Topic
Home / Pemuda / Essay / Pemuda dan Kejayaan Islam

Pemuda dan Kejayaan Islam

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi (inet)
Ilustrasi (inet)

dakwatuna.com – Syahdan, siapa yang tak kenal Muhammad al-Fatih. Lelaki yang mampu menaklukkan Konstantinopel di usianya yang sangat muda. 21 tahun.

Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” [HR. Ahmad bin Hanbal Al-Musnad 4/335]

Ia mampu menaklukkan sebuah kerajaan Romawi Timur yang telah berkuasa 11 abad lamanya. Dengan kekuatan iman, lelaki yang tidak pernah meninggalkan Shalat fardhu, Shalat Sunat Rawatib dan Shalat Tahajjud sejak baligh dan menguasai 7 bahasa ini berhasil menghilangkan kedzaliman dengan mewarnai peradaban baru islam.

Berulang-kali perang salib tercetus. Berulang-kali pula Islam tetap tegak. Tak mampu dikalahkan. Hingga akhirnya musuh Islam mencari berbagai macam cara agar mampu menghancurkan peradaban Islam yang sangat gemilang.

“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepadamu hingga kamu mengikuti agama mereka…..” (QS. Al-Baqarah : 120)

Mereka pun belajar dan meneliti dan mempelajari Islam dengan kaffah (secara menyeluruh). Hingga menemukan perang baru bernama ghazwul fiqr. Perang pemikiran yang memburu umat Islam hingga saat ini.

Tidak ada yang mampu menaklukkan muslim selama Al-Quran masih di dalam hati mereka. Sungguh miris. Mereka pun menjadikan media (jurnalis) dan politik sebagai wadah untuk menghilangkan sedikit demi sedikit nilai Islam. Dari mengubah pola pikir melalui media. Serta memasuki wilayah birokrasi melalui politik. Hingga akhirnya runtuhlah kekhalifahan Utsmani di tahun 1924.

Bukan karena kalahnya dalam berperang yang menjadi alasan utama. Namun, karena kaum orientalis berhasil masuk melalui birokrasi yang akhirnya mematahkan kepemimpinan yang semakin lemah.

Dalam buku sejarah Islam Khilafah Utsmaniyah, tergambar sangat jelas. Begitu mengerikannya generasi peradaban yang jauh dari nilai-nilai islam. Perang salib belum usai, karena ia masih berlangsung hingga sekarang melalui pemikiran-pemikiran baru akan bentukan media terhadap Islam.

Maka dari itu, bangkitlah kembali kaum muda. Jadikan dirimu sebagai agent of change yang mampu mengembalikan kembali kejayaan Islam.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“إِنَّ اللَّهَ يَبْعَثُ لِهَذِهِ الأُمَّةِ عَلَى رَأْسِ كُلِّ مِائَةِ سَنَةٍ مَنْ يُجَدِّدُ لَهَا دِينَهَا”

“Sesungguhnya Allah akan mengutus (menghadirkan) bagi umat ini (umat Islam) orang yang akan memperbaharui (urusan) agama mereka pada setiap akhir seratus tahun”.

Adakah kita di dalamnya? Semoga kita bisa merasakannya kelak. Wallahu a’lam. (dakwatuna.com/hdn)

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Traveller, blogger, Autism teacher, enterpreneur, contributor writer, Event Management.

Lihat Juga

Anggota DPR AS: Trump Picu Kebencian pada Islam di Amerika

Figure
Organization