Topic
Home / Berita / Internasional / Amerika / Demonstrasi Menentang Kemenangan Trump, Satu Warga Amerika Meninggal Dunia

Demonstrasi Menentang Kemenangan Trump, Satu Warga Amerika Meninggal Dunia

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Demonstrasi menentang kemenangan Trump di Amerika. (aljazeera.net)
Demonstrasi menentang kemenangan Trump di Amerika. (aljazeera.net)

dakwatuna.com – Washington. Seorang warga Amerika ditemukan meninggal dunia tertembak dalam demonstrasi menentang presiden terpilih Amerika, Donald Trump yang terjadi di Portland. Penembakan ini terjadi pada hari Sabtu (12/11/16) di salah satu kota terbesar negara bagian Oregon, ketika para demonstran ingin menyebrangi jembatan Morisson.

Lewat situs jejaring sosial, kepolisian telah meminta seluruh demonstran agar segera meninggalkan tempat kejadian. Polisi juga menghimbau siapa saja yang melewati kawasan itu agar lebih berhati-hati ketika melintasinya.

Di waktu yang sama, hampir di seluruh kota-kota besar di Amerika diadakan demonstrasi serupa. Seperti yang terjadi di Miami, Los Angels, dan New York pada Jumat kemarin. Demonstrasi besar-besaran ini telah terjadi selama 3 hari berturut-turut sampai Jumat (11/11/2016) yang lalu. Para demonstran terus memprotes hasil pemilihan umum presiden yang dimenangkan oleh Donald Trump.

Di New York, para pengunjuk rasa berkumpul di Washington Square, Lower Manhattan. Sebagian dari pendemo tersebut membawa spanduk dan banner bertuliskan kata-kata protes seperti, “Perdamaian dan Cinta”, “Dinding Anda Tidak Akan Menghentikan Jalan Kami”, dan lainnya. Untuk poster tentang dinding adalah bentuk protes warga terhadap kebijakan Trump yang akan membangun tembok pembatas antara Amerika Serikat dengan Meksiko.

Stasiun televisi “ABC” menyebutkan bahwa dalam demonstrasi itu berkumpul massa pengunjuk rasa sebanyak 4 ribu orang. Sementara di saat yang sama, sekumpulan orang tengah berjalan ke Union Square melalui pusat kota untuk nantinya berkumpul di Trump Tower.

Pihak kepolisian membenarkan bahwa mereka telah menangkap 11 orang sejak Jumat malam, seperti yang diberitakan New York Times.

Menurut para demonstran, tujuan mereka adalah mengungkapkan solidaritas kepada elemen-elemen masyarakat yang akan disisihkan oleh Trump ketika dirinya resmi memegang jabatan sebagai presiden Amerika Serikat Januari nanti. Di antara kelompok yang ditargetkan ini adalah orang-orang Meksiko dan orang-orang Muslim.

Para pengunjuk rasa ini berencana akan melanjutkan aksi demo pada hari Sabtu di tempat yang sama. Begitu pula pengunjuk rasa di tempat lain akan melanjutkan aksinya pada akhir pekan ini.

Seribu orang dikabarkan berkumpul dalam sebuah demonstrasi di Biscayne Boulevard, Miami. Mereka membawa spanduk berisi protes terhadap rasisme dan aturan deportasi bagi imigran, dua hal bertentangan dengan hukum yang berlaku.

Dalam sebuah aksi demo kecil-kecilan di California pada hari Jumat kemarin (11/11/2016), sebanyak dua puluhan wanita memaparkan aspirasinya di tengah jalan tol, selatan Los Angels. Di akhir unjuk rasanya, mereka meminta tanda tangan dan nomor telepon para pengguna jalan di sekitar tempat aksi. Beberapa demonstran membawa pamflet bertuliskan “Persatuan”.

Polisi di Atlanta (ibukota negara bagian Georgia) memperkirakan jumlah peserta dalam demonstrasi terbesar pada hari Jumat (11/11/2016) mencapai seribu orang. Jumlah demonstran yang melakukan protes terhadap Trump ini adalah jumlah terbesar yang pernah ada, seperti yang dikutip oleh stasiun televisi lokal “WSB”.

Di Philadhelpia, stasiun televisi lokal ABC memberitakan sekitar 250 orang juga berkumpul melakukan aksi demonstrasi terhadap presiden terpilih, Donald Trump.

Di Boston, Massachusetts, pada siang hari seribu demonstran lebih mengikuti aksi damai menentang pidato Trump yang kontroversial. Hal ini seperti yang diberitakan oleh media lokal.

Demonstrasi juga berlangsung di beberapa wilayah lainnya seperti di Detroit (Michigan), Dallas (Texas), Memphis (Tennessee), Orlando (Florida ), dan Raleigh (North Carolina).

Di saat beberapa demonstrasi dilakukan dengan damai, para pejabat negara menyampaikan terjadinya aksi kekerasan yang menyebabkan adanya kerusakan pada beberapa fasilitas umum dan khusus. Pejabat di kepolisian juga menyampaikan terjadinya bentrokan antar pendukung kedua kandidat, Hillary Clinton dan Donald Trump. (jafar/msa/aljazeera/dakwatuna.com)

Redaktur: M Sofwan

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Lulusan pesantren Husnul Khotimah, Kuningan-Jawa Barat yang cinta Al-Quran dan hobi olahraga.

Lihat Juga

Demonstran Minta Trump Merdekakan Hong Kong dari Cina

Figure
Organization