Mualaf di Jepang Perkenalkan Islam dalam Sebuah Seminar di Hadapan Warga Jepang

Kajian Islam KMII Jepang, 30 April 2016. (Tsamara Tsani)

dakwatuna.com – Tokyo. Bertempat di Balai Indonesia Tokyo, KMII (Keluarga Muslim Islam Indonesia) menyenggarakan seminar mengenai Islam dengan bahasa pengantar bahasa Jepang, Sabtu (30/4/2016). Antusiasme warga Jepang cukup besar, dilihat dari pendaftar seminar yang melebihi 60 orang. Penanggung Jawab acara, Maulana Abdul Aziz, mengatakan bahwa seminar yang bertemakan Al-Quran ini bertujuan untuk memperkenalkan Al-Quran kepada masyarakat Jepang dan memperlihatkan bukti kebenaran Al-Quran.

Acara dimulai dengan sambutan oleh perwakilan dari pihak KMII, Muhammad Aziz, dilanjutkan dengan pembacaan Al-Quran dan terjemahannya dalam Bahasa Jepang. Seminar ini terbagi menjadi dua sesi, sesi pertama berupa pembawaan materi mengenai Al-Quran dan sesi kedua berupa diskusi panel. Yang menarik, narasumber dari seminar ini semuanya berasal dari orang Jepang sendiri yang telah menjadi mualaf. Hal ini bertujuan untuk menunjukkan kepada masyarakat Jepang bahwa Islam bukanlah sesuatu yang asing dan berasal dari luar budaya mereka.

Kajian Islam KMII Jepang, 30 April 2016. (Tsamara Tsani)

Sesi pertama dibawakan oleh dai asal Jepang, Ustadz Sugimoto Kyoichiro (Ustadz Salman) yang masuk Islam pada tahun 1997. Sugimoto menjelaskan apa itu Al-Quran dan memaparkan beragam pendapat publik mengenai kemurnian al-Quran. Dari berbagai pendapat yang ada, pendapat terkuat mengatakan bahwa Al-Quran merupakan murni firman dari Tuhan. Pembuktian kebenaran Al-Quran yang berasal dari firman Tuhan salah satunya dilihat dari sisi ilmiah. Ustadz Salman juga menjabarkan bukti-bukti kebenaran Al-Quran secara keilmuan. Dari bidang Kosmofisik bukti tersebut meliputi fakta bahwa benda langit beredar pada garis edarnya. Dari bidang Penciptaan Manusia, Ustadz Salman menjabarkan fakta-fakta mengenai alaqah. Dalam Bahasa Arab, ‘alaqah’ bisa berarti tiga hal, ‘aliran darah’, ‘yang menggantung’, dan ‘lintah’. Dilihatkan juga video yang menunjukkan penciptaan manusia sesuai dengan ketiga hal tersebut. Dari bidang kebumian, dijabarkan fakta bahwa gunung merupakan pasak bumi dan fenomena air payau yang membagi air tawar dan air laut. Berbagai macam fakta tersebut telah tertulis dalam Al-Quran yang diturunkan lebih dari 1400 tahun yang lalu, dan pembuktiannya baru dapat dilakukan dengan bantuan perkembangan sains masa kini. Hal tersebut menguatkan pendapat bahwa mustahil Al-Quran dibuat oleh manusia zaman dahulu, sehingga tidak lain Al-Quran adalah firman Allah. Para audiens terlihat tertarik menyimak penjelasan tersebut karena penjelasan menggunakan video sehingga peserta lebih mudah memahaminya.

Kajian Islam KMII Jepang, 30 April 2016. (Tsamara Tsani)

Sesi kedua dilanjutkan diskusi panel dari dua narasumber yaitu Ustadz Salman dan Arisa, seorang muslimah asal Jepang yang memeluk Islam pada tahun 2015. Perbincangan diawali dengan alasan Arisa memeluk Islam. Arisa menceritakan ketertarikan terhadap Islam muncul saat memulai studi mengenai Bahasa melayu di universitas. Untuk lebih memahami budaya melayu, Arisa pun mulai belajar mengenai Islam yang banyak dianut oleh bangsa Melayu. Sebelum menjadi seorang muslimah,  Arisa pun mencoba memakai kerudung, selain ingin belajar tentang Islam juga ingin merasakan bagaimana menjadi seorang muslimah. Pada awalnya Arisa merasa malu bila mengenakan kerudung di keramaian seperti di daerah Shinjuku. Namun setelah memeluk Islam, ia semakin merasa bahwa dengan memakai kerudung ia menjadi lebih terlindungi. Arisa juga mengutarakan bahwa dirinya memakai kerudung karena Allah. Pada kenyataannya, selama Arisa memakai kerudung di Jepang, tidak pernah mendapat cercaan ataupun tanggapan negatif dari orang sekitar. Mualaf tersebut malah mendapat respons yang positif dan pernah dikomentari, “Cantik ya.” oleh nenek-nenek di jalan, kemudian baru ditanya, “Mengapa memakai ini?” sambil menunjuk kerudung yang dipakai Arisa. Arisa pun menjelaskan alasannya memakai kerudung sehingga ia pun dapat memperkenalkan ajaran Islam kepada masyarakat Jepang. Sebelumnya, Arisa juga sempat menjadi salah satu narasumber di sebuah acara tentang hijab yang diselenggarakan di Tokyo.

Pada saat sesi tanya jawab dimulai, para audiens pun dengan antusias memberikan pertanyaan. Pertanyaan tersebut antara lain meliputi masalah Syiah dan Sunni, ISIS, pemaparan fakta dalam al-Quran yang masih belum terbukti, dan keterkaitan antara takdir Tuhan dan bencana yang terjadi di kehidupan manusia. Mengenai pertanyaan terakhir, Ustadz Salman menjelaskan bahwa segala sesuatu telah ditetapkan dan manusia diberi pilihan-pilihan untuk menghadapinya. Hal tersebut merupakan ujian dari Tuhan, yang akan melihat reaksi manusia, apakah akan menjauh dari Tuhan atau dapat bersabar menghadapinya. Arisa menjelaskan dari sudut pandang seorang muslimah, ia mempercayai bahwa tidak ada ujian yang tidak dapat dilewati, Allah tidak akan menguji sesuatu yang di luar kemampuan hambanya. Jadi bila ada sesuatu hal yang buruk terjadi, ia segera berpikir bahwa saya sedang diuji, dan apabila saya berhasil menghadapinya saya akan menjadi muslim yang lebih baik.

Acara ditutup dengan pemberian kenang-kenangan kepada kedua narasumber dan makan siang bersama. Panitia menyediakan masakan khas nusantara untuk para peserta. Diharapkan acara seminar Islam semacam ini dapat terus berlangsung dan dapat menjadi salah satu jalan dakwah di negeri sakura. (dakwatuna.com/hdn)

Konten Terkait
Disqus Comments Loading...