Topic
Home / Narasi Islam / Dakwah / Indahnya Bersama Jamaah

Indahnya Bersama Jamaah

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (multnomahathleticfoundation.com)
Ilustrasi. (multnomahathleticfoundation.com)

dakwatuna.com – Keruhnya hidup berjamaah lebih baik dari jernihnya hidup kesendirian. Memang benar 100%. Betapa tidak, kebersamaannya dengan orang-orang baik menjadikan kita selalu terjaga. Terjaga agar selalu komit beramal sholeh dan terjaga dan tercegah dari perbuatan buruk dan perilaku dosa.

Bersama orang-orang sholeh kita disibukkan dengan pekerjaan-pekerjaan baik sehingga terhindar dari waktu dan lingkungan yang sia-sia. Mulai dari bangun tidur hingga tidur kembali. Berpikir dan mencurahkan ide serta ngobrol tentang kebaikan. Mengambil sikap dan berperilaku tentang bagaimana waktu-waktu kita bermanfaat. Tidak hanya untuk diri namun juga untuk kepentingan orang lain dan ummat. Bersama Jamaah, semoga kita termasuk dalam golongan orang-orang yang disayang oleh yang Maha Rahim. Karena tanda dari orang yang dikehendak-Nya kebaikan adalah diberikan kesibukan2 baik.

Bersepakat dalam keburukan?

Jawabannya tidak mungkin. Jangankan bersepakat, sendiri-sendiri pun nyaris tidak mungkin. Apalagi ketika mengambil keputusan yang menyangkut ruang publik. Menyangkut kader tertentu yang terbilang senior. Terbilang banyak jasanya bagi jamaah. Sudah barang tentu melalui proses yang panjang dan penuh kehati-hatian. Mendahulukan pendekatan halus dan sangat persuasif. Melalui syuro berkali-kali dan bertingkat-tingkat. Maka salah satu cara kita memahami suasana krusial adalah merujuk pada orang-orang yang tepat dan menjaga sangka baik kepada qiyadah atau leader kita. Jangan pernah mendengar dan percaya pada pikiran-pikiran dan omongan orang-orang yang jauh dari kebenaran masalah terkait.

Saat peristiwa “haditsul ifki” atau berita bohong pada masa Rasululah SAW, ada kisah sangat indah dan monumental. Ya, istri sahabat Abu Ayub al Anshori RA mengajukan pertanyaan cerdas pada suaminya. Jika engkau yakin orang yang diisyukan berselingkuh dengan Aisyah RA adalah lebih baik dari Engkau dan Aisyah pastilah lebih baik dari aku. Maka sangat tidak mungkin kedua orang mulia itu melakukan hal buruk dan sangat tercela.

Jangan Pernah Negative Thinking

Sangka buruk dan berpikiran negatif menurut para ahli kejiwaan menguras banyak energi. Sangka buruk juga akan berdampak pada penyesalan dan itu merupakan kebiasaan orang jahil alias kurang berilmu. Jika kita sudah kehilangan kepercayaan atau trust kepada orang-orang baik maka waspadalah dengan diri anda. Sebagaimana jika kita lebih percaya kepada orang-orang yang sedang bermasalah. Jika kita mengenal seseorang sebagai orang yang terbukti kebaikannya maka tidak ada alasan bagi kita bersangka buruk. Bahkan seorang ulama menganjurkan; Carilah 1001 alasan untuk pembenaran saudara baik kita jika kita mendapati mereka kekurangan.

Jika kepada seseorang saja kita harus bersangka baik apalagi pada kumpulan orang-orang yang kita pilih sebagai qiyadah. Stop negative thinking, ayo ber-positive thinking.

Kematangan Tarbawi

Dalam dunia aktivis dakwah tidak ada tolak ukur yang absolut. Tidak bergantung pada senioritas, ketokohan ataupun ketuaan serta besaran kontribusi. Pada saat-saat tertentu gerbong dakwah ini berjalan dan berlari melewati tikungan tajam, jalan penuh luang dan bebatuan. Tentu orang yang tidak sabaran akan bergumam. Kenapa sih lewat jalan beginian? Memangnya tidak ada jalan lain? Ada jalan tol, kenapa lewat sini? Wah sopirnya pasti jadul, kudet atau sebutan negatif lain.

Ketika ada masalah krusial pikiranya goncang, hatinya gundah gulana. Kenapa hal ini harus terjadi. Ini pasti karena si fulan dan si fulan. Pikirannya lebih suka menyalahkan. Padahal tabiat jalan dakwah itu penuh liku-liku. Rutenya panjang, banyak aral melintang. Terkadang usianya para aktivis tidak cukup merengkuh semua rentang perjalanan. Inilah yag kemudian ada pertanyaan…..”mata nashrulloh” kapan datangnya pertolongan Allah? …alaa inna nashrullohi qoriib.

Akhirnya hanya orang-orang yang matanglah yang akan mampu bertahan. Membersamai dakwah tanpa sedikitpun bergeming dari barisan. Semua kejadian dan situasi dipahami bahkan dinikmatinya sebagai jalan Kemuliaan. Karena memang ini satu-satunya jalan dan tidak ada jalan pintas. Inilah jalan-nya para Nabi dan Rasul-Nya serta orang-orang terbaik.

Lukisan abstrak ataupun naturalis akan terasa indah dan bermakna bagi orang-orang yang punya selera dan jiwa seni. Demikian juga alunan orkestra musik hanya bisa dinikmati oleh orang-orang yang punya taste. Alangkah indahnya dakwah ini bagi orang-orang yang berjiwa daiyah. semua yang terjadi dimaknai dan dinikmatinya. Keindahannya tidak bisa diceritakan kecuali oleh orang-orang yang mengalaminya. Inilah syair indahnya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah; katakan pada durjana. Jika aku dibunuh maka aku mendapati hadiah syahid. Jika aku dipenjara aku uzlah. Dan jika dibuang aku berkelana.

Itulah indahnya kebersamaan dalam Jamaah. Ya Robb jadikan aku istiqomah hingga Engkau berkenan memanggilku….Amiin. (dakwatuna.com/hdn)

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Dosen dan Penggiat Pendidikan Islam

Lihat Juga

Bentuk-Bentuk Penyimpangan di Jalan Dakwah (Bagian ke-3: Persoalan Jamaah dan Komitmen (Iltizam))

Figure
Organization