Zuwary, Insinyur Tunisia Perakit ‘Ababil’ al-Qassam yang Ditakuti Israel

Muhammad al-Zuwary, perakit pesawat Ababil al-Qassam (aljazeera.net)

dakwatuna.com – Tunisia. Muhammad al-Zuwary adalah insinyur pesawat warga negara Tunisia yang dikenal kreatif.

Belajar teknik dan pernah berprofesi sebagai pilot, serta hidup puluhan tahun diasingkan di sejumlah negara Arab sebelum kemudian kembali ke negara asalnya setelah Revolusi 2011 yang menumbangkan Zainal Abidin Bin Ali.

Selama di pengasingannya, Zuwary bergabung dengan sayap militer gerakan pembebasan Palestina Hamas, Brigade Izzuddin al-Qassam, dan memperkuat squad itu dengan merakit pesawat-pesawat mini tanpa awak.

Zuwary tewas pada tanggal 15 Desember 2016 lalu di kampung halamannya  setelah dihujani dengan 20 peluru tajam oleh dua orang tidak dikenal di depan rumahnya. Brigade al-Qassam menuding Israel dan Mossad otak dibalik pembunuhan Zuwary.

Dilahirkan dengan nama Muhammad al-Zuwary di kota Sfax, 270 km sebelah selatan dari kota Tunis, pada tahun 1967. Setelah selesai sekolah menengahnya, Zuwary melanjutkan pendidikan tinggi di Sekolah Nasional untuk Teknik di Sfax.

Sepulang dari pengasingan tahun 2011, Zuwary melanjutkan program doktoral di sekolah tinggi tersebut dan menyiapkan penelitian tentang pembuatan kapal selam yang dapat dikendalikan jarak jauh. Sebelumnya, penelitian masternya tentang pembuatan pesawat tanpa awak.

Pada masa mudanya Zuwary aktif bergabung dengan Harakah al-Ittijah ak-Islamy (yang kemudian menjadi Harakah an-Nahdah).

Zuwary menjadi salah satu aktivis Persatuan Mahasiswa Tunisia yang diperhitungkan, bahkan aktivitas politiknya menjadikan dirinya target penangkapan aparat kepolisian rezim berkuasa pada tahun 1991.

Setelah keluar dari penjara, Zuwary memutuskan untuk tinggal di luar Tunisia, berpindah-pindah antara lain di Libya, kemudian Sudan, dan Suriah.

Selama berada di Suriah, Zuwary menjalin hubungan dengan Hamas dan bekerja sama menggunakan keahliannya membantu sayap militernya Izzuddin al-Qassam.

Dua hari setelah tewasnya Zuwary (17/2/2016), Brigade al-Qassam mengeluarkan rilis bahwa Zuwary telah bergabung dalam barisannya selama kurang lebih sepuluh tahun.

Sayap militer Hamas itu mengungkapkan bahwa Zuwary-lah salah satu petinggi yang mengoordinir pembuatan pesawat-pesawat tanpa awak (drone) yang diberi nama Ababil al-Qassam.

Senjata sederhana tersebut (untuk ukuran saat ini) berperan besar dalam Perang al-‘Asfu al-Ma’kul tahun 2014 yang menyebabkan kerugian tidak sedikit pada pihak Israel. (rem/dakwatuna)

Sumber: Aljazeera

Alumnus Universitas Al-Azhar Cairo dan Institut Riset dan Studi Arab Cairo.
Konten Terkait
Disqus Comments Loading...