Rumah Tangga yang Dicintai Penduduk Langit

Ilustrasi (inet)

dakwatuna.com

“Harta yang paling berharga, adalah keluarga..
Istana yang paling indah, adalah keluarga..
Puisi yang paling bermakna, adalah keluarga..
Mutiara, tiada tara, adalah keluarga..”
(Lirik lagu Keluarga Cemara)

Berkeluarga yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. adalah yang terbentuk dari suami (laki-laki) sholih dan istri (perempuan) sholihah. Keduanya bertanggung jawab terhadap rumah tangganya, saling bekerjasama, menumbuhkan rasa kasih sayang dan pergaulan yang baik antara keduanya. Suami istri ini juga selalu bekerjasama mencari solusi atas berbagai problematika dan perselisihan keluarga menurut syariat islam.

Rumah tangga merupakan benteng yang menyusun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Jika keluarga ini mampu menjadi benteng yang kuat dan kokoh, maka negara pun akan kuat.

Seorang yang membentuk keluarga harus mencari calon istri, perempuan yang muslimah. Mengapa? Karena seorang muslimah yang sholihah itu telah memenuhi kriteria dunia akhirat. Diharapkan mampu menjadi pendukung suami untuk dunia dan akhiratnya.

Tirmizi meriwayatkan dari tsauban, ia berkata : ketika turun ayat ke 34 QS. At Taubah. Saat itu kamk sedang bersama Rasulullah saw dalam suatu perjalanan. Sebagian sahabat berkata bahwa : “Ayat ini turun perihal emas dan perak. Seandainya kami tahu harta apa yang paling utama pasti menjadikannya terbaik. Maka Rasulullah saw bersabda : ‘Yang utama adalah lisan yang senantiasa berzikir, hati yang selalu bersyukur dan istri yang sholihah yang membantu suaminya dalam menjaga keimanannya.'”

Ustadz Cahyadi Takariawan menuliskan dalam bukunya “Wonderful Family”, sesungguhnya pernikahan dan keluarga terjadi bukan semata-mata karena memenuhi hasrat kemanusiaan. Pernikahan adalah jalan yang bertanggung jawab untuk membentuk kebudayaan agung dan peradaban mulia. Lebih dari itu, pernikahan merupakan amanat ketuhanan dan risalah kenabian. Untuk itu, pernikahan bukankah semata peristiwa menyalurkan “hasrat kebebasan” secara bertanggung jawab  melainkan, pernikahan adalah sebuah upaya meretas peradaban kemanusiaan yang bermartabat.

Ikatan yang telah ditentukan oleh Allah dan bahkan banyak disebutkan dan diatur dalam kitab-Nya. “Seorang laki-laki yang baik akan dipasangkan dengan seorang perempuan yang baik pula…”

Dan pernikahan merupakan suatu perjanjian yang agung atas nama Allah. Bukan seperti orang yang membeli sepatu, dengan mudah bisa berganti sepatu dan membuangnya. Dengan alasan mencari yang lebih pas atau cocok.

Keluarga yang berjalan sesuai syariat atau tatanan ketuhanan yang akan membawa keberkahan. Keberkahan itu bisa berupa rizki yang berlimpah, ibadah yang semakin bertambah bagus, kesehatan, atau keluarga yang bisa lebih memberikan kebaikan untuk masyarakat sekitar.

Tips mengokohkan keimanan dalam keluarga:

  1. Lakukan ibadah bersama-sama, dirikan sholat berjamaah.
  2. Buat jadwal rutin untuk mengkaji ilmu bersama.
  3. Berlomba untuk mengamalkan ilmu yang didapat.
  4. Tidak malu untuk belajar kembali seandainya ada yang belum dikuasai dan mau terima koreksi.
  5. Mengunjungi tempat-tempat majelis ilmu.
  6. Bersilaturahmi kepada orang-orang yang dititipi ilmu dan keimanan tinggi.
  7. Berdoa memohon kepada-Nya.

Keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah. Keluarga yang dipenuhi keindahan, kebahagiaan, keharmonisan dan kemuliaan. Keluarga yang terjauhkan dari penyimpangan, kekerasan, kekasaran sikap, kesewenangan, dan kehancuran. Sebuah keluarga yang berdiri atas nilai-nilai kebaikan, dan dipenuhi keberkahan. Keluarga yang memberikan kontribusi kebaikan bagi masyarakat, bangsa dan negara.

Itulah sebagian gambaran dari keluarga yang dirindu penduduk langit. Keluarga yang tersusun dengan sebenar keinginan Sang Pemilik kehidupan.  Dari seorang laki-laki muslim yang sholih dan seorang perempuan muslimah yang sholihah. Keluarga yang memiliki misi dunia akhirat. Dan dipenuhi dengan kebaikan-kebaikan. Bahagia di dunia dan bersama menggapai surga.

“Tidak akan pernah tentram rumah tangga yang tidak mengarahkan anggota keluarganya untuk bersungguh-sungguh taat kepada Allah” (KH. Abdullah Gymnastiar)

Keluarga yang berkomitmen dan istiqomah untuk melakukan ketaqwaan kepada Allah, inilah keluarga yang aka  mampu menjadi ‘back up’ segala permasalahan dunia dan akhirat. Karena dengan menumpukan segalanya pada Allah maka semua urusan akan diuruskan oleh allah SWT.

“Dari syuhaib ra. Bahwa Rasulullah saw bersabda,”Sungguh menakjubkan perkaranya orang yang beriman, karena segala urusannya aalah baik baginya. Dan hal yang demikian itu tidak akan terdapat kecuali hanya pada orang mukmin: yaitu jika ia mendapatkan kebahagiaan, ia bersyukur, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan yang terbaik untuknya. Dan jika ia tertimpa musibah, ia bersabar, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan hal terbaik bagi dirinya.” (HR. MUSLIM). (dakwatuna.com/hdn)

Referensi :

Syeikh Abu Al Hamd Rabee’. 2011. Membumikan Harapan Keluarga Islam Idaman. Jakarta. Lembaga Kajian Ketahanan Keluarga Indonesia (LK3I).

Cahyadi Takariawan. 2012. Wonderful Family. Solo. Era Adicitra Intermedia.

Betty Y. Sundari. 2014. Family Frame. Bandung. Emqies publishing.

Nama lengkap Choiriyah, lahir dan besar di kota Malang-Jawa Timur, domisili di Batam. Mulai ikut dunia tulis-menulis sejak duduk di bangku SMA, dan menang juara II Karya Ilmiah Remaja di Malang. Saat bekerja di perindustrian Batam, ikut aktif dalam pembuatan buletin dan berita perusahaan se-Asia. Mulai tahun 2011-2014 aktif di FLP Johor. Sekarang Aktif dalam FLP Batam. Semoga dapat lebih banyak berkarya untuk dakwah bil Qolam.
Konten Terkait
Disqus Comments Loading...