Apakah Orientasi Seksual Saya Bisa Berubah?

ilustrasi (www.thestraightway.info)

dakwatuna.com – 

Pertanyaan:

Yth: Dr. Muhammad Iqbal dan Tim Rumah Konseling

Assalamualaikum wr wb, saya seorang pria gay, ingin konsultasi seputar masalah gay. Yang ingin saya tanyakan adalah Apakah orientasi seksual seorang yang mengalami homoseksual bisa dirubah menjadi heteroseksual? Apakah seorang gay menerima saja kondisi dirinya atau berusaha keras untuk berubah? Jika harus berubah jadi normal, berapa persen (%) tingkat keberhasilannya?

Demikian pertanyaan saya. Mohon jawabannya. Terima kasih.

Sh, Jakarta

Jawaban:

Wa’alaikum salam. Terima kasih atas pertayaan yang Saudara Sh ajukan, pertanyaan ini juga akan menjawab beberapa pertanyaan yanag diajukan klien saya baik secara langsung maupun via email dan telp.

Permasalahan homoseksual atau yang dipopulerkan dengan istilah lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT) adalah perbuatan dosa yang dilarang agama. Karena homoseksual melawan fitrah manusia dan bertindak di luar akal sehat serta tidak dapat mengendalikan hawa nafsu.

Selama tahun 2016 ini rumah konseling sudah menangani kurang lebih 30 orang yang mengaku memiliki orienstasi seksual sejenis atau homoseksual baik gay, lesbian ataupun biseksual dengan berbagai tingkatan, ada yang masih tahap mencari bentuk, tahap kebingungan dan ragu atas apa yang ia lakukan hingga pada tahap keputusan deklarasi sebagai homoseksual yang menganggap perbuatan tersebut adalah normal dan pemberian dari Tuhan, namun hampir semua klien kami datang dalam keadaan depresi, mereka merasa bersalah atas perbuatan dosa dan ingin bertaubat dan hidup normal

Dari pengalaman kami menangani klien homoseksual didapati bahwa orientasi seksual bisa berubah homoseksual menjadi heteroseksual, sehingga tidak ada istilah homoseksual permanen. Pada dasarnya tidak ada istilah homoseksual ataupun biseksual, itu hanyalah labeling dari orang-orang yang melakukan hal tersebut ataupun dari ilmuan yang mendalami fenomena ini, nama lain dari gangguan ini adalah orang-orang yang tidak mampu mengendalikan hawa nafsu seksualnya secara tepat.

Semua fitrahnya adalah heteroseksual, karena manusia diciptakan Allah dalam jenis kelamin yang berbeda, dari hasil pengalaman kami membantu menyembuhkan klien LGBT, mendapati beberapa faktor yang bisa menyebabkan seseorang mengalami perubahan orientasi seksual, adalah pribadi yang rapuh, beberapa penyebab di antaranya adalah pola asuh dimana orang tua memperlakukan anak, lingkungan, adiksi pornografi, pengalaman pernah menjadi korban kekerasan atau pelecehan seksual, korban bulying, dan kurangnya kehangatan dalam keluarga serta hilang figur seorang ayah atau ibu dalam keluarga.

Misalnya ada seorang anak laki-laki yang sejak kecil di titip sama orang tuanya di rumah tetangga, karena orang tuanya sibuk berjualan, di sekitar area rumah tetangga tersebut terdapat salon yang dikelola oleh waria, anak tersebut sering nontion TV dan bergaul dengan waria yang homoseksual, dari sana anak mulai belajar sosial, ketika kelas 2 SMA perilaku anak tersebut berubah menyukai teman sekolahnya yang juga pria, ada pula tahanan di penjara yang sebelum masuk penjara ia memiliki suami dan anak, namun karena keadaan penjara ia berubah menjadi menyukai sejenis atau yang dikenal lesbian, ada juga kasus seorang pria yang ketika bersekolah di asrama menjadi korban pelecehan dan sodomi oleh seniornya, akhirnya ketika besar ia menjadi pelaku dan menyukai sejenis, ada juga kasus seorang anak yang terlahir prematur, lalu ibunya sangat menjaganya karena mudah sakit, sehingga anak tersebut dimanjakan, tidak boleh bermain yang kasar dan berat seperti bermain bola dengan teman laki-kali, sehingga anak tersebut hanya bermain dengan anak-anak perempuan, perlakuan tersebut membuatnya akhirnya membuat dia menjadi lemah lembut dan lama-lama kelamaan karena pengaruh pronografi juga ia mulai menyukai sejenis, ada juga kasus seorang anak yang menjadi lesbian karena ayahnya meninggal sejak ia usia 7 bulan, lalu ibunya menikah lagi dengan seorang laki yang kasar dan bekerja sebagai supir. Ibunya selalu memperingatkannnya bahwa hati-hati dengan ayah tiri bisa diperkosa, akhirnya ia membenci sosok laki-laki, di samping juga karena ia pernah mengalami pelecehan seksual oleh seorang laki-laki paruh baya ketika SMP. Peristiwa tersebut membuat dia menjadi trauma dan lama kelamaan orientasi seksualnya berubah, jadi ada banyak faktor yang bisa menyebabkan perubahan orientasi seksual tersebut.

Umumnya pribadi yang rapuh dan lemahnya iman yang menjadi faktor penting terhindarnya seseorang dari perbuatan homoseksual. Homoseksual juga tidak lepas dari pengaruh budaya global yang menyebarkan virusnya melalui sosial media lintas negara.

Ketika Anda merasa memiliki kecenderungan menyukai sejenis anda harus berusaha untuk sembuh dan tidak boleh pasrah, karena perbuatan hubungan seksual dengan sejenis atau homoseksualitas adalah perbuatan dosa sama dengan perbuatan zina. Beberapa pengalamanan klien kami akan lebih mudah disembuhkan bila ia membenci perbuatan tersebut dan tidak bergabung dalam komunitas homoseksual, karena beberapa klien kami didapati sulit untuk sembuh jika masih berbagung dengan komunitas tersebut. Karena komunitas tersebut membuat klien menjadi ragu dan enggan untuk kembali ke fitrah. beberapa tahapan penyembuhan yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan konseling kepada psikolog atau konselor, melakukan ritual tauban nasuha, takut akan dosa dan azab api neraka. Kalau sudah memiliki kesadaran tersebut selanjutnya untuk sementara memutus akses konsumsi pornografi, karena hampir 90% klien kami yang mengaku homoseksual mengalami adiksi pornografi, selanjutnya adalah dengan pengobatan dzikrul maut. Senantiasa mengingat mati dan membayangkan bahwa kita suatu saat akan mati dan akan mempertanggungjawabkan semua perbuatan kita, termasuk perbuatan zina dan terakhir adalah dengan memaafkan masa lalu kita kepada orang-orang yang pernah melakukan perbuatan jahat kepada kita termasuk melecehkan kita secara seksual kepada kita.

Untuk kesembuhan total menurut saya adalah tergantung klien itu sendiri, kalau ada orang yang main hujan lalu kena flu, lalu dia minum obat dan istirahat ia akan sembuh, namun bila dikemudian hari orang tersebut main hujan lagi dan kurang istirahat, maka flu nya akan kambuh. Demikian juga dengan homoseksual, bila pada hari ini ia sadar dan taubatan nasuha berjanji tidak akan mengulangi lagi, maka ia sudah sembuh, namun bila suatu saat ia kembali mengkonsumsi pornografi, melakukan hubungan seksual sejenis kembali, maka ia disebut kambuh. Wallahu’alam (sb/dakwatuna)

Untuk pertanyaan dan konsultasi psikologi dapat kirimkan langsung melalui email: rumahkonseling14@gmail.com

Konten ini telah dimodifikasi pada 10/06/16 | 09:46 09:46

Sarjana Psikologi dari Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta. Kemudian melanjutkan S2 Program Magister Profesi Psikologi Konseling dan S3 Psikologi dari School of Psychology and Human Development Faculty Social Science and Humanities Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM). Alumni ILO Labour Migration Academy ILO Training Center Turin Italy dan Asian Graduate Students Fellowship National University of Singapore (NUS) dan Lulus Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA-54) Lemhannas RI. Saat ini menjabat Dekan Fakultas Psikologi Universitas Mercubuana Jakarta dan Direktur Rumah Konseling (PT.Namary Insan Solusi), bergerak dalam bidang Konsultan Psikologi SDM dan Keluarga. Mendirikan Praktik layanan psikologi, Rumah Konseling di Jl. Saidin No. 17 Bambu Apus, Pamulang, Tangerang Selatan. Layanan pelatihan (Life Skill), konseling dan asesmen psikologi melalui temu janji dengan psikologi terlebih dahulu melalui Tlp : 082272187182/081218953316 Pertanyaan dan konsultasi psikologi dapat dikirim ke: iqbal.konsultanpsi@gmail.com Jawaban Rubrik Konsultasi Psikologi
Konten Terkait
Disqus Comments Loading...