Topic
Home / Berita / Nasional / Parpol Harus Bisa Jawab Tantangan Ekonomi dan Politik ke Depan

Parpol Harus Bisa Jawab Tantangan Ekonomi dan Politik ke Depan

Presiden DPP PKS, M Sohibul Iman (kanan) dan Wasekjen DPP PKS, Abdul Hakim (kiri) saat kongkow dengan wartawan di aula DPP PKS, Jakarta Selatan, Selasa (19/4/2016). (IST)
Presiden DPP PKS, M Sohibul Iman (kanan) dan Wasekjen DPP PKS, Abdul Hakim (kiri) saat kongkow dengan wartawan di aula DPP PKS, Jakarta Selatan, Selasa (19/4/2016). (IST)

dakwatuna.com – Jakarta. Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman menegaskan partai politik harus bisa menjawab tantangan ekonomi dan politik Indonesia ke depan agar tak tergusur oleh zaman. Model politik melayani diyakini akan menjadi tren politik di masa mendatang.

“Kalau kita perhatikan, lanskap ekonomi-politik Indonesia saat ini berubah, cara berpolitik harus diubah juga kalau tidak digusur zaman,” ujar Sohibul Iman dalam Kongkow Bareng Wartawan di Kantor DPP PKS, Jl TB Simatupang No 82, Jakarta Selatan, Selasa (19/4/2016).

Pria yang akrab disapa Kang Iman ini menganalogikan perubahan lanskap tersebut dengan kasus transportasi online yang termasuk ke dalam new business model, ada perubahan cara berbisnis. Mereka yang masih menggunakan cara lama berpolitik, lanjut dia, akan ditindas perkembangan zaman.

“Kalau kita berpolitik dengan cara lama, old-fashioned, maka kita tidak bisa berpolitik. Kader PKS calon pemimpin harus memikirkan lanskap baru sosial politik ekonomi di Indonesia dan harus bisa berkhidmat dengan cara baru,” jelasnya.

Lebih lanjut Kang Iman mengatakan, perubahan lanskap dapat dilihat dari karakteristik masyarakat Indonesia yang semakin rasional. Hal itu dapat dilihat dari semakin meningkatnya jumlah kelas menengah baru.

“Bonus demografi yang kita dapat dari tahun 2012 sampai 2030-an, kalau melihat sejarah di negara lain, bila fase ini dikelola dengan baik akan memunculkan kelas menengah yang banyak. Karakteristiknya yaitu rasional, secara sosial-ekonomi mandiri, mereka juga well-informed, mudah akses informasi, terfasilitasi oleh teknologi,” paparnya.

Dengan karakteristik tersebut, kang Iman menegaskan masyarakat menjadi pihak yang lebih mandiri, dimana pola hubungan mereka dengan pemimpin menjadi equal dan egaliter.

“Kepemimpinan yang baru tidak bisa dibangun dengan pola hubungan yang feodal, dimana saya pemimpin anda yang dipimpin. Tidak bisa. Kepemimpinan yang baru bukan self-oriented, bukan memikirkan bagaimana saya, tapi memikirkan bagaimana kondisi orang lain. Saya kira sikap kepedulian dan lebih banyak melayani akan jadi trend kepemimpinan ke depan,” pungkas mantan wakil ketua DPR ini. (abr/dakwatuna)

Redaktur: Abdul Rohim

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Seorang suami dan ayah

Lihat Juga

Grand Launching SALAM Teknologi Solusi Aman Covid-19 untuk Masjid

Figure
Organization