Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Kasih Sayang Tante

Kasih Sayang Tante

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (inet)
Ilustrasi. (inet)

dakwatuna.com – Ikatan antara seorang ibu dengan anak memang tak bisa dipisahkan. Sama halnya dengan kasih sayang seorang tante kepada keponakan selamanya tak akan pernah sirna. Tante… mendengar namamu membuat hati ini terasa bergetar. Ingatan akan perjuanganmu membesarkanku yang begitu hebat. Bagiku engkaulah malaikat dengan sayap pelindung.

Mendengar nama tante, mungkin yang terlintas dalam pikiran kalian adalah dia adik dari ayah atau pun ibu. Ya, memang benar, tante adalah adik dari ayahku. Mungkin tak ada yang istimewa bagi kalian yang mendengar nama tante. Tapi lain halnya denganku, bagiku tante istimewa sama halnya dengan seorang ibu pada umumnya.

Sama halnya seperti kalian aku dilahirkan oleh seorang ibu, mempunyai ayah, kakak, dan juga adik, namun aku tidak tinggal bersama mereka. Memang bukan tante yang melahirkanku namun, sejak kecil dialah yang telah membesarkanku. Kedua tangan lembutnya bagaikan sayap pelindung yang telah merawatku dan menjagaku dari bayi hingga kini tumbuh dewasa.

Uluran tangan lembutnya yang selalu mengahapus air mata ketika aku menangis, membangunkan ketika aku terjatuh, bahkan sewaktu-waktu tangan lembutnya bisa menjadi capit kepiting jika aku nakal. Teringat dulu saat masih kecil ketika akan tidur, tante selalu mengusap-usap keningku hingga aku terlelap tidur. Itu sudah menjadi kebiasaan sebelum tidur karena memang dari dulu tante selalu tidur bersamaku.

Tak hanya menjadi sosok seorang ibu, tante juga bisa menjadi sosok sahabat bagiku. Layaknya seorang sahabat, kita saling menceritakan isi hati masing-masing yang terkadang diiringi dengan gelak tawa lepas dan juga air mata. Dengan senang hati tante selalu menjadi pendengar setia tentang cerita semua masalah yang aku alami, dalam kehidupan di lingkungan sekolah maupun kehidupan di luar sekolah.

Tante yang menjadi tulang punggung, dengan berprofesi sebagai buruh tani dan pembuat kerajinan anyaman ini, sudah banyak perjuangan yang telah ia lakukan. Tak peduli terik matahari serta hujan deras yang menerpa tubuhnya ketika berada di sawah. Terkadang rasa khawatir menghampiri manakala magrib tiba tante belum juga pulang.

Malam harinya tante bekerja lagi menyelesaikan anyaman. Salut terhadap kerja keras tante tanpa mengenal rasa lelah dan tak pernah mengeluh. Tak banyak yang bisa ku lakukan untuk meringankan beban tante. Menyiapkan air panas untuk mandi dan secangkir teh hangat kesukaannya, dan terkadang memijit pundak dan kakinya. Itulah sebagian kecil yang bisa aku lakukan sebagai tanda terima kasihku atas kerja kerasnya selama ini.

Begitu banyak pengorbanan yang telah tante berikan demi kebahagianku. Pengorbanan yang tante lakukan, terkadang diiringi dengan tetesan air mata. Terkadang tanpa sadar, aku telah melukai perasaan tante dengan perkataan-perkataan yang mungkin kurang sopan untuk didengar dan bisa melukai perasaannya. Walaupun begitu tante selalu sabar dalam membesarkanku dari bayi hingga tumbuh dewasa.

Seperti sejuknya embun di pagi hari yang memberi kesejukan bagi manusia, tante memberikan kesejukan dalam hidup. Dekap erat pelukannya membawa kehangatan dan kedamaian dalam hati. Terima kasih tante untuk semua kasih sayangmu. (dakwatuna.com/hdn)

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Mahasiswi Politeknik Negeri Jakarta jurusan teknik Grafika Penerbitan.

Lihat Juga

FPI, Tak Kenal Maka Tak Sayang

Figure
Organization