Ngungudag Guratan Takdir

Judul : Ngungudag Guratan Takdir

Penulis : Dr. Roni Nugraha, M.Ag
Terbit : Juni 2016
Penerbit : FAS Publishing
Tebal halaman : 480 hlm

Cover buku “Ngungudag Guratan Takdir”.

dakwatuna.com – “Jika anak tukang becak jadi Sarjana, itu biasa.. Jika pembantu menjadi Sarjana, itu juga biasa.. Tapi jika tukang becak menjadi doktor, itu luar biasa !”

“Tukang Becak jadi Doktor” Buku semacam ini mengingatkan kita pada kisah tokoh-tokoh besar atau kisah-kisah serupa yang berisi tentang pahit getirnya perjuangan hidup untuk sebuah cita-cita. Buku ini berisi kisah perjuangan seorang anak manusia dalam menggapai cita-cita, Roni Nugraha namanya.

Salah satu episode kehidupan Roni yang menarik dituturkan oleh Prof. Afif Muhammad, Direktur Program Pascasarjana di UIN Bandung, tempat Roni menyelesaikan pendidikan S3. Suatu hari Prof. Afif bertanya-bertanya tentang “hilangnya” salah seorang mahasiswanya itu. Setelah ditelusuri, berdasarkan informasi dari mahasiswa lain, ternyata Roni narik becak karena tak punya biaya untuk melanjutkan kuliah.

Kisah Roni ini melengkapi kisah-kisah anak manusia lainnya yang perjuangannya serupa. Tak banyak memang orang yang mampu menggapai cita-cita tanpa tetesan keringat dan air mata. Hanya mereka yang “keukeuh”-lah yang “air mata”nya akan menjadi “mata air”.

Buku setebal 480 halaman ini diangkat dari kisah nyata penulisnya sendiri, DR. Roni Nugraha, M.Ag (tukang becak yang jadi Doktor) saat kuliah di salah satu Perguruan Tinggi. Berbekal Nasihat dari Sang Ayah yang menyemangatinya untuk tidak berputus asa dan tetap semangat dalam mengejar Takdir. Seluruh kisah penulis, yang saat ini telah merampungkan cita-citanya dalam belantara akademis dan berhasil menyelesaikan Studi S3 dituliskan secara lugas dan apa adanya menggunakan bahasa Sunda.

Namun demikian, meski menggunakan bahasa sunda, sekilas pesan yang mau disampaikan oleh penulis dan hikmah yang bisa kita petik dari buku ini mudah dipahami. Kisah Roni ini layak diangkat menjadi film layar lebar. Kalaulah cerita ini di filmkan, mungkin bisa menyaingi cerita Si Doel Anak Sekolahan.

Sisi spektakuler dari kisah ini adalah saat Sang anak dengan berbagai pertimbangan memutuskan untuk menjadi penarik becak yang suka disebut “Pilot F3” guna memenuhi kebutuhan kuliah dan hidupnya. Tak tanggung-tanggung selama 6 tahun kehidupan sebagai penarik becak dijalaninya dengan penuh ketabahan hati.

Hingga Studi S1 di kampus STAI Persis Bandung dapat diselesaikan dengan cukup memuaskan. Namun, semangatnya dalam mencari ilmu tak terhenti sampai S1. Selanjutnya jenjang S2 pun dijalaninya dengan tetap menyambi sebagai “Pilot F3” di daerah Panyileukan, kota Bandung.

Cerita Ngungudag Guratan Takdir ini bukan hanya sekedar cerita saja, walaupun yang diceritakan itu kesengsaraannya, kesusahan hidupnya. Cerita ini tidak hanya menceritakan penulisnya sebagai tokoh utama, juga menceritakan satu wanita yang mau menjadi istrinya. Pahit pekat kehidupan seorang istri yang setia menemani sang suami yang mempunyai cita-cita yang sangat mulia. Penuh dengan nasihat, banyak sekali pelajaran hidup yang dapat diambil dari cerita ini. Tertawa dan menangis jikalau sudah terlarut dalam buku ini. Tidak salah kalau buku ini disimpulkan merupakan buku yang wajib dibaca oleh kaum hawa.

Namun inilah salah satu cita-cita yang sudah tergores sejak penulis duduk di bangku Tsanawiyyah, sekarang sudah tercapai. Semua ceritanya penuh dengan untaian hikmah, motivasi dan pepatah yang ditulis dengan bahasa hati hingga membuat pembaca larut dalam cerita.

Karya Fenomenal yang ditulis oleh Dr. Roni Nugraha, M.Ag ini bisa menjadi bahan inspirasi bagi semua pembacanya. Tak hanya untuk anak muda, kaum dewasa pun harus membacanya. Tidak ada hal yang tidak mungkin selama kita mau berusaha dan berdoa.

Itulah kira-kira kata yang bisa menggambarkan apa yang ingin penulis sampaikan kepada pembacanya. Segera miliki buku yang sarat dengan inspirasi dan motivasi ini, dijamin seru dan akan membuat anda larut dalam cerita, kalau kata anak muda mah bikin baper. (dakwatuna.com/hdn)

Mahasiswa di kampus STAI PERSIS Bandung
Konten Terkait
Disqus Comments Loading...