

Tiba-tiba perempuan paruh baya yang membuka kan pintu. Sebut saja ustadzah murni, yang tak lain adalah istri nya ustadz imron. Beliau begitu ramah menyambut kedatangan mami sumi, bi wita dan Julia.

“Bentar yaa, ustadz lagi sholat di masjid. Sebentar lagi juga ke rumah. Silahkan duduk bu. Oh ini pasti Julia yaa.” Ujar ustadzah murni

“Iya ustadzah, ini Julia yang waktu kemarin saya ceritakan dan ini mbak sumi. Kakak perempuan saya” jawab bi wita

“Ayoo jul, beri salam” pinta bi wita

Sambil memalingkan wajah nya, Julia pun duduk dengan mengangkat kaki nya

“Hush.. jul duduk nya yang bener” pinta mami sumi

“ih si mami ini juga udah bener kali” jawab sinis Julia

“nggak apa-apa bu. “ jawab ustadzah murni

Setelah beberapa menit kemudian, percakapan antara ustadzah murni. Datanglah ustadz Imron

“Assalamualaikum..” ucap ustadz Imron

“Waalaikumsalam”

“Waah.. sepertinya rame nih” ujar ustadz imron

“Oh ini pasti dek Julia yaa” Tanya ustadz

“Iya, gue Julia” jawab Julia

“Jul, yang sopan ngomong nya” bisik mami sumi

“hhha.. oh tidak apa-apa ibu. Anak muda sekarang ngomong nya gue elu. Jadi ingat masih muda dulu nih bu” pungkas ustadz imron sambil bercanda

“iya ustadz, maafkan anak saya. jadi kedatangan kami kesini ingin menitipkan Julia di pesantren ini. Semoga ustadz disini dapat menerima seperti santri-santri lain” pinta mami sumi

“Ommaaa..!! nitip aku? Maksud mami apa ini?” jawab terkejut Julia

“Sudah jul, diam” jawab mami sumi

Julia pun geram, dan ingin kabur. Namun tiba-tiba ustadz imron memanggil salah satu santri.

“Fatimah.. ayoo ajak nak Julia keliling pesantren. Dia nanti bakal mondok disini” pinta ustadz imron

“Ihh.. gak mau gue.” Jawab Julia

“Ayoo jul. nurut sama mami. Sekali-kali nurut” pinta mami sumi

Julia pun langsung keluar tanpa pamit dan meninggalkan rumah ustadz. Fatimah pun mengikuti nya dari belakang.

Setelah beberapa jam pembicaraan antara keluarga Julia dengan ustadz imron, seperti nya ustadz imron sudah tahu apa yang harus ia lakukan. Ustadz imron termasuk salah satu tokoh masyarakat yang disegani masyarakat dalam mendidik santri-santri nya.

H 1 Julia tinggal di Pesantren. Dia belum bisa beradaptasi dengan keadaan di Asrama. Tepat nya di kamar “Khadijah No 4 paling pojok” dia sekamar dengan 3 orang santriah yaitu Fatimah, Rosa, dan Nendah. Mereka begitu ramah menyambut kedatangan Julia. Yang notabena nya dia belum pernah pesantren dan sudah berpuluh-puluh kali pindah sekolah.

Julia yang seharian itu tidak bisa diajak bicara, hanya menangis dan menangis di tinggal orang tua nya.

“Julia, ayoo kita sholat ashar berjamaah dulu yuk. Di Mushola” pinta Rosa

“nggak mau. Elu duluan aja. Gue pusing” jawab Julia dengan sinis

“Yaudah, kita duluan yaa jul” Ucap Fatimah & Nendah

Hari demi hari, Julia melewati hari nya di pesantren dengan perasaan kekecewaan. Namun, di balik kekecewaan tersebut. Julia pun mencoba beradaptasi dengan lingkungan. Mulai dari teman sekamar nya dan ustadz/ah di pesantren Qur’an tersebut. Julia memiliki potensi yang luar biasa dalam menghapal Al-Qur’an. Meski selalu melawan kepada Guru-guru di pesantren, jutek dan judes terhadap teman-teman nya.

“Jul, udah mau setoran hapalan nih” Ajak Nendah

“Gue udah setoran tadi pagi subuh sama ustadzah murni” jawab Julia

“Waah.. kamu keren jul. hapalan Qur’an nya makin mutkin aja” ujar nendah

Julia selama di pesantren diam-diam menghapal Al-Qur’an dengan cepat dan di balik itu semua ada ustadzah murni yang selalu memberikan ia semangat. Karena selama di Pesantren mami sumi atau pun keluarga Julia belum pernah menjenguk Julia. Sehingga ia sadar betapa sedih di tinggalkan orang tua dan keluarga, yang selama ia di rumah ia selalu membiarkan mereka dan berfoya foya dengan teman-teman. Selama di pesantren ia banyak mengambil hikmah, mulai dari kepedulian terhadap keluarga, cara berpakaian, jaga hijab terhadap lawan jenis, dan menghapal Al-Quran. Terutama dia lebih dekat dengan Al-Quran itu yang membuat dia selalu nyaman.

“Bagaimana bisa. Hijrah nya manusia pada proses nya. namun, hati perempuan itu lunak. Terus perbaiki. Istiqamah!” Ujar ustadzah Murni

“Baik, Ustadzah. Diri Julia masih banyak yang harus di perbaiki lagi. Istiqamah dalam segala hal. Julia janji bakal buat mami sumi kembali ke pesantren dna menjenguk Julia, buat bangga mami” Terimakasih untuk semua nya” jawab Julia sambil meneteskan Air mata

Satu tahun sudah perempuan yang dulu nya tak biasa dengan berpakaian panjang, berkhimar rebah itu kini sudah tumbuh menjadi perempuan dewasa yang amat cantik dengan segala ilmu yang sudah ia dapat selama di pesantren. Bimbingan pesantren terhadap nya memang benar-benar membuat ia tersadar akan kepedulian, agama, dan keluarga.

Sabtu, 22 januari 2014

“Julia Putri.. Hafidzah 2013 dengan jumlah hapalan 30 juz Mutkin dari Jakarta Utara Allahuakbar”

Begitulah.. sorak sorai suara takbir menyambut Julia yang sedang di wisuda Tahfidz. Namun, di saat kebahagiaan tersebut keluarga Julia pun tak kunjung datang. Selama beberapa setelah wisuda tahfidz ia berharap mami sumi akan menjemput nya. namun ternyata, tidak.

“Ustadzah Julia, dia panggil ustadzah murni buat ke ruangan nya” ucap anisa

“Iya dik anis. Nanti ustadzah kesana. Mau shalat asahar dulu yaa” jawab Julia

“Ia ustadzah” jawab anak kecil itu

Julia pun menemui ustazdah murni di ruangannya, terlihat suasana ruangan begitu serius dan hening. Kebetulan disana juga ada ustadz Imron.

“Assalamualaikum. Ustadzah, manggil saya?” ucap Julia

“waalaikumsalam.. ia jul. ayoo masuk duduk” jawab ustadzah murni

“Ustadzah, ada kabar baik nih buat kamu” ujar ustadzah murni

“Wah, ustadzah suka bikin saya penasaran saja” jawab Julia

“Ini ada yang nanyain kamu. Nak faiz anak nya ustadz Mahmud di kampung sebelah” ucap ustadzah murni

“Oh ustadz Faiz yang kemarin ngisi tausyiah disini kah ustadzah?” jawab Julia

“Iya, beliau nitip amanah sama ustadzah. Kata nya dia tertarik sama santriah disini, yang mutkin hapalan nya selama 1 tahun hehe” ujar ustadzah sambil tersenyum

“Ah ustadzah bisa aja” jawab Julia sambil tersenyum tersipu

“Ustadz Faiz itu anak terakhir dari ustadz Mahmud, dia baru lulus S2 bulan lalu dari mesir jul” tambah ustadz Imron

“Hm.. iya ustadz” jawab Julia

“Siapa tahu jodoh yaa” Celetuk ustadzah murni

“Ah.. ustadzah bisa aja. Saya tidak sebanding kalau berjodoh sama beliau. Merasa malu saya” jawab Julia

“Iya, jul. lagian kamu sudah cukup umur buat berumah tangga”

Setelah percakapan begitu serius dan gurauan terkait jodoh, Julia pun memikirkan ucapan-ucapan  ustadzah murni tadi. Namun, ia belum berpikir sampai sejauh itu untuk berumah tangga.

Hari setelah itu. Tiba-tiba Julia dapat kabar dari orang tua nya. yang amat ia tunggu-tunggu selama ini. Ternyata, selama ini mami sumi sengaja tidak berkomunikasi dengan Julia. Agar Julia paham dan sadar arti kerinduan itu seperti apa. Namun, mami sumi sadar bahwa hari ini lah saat nya. karena ada seseorang yang melamar Julia.

Julia pun di jemput pulang oleh keluarga nya. tanpa banyak berpikir panjang, ia memeluk mami sumi begitu erat. Haru cita di kelilingi lingkaran itu. Mami sumi yang tak sanggup menahan air mata nya.

“Anak mami sekarang sudah dewasa. Cerdas shalihah” ucap mami sumi

“Ahh.. mami” ucap tersipu malu Julia

“Mami jemput kamu kesini sengaja. Karena kemarin ada seseorang yang datang kerumah kita” ucap mami sumi

Rupa nya ustadz Faiz yang datang ke rumah nya Julia. Begitu menjaga nya ia terhadap akhwat. Ia pun memberanikan diri mendatangi keluarga Julia. Dan keluarga Julia pun menerima nya. Julia pun dengan tegas menjawab lamaran ustadz faiz itu

“Aku bukan perempuan berkhimar Rebah. Lantas kau akan meninggalkan ku atau memperbaiki tatanan Aqidah ku?”

Hijrah nya seseorang pada proses. Dan istiqamah lah tombak nya. Terus perbaiki, Istiqamah. Tak ada kata terlambat untuk berubah, terus berusaha. Allah tidak akan merubah suatu kaum sampai kaum itu merubah nya, begitu tegas dalam Al-Qur’an. Cintai sang pemilik hati, karena semua akan terasa tenang jika kita sudah Cinta. (dakwatuna.com/hdn)

Reni Marlina, kelahiran Garut 03 mei 1997 sekarang duduk di bangku kuliah semester 3 dengan jurusan Perbankan Syariah di STEI SEBI. motto hidup Allah dulu, Allah lagi, Allah terus. "Teruslah berada dalam barisan ini, Barisan Peradaban Ekonom Rabbani"
Konten Terkait
Disqus Comments Loading...