Bernie Sanders, Kandidat Calon Presiden AS yang Disambut Komunitas Muslim AS

Bernie Sanders dalam salah satu kampanye, seorang muslimah bertanya ke Sanders mengenai Islamofobia di AS. (i.ytimg.com)

dakwatuna.com – Proses pencalonan presiden di AS sudah memasuki tahap dimana partai Demokrat dan partai Republik mengadakan pemungutan suara di negara-negara bagian untuk calon presiden yang akan diusung. Dari nama-nama kandidat di kedua partai tersebut, Bernie Sanders merupakan kandidat yang cukup banyak mendapatkan sambutan positif di kalangan komunitas muslim di AS. Yang menarik, senator yang mewakili negara bagian Vermont ini memiliki latar belakang sebagai seorang Yahudi. Fenomena ini cukup mengejutkan karena selama ini umat Muslim dinilai tidak akan mendukung calon yang beragama Yahudi. Selain itu Sanders mengakui bahwa dirinya seorang sosialis, paham yang sering dipersepsikan negatif di kalangan umat Muslim.

Dalam pertarungan untuk memperoleh nominasi calon presiden dari partai Demokrat, Sanders bersaing dengan calon kuat yang juga mantan ibu negara yaitu Hillary Clinton. Meskipun posisinya saat ini masih tertinggal di belakang Hillary Clinton dalam perolehan suara, Sanders meraih kemenangan di banyak negara bagian. Prediksi para pengamat bahwa ia akan memperoleh sedikit dukungan di partai Demokrat terbukti tidak benar karena Sanders mendapatkan banyak dukungan dari kalangan akar rumput yang skeptis melihat para politisi dan kepentingan pemilik modal dalam perpolitikan di AS. Selama berkampanye, Sanders konsisten mengangkat hak-hak sipil, keadilan untuk pekerja dan kelas menengah, dan seringkali mengkritik para perusahaan-perusahaan besar yang meraup untung besar namun mengabaikan kesejahteraan para pekerja.

Kuatnya dukungan untuk Sanders di kalangan muslim terlihat dari hasil pemilihan yang sudah berlangsung dan pernyataan tokoh-tokoh muslim di AS.

Di kota Dearborn, Michigan dimana 40% populasi beretnis Arab, Sanders menang cukup signifikan atas Clinton. Beberapa pengamat melihat bahwa kemenangan Sanders di kota tersebut menunjukkan bahwa komunitas Arab dan Muslim memberikan dukungan berdasarkan kebijakan-kebijakan yang dianut dan tidak melihat latar belakang Yahudi sebagai alasan untuk menolak seorang kandidat. Di dalam salah satu wawancara dengan CNN, direktur riset Institute for Social Policy and Understanding, Dalia Mogahed berkomentar “Saya pikir kemenangan ini adalah testimoni yang mematahkan stereotype bahwa muslim adalah anti-semit (anti-Yahudi)”. “Suara-suara [Sanders] konsisten dan kredibel bagi banyak pemilih muslim muda.” Begitu jelasnya.

Kampanye Bernie Sanders di Chicago Maret 2016. (Scott Olson / Getty Images)

Meskipun tidak ada dukungan resmi dari organisasi-organisasi Muslim di AS, tidak kurang beberapa tokoh muslim di AS seperti Imam Omar Suleiman, Syaikh Yasir Qadhi dan Imam Shamsi Ali mengekspresikan dukungan mereka terhadap Bernie Sanders. Syaikh Yasir Qadhi di halaman Facebooknya menulis bahwa meskipun kemungkinan tidak akan terpilih, ia menyukai ide Sanders yang berkeinginan untuk menghabiskan lebih banyak anggaran untuk kepentingan dalam negeri daripada untuk perang, menurunkan biaya pendidikan dan asuransi kesehatan, mengkritik pola-pola pendekatan militer negara-negara Barat, dan mengikis pengaruh uang di dalam perpolitikan AS. Di dalam tim kampanya Bernie Sanders sendiri terdapat beberapa orang muslim yang aktif berkampanye. Linda Sarsour, salah seorang aktivis berdarah Palestina dan mengenakan hijab, bahkan diberikan kesempatan untuk memberikan sambutan pembuka dalam kampanye. “Ia (Sanders) secara sengaja menjangkau komunitas-komunitas muslim di berbagai kota” begitu komentarnya saat menjelaskan alasannya bergabung di tim kampanye Sanders.

Daya tarik Sanders bagi komunitas muslim selain karena tema-tema ekonomi dan keadilan yang menyentuh kalangan bawah dan menengah juga karena posisinya yang berimbang dalam memandang konflik Palestina dan Israel. Pada salah satu wawancara dengan CNN, ia menyatakan bahwa AS tidak akan bisa menghasilkan kebijakan yang tepat apabila mengabaikan satu sisi (Palestina) di dalam konflik tersebut. Hal senada juga disebutkan di halaman website kampanye feelthebern.org. Komentar tersebut sangat menarik dan menuai banyak sambutan positif di kalangan muslim. Selain itu, keberanian dan independensi beliau terhadap lobi Israel juga terlihat dari ketidakhadirannya dalam pertemuan AIPAC, organisasi lobi Yahudi yang sangat berpengaruh di AS. Dari 5 kandidat calon presiden, Sanders adalah satu-satunya kandidat yang tidak memenuhi undangan pertemuan AIPAC di Washington DC, sesuatu yang sangat jarang terjadi di dalam kampanye presiden di AS.

Apakah Sanders akan mampu mengalahkan Hillary Clinton atau tidak masih menjadi pertanyaan. Meskipun banyak pengamat yang memprediksi ia akan kalah dari Hillary Clinton, peluang untuk mendapatkan nominasi dari Demokrat masih ada. Bagaimanapun hasilnya, bagi komunitas muslim di AS kampanye Sanders mewakili suara-suara mereka yang selama ini jarang didengar dan membawa harapan untuk kebijakan-kebijakan domestik dan luar negeri AS yang lebih adil. (dakwatuna.com/hdn)

Mahasiswa pascasarjana di University of Maryland, College Park. Saat ini terlibat aktif sebagai pengurus Mesjid IMAAM Center di Washington, DC. Aktif mengikuti perkembangan dunia Islam. Suka membaca buku di sela-sela kesibukan.
Konten Terkait
Disqus Comments Loading...