Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Kezuhudan Para Ulama Besar

Kezuhudan Para Ulama Besar

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (inet)
Ilustrasi. (inet)

dakwatuna.com – Bukan menjadi hal yang mudah menjalani hidup dalam keterbatasan dan kesederhanaan. Tapi tahukah kita bahwa orang-orang besar yang namanya harum semerbak di zaman ini terlahir dari pribadi yang penuh kezuhudan terhadap dunia. Syekh Ibnu Khaldun dalam bukunya yang berjudul Muqaddimah menjelaskan bahwa kebanyakan para Dai, Imam Masjid, bahkan Imam Madzhab tidaklah mereka hidup bergelimang harta. Dan kehidupan yang demikian ini tidaklah dijalani dengan keterpaksaan dan ketidak-ikhlasan, tapi murni pilihan mereka demi mengabdikan diri kepada umat.

Kita pasti kenal dengan sahabat Abu Hurairah. Beliau adalah sahabat Rasulullah yang dengan kefakirannya menjadikan ia istiqamah menghadiri majelis Rasulullah SAW. Hingga pernah dalam suatu majelis Rasulullah, beliau jatuh tersungkur karena selama tiga hari tidak mendapatkan sesuatu untuk dimakan.

Demikian pula dengan Imam Malik RA yang sering dikenal dengan Imam Darul Hijrah. Demi menyambung  hidupnya Beliau rela menjual kayu atap rumahnya. Padahal beliau adalah sumbernya ilmu dan panutan banyak umat. Demikianlah Abu Hurairah memberikan teladan dalam menuntut ilmu dan Imam Malik memberikan teladan bagaimana kezuhudan seorang guru, ulama dan ahli ilmu.

Kalau kita mau menelusuri masih banyak lagi kisah kehidupan ulama besar yang diliputi dengan kesederhanaan, keterbatasan dan juga kefakiran. Tapi, kondisi ini tidak menyurutkan semangat mereka untuk menuntut ilmu, menyebarkan ilmu dan menuliskan karya-karyanya yang hingga sekarang terus menyinari khasanah keilmuan Islam.

Dari kisah ini kita bisa mengambil hikmah bahwa kelurusan niat dan kelurusan akal seorang hamba untuk mendedikasikan dirinya kepada Alloh SWT, akan menghantarkan dirinya pada kezuhudan terhadap dunia. Kecintaanya terhadap ilmu dan membagikan ilmu menjadikan dunia kecil di matanya. Kebahagiaannya adalah ketika menuntut ilmu, mengamalkan ilmu dan ilmunya dapat dinikmati orang lain. Dan puncak dari seluruh nikmat adalah diperolehnya Ridho Alloh swt dalam kehidupan di dunia dan akhirat. Wallahua’alam. (dakwatuna.com/hdn)

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Penulis adalah pribadi yang menyukai dunia pendidikan. Bentuk kecintaannya dengan pendidikan diwujudkannya dengan menjadi tenaga pengajar di lembaga formal maupun non formal. Selain di dunia pendidikan penulis juga menyukai kegiatan keislaman. Artinya bergerak bersama dengan lainnya untuk membangun dan memuliakan agama dan umat ini. Virus cinta Islam harus disebarkan sehingga umat ini menjadi umat terbaik. Inilah statemen yang menjadi pemicu untuk berbagi kebaikan lewat tulisan.

Lihat Juga

Di Mauritania, Ratusan Tokoh Agama Mendesak Pusat Pendidikan Ulama Dibuka Kembali

Figure
Organization