Topic
Home / Narasi Islam / Sosial / Kondisi Umat Islam di Era Globalisasi

Kondisi Umat Islam di Era Globalisasi

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
ilustrasi (inet)
ilustrasi (inet)

dakwatuna.com – Melihat dan memperhatikan Islam saat ini tentu sangat memprihatinkan telah banyak penyimpangan dan perdebatan muncul di berbagai belahan dunia di sebabkan keegoisan umat Islam sendiri.

Sesuai dengan apa yang kita perhatikan bahwa di akhir zaman ini banyak sekali penyelewengan dan perdebatan disebabkan dua hal, yang mana dua hal ini dapat merobohkan Islam hingga ke akar-akarnya.

Pertama, keegoisan umat Islam sendiri menyikapi perbedaan pemahaman, ditambah lagi dengan krisisnya kejujuran dan keadilan.

Kedua, minimnya pengetahuan yang dimiliki menyebabkan kesalahan dalam memandang Islam khususnya apabila menemukan hal yang mencolok, selalu menyalahkan bahkan menyesatkan. Padahal belum tentu dirinya ada pada pihak yang benar. Jika memang ada yang salah seharusnya diperbaiki dengan baik (wajadilhum billati hiya ahsan) jangan menggunakan ego agar tercapai sebuah kebenaran. Dan sering kali Islam digadaikan demi dunia dan jabatan akibat minimnya pengetahuan ini.

Selain itu, Islam di era ini tak lepas dari masalah yang muncul dari dalam Islam itu sendiri (internal). Dan masalah yang datang dari luar Islam (eksternal). Masalah ini datang dari musuh-musuh Islam yang berambisi ingin menghancurkan Islam. Sebagaimana yang telah terjadi.

Masalah Internal, Masalah ini disebabkan oleh kurangnya kesadaran serta minimnya keimanan umat Islam. Pasalnya dia mau di adu-domba oleh non-muslim yang berpura-pura Islam dengan statement yang dikemas sedemikian rupa terlebih dengan adanya perbedaan pemahaman saat ini, membuat musuh Islam semakin bangga karena dengan ini sangat membantu untuk merobohkan Islam. Satu kelompok berpihak di Ormas ini, satu kelompok lain berpihak di kelompok ini, dan seterusnya sesuai konsep, Kemudian mengadu domba antar keduanya tanpa mereka sadari. Timbullah perdebatan dan permusuhan di sana-sini antar ormas hingga pada akhirnya Islam runtuh secara perlahan oleh umatnya sendiri. Na’udzubillahimindzalik. Dan masih banyak contoh lainnya.

Masalah Eksternal, Sudah tidak bisa dipungkiri lagi bahwa di era modernisasi ini Islam telah di jajah dengan ideologi yang dikenal dengan 3F. (Fun, food, Fashion).

Pertama, Fun (Hiburan). Dimana saat ini banyak sekali hiburan yang dikemas dengan indah seperti permainan (game) yang dapat melalaikan ibadah serta aktifitas lainnya katakanlah Clash Of Clans (COC) sudah banyak bukti bahwa orang yang memainkannya akan lalai pada ibadahnya, lalai belajar, lalai beragama. Apalagi dengan adanya Pokemon GO, dikabarkan para pemain Pokemon GO ada yang meninggal akibat tabrakan karena terlalu asyik saat memburu Pokemon GO. Contoh yang lain seperti acara malam mingguan yang kini telah menjadi tradisi di kalangan remaja yang berasan dari tradisi non-muslim.

Kedua, Food (Makanan). Umat Islam sudah terbuai dengan menu-menu makanan mewah, makanan has Cina-lah, kopi Amerika-lah, roti jepang-lah, tanpa memperhatikan halal kah makanan itu. Bagaimana dengan agama mereka yang non-muslim yang standar kehalalannya beda dengan Islam sering kali umat Islam tidak berhati-hati dalam memilih makanan hanya mengedepankan kata “Gengsi”. Secara tidak langsung membantu menyukseskan tak-tik non-muslim, menodai Islam. Makanan haram dapat mengotori hati membuat gelap dan keras dengan begitu syariat Islam telah dihiraukan dan secara perlahan hilanglah syariat Islam dari dalam jiwanya, jayalah musuh Islam.

Ketiga, Fashion (Gaya Hidup). Gaya hidup zaman dahulu jauh berbeda dengan gaya hidup zaman sekarang dengan tujuan bukan hanya memodernisasikan tapi ada tujuan lain yaitu ingin menghancurkan Islam. Secara sepintas dengan adanya handpone, motor dan berbagai teknologi canggih lainnya sangat membantu dan sangat berpengaruh bagi kehidupan. Namun di sisi lain dengan maraknya teknologi kejahatan bertebaran dimana-mana, pembunuhan seakan menjadi profesi, zina menjadi aktifitas sehari-hari, kasus kriminal kian menjadi solusi. Pasti tanpa adanya Handphone dan motor kasus kriminal dan perzinaan tentu sangat sulit dilakukan dan kejahatan tidak sejauh ini. Dengan Handphone anak SD sudah main pacar-pacaran, mengoleksi blue film dan hal yang sangat disayangkan lainnya yang sering dijumpai.

Dengan demikian berhati-hatilah dalam mengambil keputusan dan tindakan baik tindakan dalam memilih profesi, tindakan beraktifitas, terutama tindakan beragama. Agar semua yang dikerjakan selama di dunia menjadi tanaman yang bisa dipetik di Akhirat nanti. Sadarlah bahwa umat Islam saat ini sedang di jajah dengan ideologi. Wallahua’lam bissawab. (dakwatuna.com/hdn)

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Sedang menempuh pendidikan di STEI SEBI, mulai menulis sejak duduk di bangku SMA, Dengan alasan bahwa setiap kita berhak berkarya ada pepatah “jika kalian bukan Anak raja, bukan pula anak orang kaya, maka menulislah”. Dan “jika kalian ingin dikenang sejarah maka menulislah”. Saat ini sibuk dalam kegiatan Tahfidz, Mentoring, Mata Pena, satuan team elit (SATELIT).

Lihat Juga

Anggota DPR AS: Trump Picu Kebencian pada Islam di Amerika

Figure
Organization