Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Sumber Kehidupanku

Sumber Kehidupanku

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi (123rf.com / Tjui Tjioe)
Ilustrasi (123rf.com / Tjui Tjioe)

dakwatuna.com – Orang tua adalah sosok Ayah, Ibu atau Papah, Mamah dan juga sebutan lainnya yang bisa menggambarkan mereka. Orang tua merupakan panutan yang memberikan sinar kehidupan bagi anak-anaknya. Sembilan bulan Ibu mengandung dan melahirkan kita ke dunia, tak berbeda dengan Ayah, Ayah bekerja banting tulang dari sebelum fajar terbit hingga fajar terbenam hanya untuk menghidupi keluarganya, derita hingga tak dirasa, sungguh besar pengorbanan Ayah dan Ibu.

Aku bukanlah orang yang mengerti tentang perasaan, kadang aku melanggar aturan yang dibuat oleh Ibu, bukan maksudku untuk menjadi buruk, dulu aku tak mengerti mengapa ia melarangku, sekarang terlihat jelas melalui matanya, semua yang ia lakukan adalah untuk kebaikanku. Setiap hal kecil yang ia katakan dan lakukan benar-benar untukku. Ketika aku memikirkan tentang kelakuanku dulu yang kadang membuatnya marah, namun ia tetap penuhi keinginanku yang mungkin membuatnya kesal.

Ibu, kesabaranmu mengajarkanku banyak hal tentang kehidupan, karena itu aku selalu berusaha untuk mewarisi sifat sabarmu. Ayah, semangat dan wibawamu membuatku merasa bahwa kelak aku bisa menjadi orang yang sukses. Nasihatmu menjadi penyembuh dan semangat dalam jiwa ketika aku berada dalam keputus-asaan. Ketika aku selesai melaksanakan shalat berjamaah bersama Ayah dan Ibuku, kesuksesankulah yang menjadi doa pertama dari Ibuku. Tak kusangka air mata jatuh menetes di mukenaku ketika mendengar doa-doa yang terucap dari Ibuku. Kalian tak henti-hentinya mendoakanku, aku merasa sangat bangga mendapatkan kasih sayang dari kalian.

Hari berganti hari, bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun telah nampak perubahan fisikmu yang semakin beranjak menua, rambutmu mulai tumbuh uban, terlihat keriput di wajahmu dan tubuhmu sudah mulai terasa sakit. Maafkan aku karena belum bisa membalas apa – apa atas semua kasih sayang yang Ayah dan Ibu berikan. Sering aku membuat kalian kecewa dengan tingkah lakuku. Bahkan gagal untuk memenuhi keinginan kalian. Ayah, Ibu terimakasih atas segalanya. Tak ada yang dapat menggantikan kalian dalam hidupku. Maafkan semua kesalahanku yang tak ku sengaja dan maaf untuk kenakalan yang membuat kesabaran kalian teruji lagi dan lagi, tapi satu hal yang ayah dan ibu harus tahu aku akan berusaha menjadi anak yang berbakti dan sukses untuk kalian karena kebahagiaan kalian adalah suatu yang harus aku penuhi.

Kalian adalah penyemangat hidupku, tanpa Ayah dan Ibu tak akan terlahir seorang aku. Tak ada perasaan yang sangat bahagia selain bersyukur telah dilahirkan dari rahim seorang Ibu yang sabar hatinya dan tak terhitung rasa kasih sayang yang ibu berikan untukku. Serta tidak ada perasaan paling bangga selain karunia yang Allah berikan yaitu seorang Ayah yang sangat mencintai keluarganya dan bersedia banting tulang demi melihat anak istrinya bahagia. Semoga Ayah dan Ibu selalu diberi kesehatan dan kebahagiaan yang berlimpah. Aamiin. (dakwatuna.com/hdn)

 

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Mahasiswi jurnalistik yang penyuka traveling serta senang bercerita dan baru berproses menulis berita dan cerita di media.

Lihat Juga

Meraih Kesuksesan Dengan Kejujuran (Refleksi Nilai Kehidupan)

Figure
Organization