Satu Kata Dalam Tindakan

Ilustrasi. (inet)

dakwatuna.com – Acap kali kita berbicara tidak sesuai dengan apa yang kita lakukan, dengan tujuan menasehati orang namun lupa akan diri, dengan dalih berdakwah namun tak sadar bahwa hakikat dakwah itu mengajak bukan menganjurkan, mungkin kita sama-sama memahami kata mengajak berarti ikut serta di dalamnya. Sangat memilukan bila hal ini terjadi pada diri seorang aktivis dakwah, ustadz, dai. Seharusnya kita yang bergerak dalam aktivitas dakwah memahami betapa pentingnya menjadi tauladan bagi orang lain, itu sebabnya seorang aktivis dakwah dituntut terus belajar sembari mengamalkan. Oleh karena itu tidak mudah seseorang mendapatkan amanah sebagai dai jika hanya menganjurkan orang lain melakukan kebaikan.

Sebagian dari kita terkadang tidak menghiraukan hal ini, sebab semangat dakwah yang menggelora di tubuh para aktivis menyebabkan lupa bahwa diri sendiri juga butuh asupan, sehingga semangat yang menggelora tersebut sebenarnya hanya ambisi, berambisi menjadi dai, berambisi menjadi ustadz, berambisi untuk dikenal. Memang patut kita apresiasi semangat dakwah tersebut, akan tetapi yang perlu diluruskan adalah makna dari dakwah itu sendiri. Tujuan dakwah tidak akan pernah tercapai bila tidak memahami hakikat dakwah.

Apakah para aktivis telah melupakan kata kabura maqtan ‘indallah (sangat besar kebencian di sisi Allah) bahwa kamu mengatakan apa yang tidak kamu kerjakan? Padahal ini sebuah ancaman dari Allah. Semoga kita yang merasa dipundak kita ada amanah dakwah menyadari konsekuensi menjadi seorang aktivis dakwah. Wallahu a’lam. (dakwatuna.com/hdn)

Alumni STMIK Hangtuah Pekanbaru Prodi Teknik Informatika. Pengajar Di Yayasan Tahfidz Andesta Pekanbaru Penulis di Beberapa Koran
Disqus Comments Loading...