Pembuktian yang Sebenarnya

Pernikahan – inet / arabe-media.com

dakwatuna.com – Cinta adalah sebuah anugerah dari Allah Swt yang diberikan kepada setiap makhluknya. Maka yang namanya cinta adalah sesuatu yang lumrah. Jika kita telaah kembali mengenai proses penciptaan manusia, maka hal yang pertama kita temukan adalah manusia diciptakan oleh Allah proses cinta. Hal ini terbukti dengan penciptaan manusia dari tanah dan dijadikan sebagai makhluk paling sempurna jika dibandingkan dengan makhluk yang lain.

Seorang ahli cinta pernah mengatakan “cinta adalah lima huruf yang membuat permasalahan tidak bisa selesai-selesai. Cinta ibarat setetes embun yang apabila jatuh di muka bumi yang subur. Maka, akan tumbuh bunga-bungaan yang harum semerbak, indah mewangi, sedap dipandang mata menebarkan rasa aman, damai, dan sentosa. Dan apabila cinta itu jatuh pada padang yang tandus. maka, hanya akan tampak sirih memanjat batu, kuning daunnya, lemah gagangnya.”

Dua orang insan yang sedang dimabuk asmara tentu menginginkan sebuah pembuktian dari perasaan yang dimiliki pasangan terhadapnya. Terlebih lagi bagi seorang wanita, sudah selayaknya jika tidak menginginkan janji-janji manis hanya di bibir saja melainkan selalu mengharapkan sebuah pembuktian. Pembuktian yang dimaksudkan adalah sebuah ikatan resmi yakni pernikahan.

Lalu bagaimana jadinya jika nantinya cinta itu hadir bukan sebelum pernikahan atau datang ketika sudah menikah atau bahkan tumbuh setelah pernikahan. Permasalahannya bukan hanya konteks kapan rasa cinta itu hadir, melainkan lebih kepada apakah rasa cinta antara kedua insan itu terjaga kesucian serta kehormatannya.

Ikhwanifillah, ketika dua insan yang sedang dimabuk asmara mampu untuk menjaga kesucian, kemurnian serta kehormatan cinta maka akan mendatangkan nikmatnya keindahan dalam hubungan. Karena pembuktian dari cinta bukanlah luapan hawa nafsu, bukan pula hanya dengan ungkapan cinta, melainkan lebih pada adanya sikap saling menghargai. Dua insan yang saling menghargai dan mengerti posisi serta batasan yang ada dalam hubungan akan menciptakan ketentraman tanpa menimbulkan luka. Tidaklah mudah menjaga kemurnian serta kesucian cinta, sudah pasti didepan akan menjumpai banyak ujian cinta. Bertemu dengan orang yang lebih sempurna dari orang yang dicintai misalnya.

Menjadi sebuah prestasi yang patut dibanggakan saat seseorang mampu mempertahankan kemurnian dan kesucian cinta. Dan tentu kesemuanya hanya bisa diraih apabila dua insan terikat dalam syari’at yakni mahligai pernikahan. Maka jadikanlah pernikahan sebagai pelabuhan terakhir cinta. Keindahan pernikahan terletak pada rasa cinta, sedangkan kemuliaan cinta terletak pada kesetiaan. Namun pondasi utama dari cinta dan pernikahan haruslah keimanan.

Dengan ikhlas sebuah ikatan akan berbuah bahagia, dengan kesetiaan dua insan akan menghadirkan rasa saling percaya, serta keimanan memberikan ruh dan jiwa dalam ikatan pernikahan. Yakinlah bahwa Allah akan senantiasa membantu hamba-Nya, maka jangan takut untuk melangkah pasti ke jenjang pernikahan.

Dari Abu Hurairah r.a, ia berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda:

“Ada tiga orang yang akan mendapatkan pertolongan Allah. Orang yang berjihad di jalan Allah, orang yang menikah demi menjaga kesucian dirinya, budak mukatab yang ingin memerdekakan dirinya” (H.R An-Nasa’i). (dakwatuna.com/hdn)

Konten ini telah dimodifikasi pada 18/10/16 | 17:00 17:00

Pemuda yang terobsesi menjadi seorang penulis besar dan bisa memberikan manfaat melalui tulisannya. Berawal dari hobinya menulis puisi kemudian menjadikan menulis menjadi jalan mencapai impiannya. Sekarang lebih banyak menulis kata mutiara dan content writer di blog pribadi.
Konten Terkait
Disqus Comments Loading...