Topic
Home / Narasi Islam / Ekonomi / Mengubah Paradigma Wirausaha

Mengubah Paradigma Wirausaha

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (dakwatuna.com)
Ilustrasi. (dakwatuna.com)

dakwatuna.com – Pemuda adalah tulang punggung bangsa Indonesia. Begitu pun cara pandangnya sangat berpengaruh terhadap masa depan bangsa ini dan Peran serta seorang pemuda sangatlah penting, seperti ungkapan Bung Karno dalam pidatonya mengatakan, “Beri aku seribu orang, dan dengan mereka aku akan menggerakkan Gunung Semeru. Beri aku sepuluh pemuda yang membara cintanya kepada Tanah Air, dan dengan mereka aku akan mengguncang dunia.’’

Kedudukan dan peran pemuda memang sangat vital dalam pembangunan sehingga masa depan bangsa berada di tangan mereka. Begitu pun paradigmanya ketika lulus dari perguruan tinggi, masih banyak yang berpikiran ingin menjadi pegawai atau mencari lapangan pekerjaan. Padahal lapangan pekerjaan tidak bertambah secara signifikan, sedangkan jumlah lulusan perguruan tinggi yang siap bekerja selalu bertambah setiap tahunnya. Akhirnya yang terjadi adalah semakin bertambahnya jumlah pengangguran di Indonesia.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pengangguran di Indonesia pada Bulan Agustus 2015 sebanyak 7,56 juta orang, yang mengalami kenaikan 320 ribu orang dibandingkan dengan periode tahun lalu yaitu 7,24 juta jiwa. Dari tingkat pengangguran terbuka menurut pendidikan didominasi oleh Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 12,65 persen, disusul Sekolah Menengah Atas sebesar 10,32 persen, Diploma 7,54 persen, Sarjana 6,40 persen, Sekolah Menengah Pertama 6,22 persen, dan Sekolah Dasar ke bawah 2,74 persen.

Dikutip dari CNN Indonesia, Direktur Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan BPS, Razali Ritonga mengatakan, “jumlah angkatan tenaga kerja meningkat sedangkan daya serap tenaga kerja dari beberapa industri melemah.”

Hal ini sebenarnya bisa menjadi peluang besar bagi lulusan perguruan tinggi untuk mengubah paradigmanya dalam mengembangkan ide-ide kreatifnya sehingga dapat membuka lapangan pekerjaan.

Saat ini banyak perguruan tinggi yang akhirnya berlomba-lomba membuka program studi baru, yakni Manajemen Bisnis atau mata kuliah yang bersinggungan dengan kewirausahaan. Ini merupakan bukti konkret untuk mengarahkan paradigma pemuda supaya berjiwa wirausaha. Walaupun dalam kenyataannya belum maksimal, tetapi dengan adanya pengalaman berwirausaha selama di perkuliahan dapat memudahkan mereka untuk mengembangkan usahanya di kemudian hari.

Dan tidak bisa dipungkiri juga bahwa masih banyak pemuda yang memiliki mental  block, yaitu berpikiran jika ingin berwirausaha harus memiliki banyak uang/modal. Padahal, modal yang dilihat bukan hanya uang semata. Tetapi tenaga dan ide kita pun juga merupakan suatu modal yang bisa kita kembangkan menjadi sebuah usaha yang memiliki nilai yang lebih dibandingkan yang lainnya. Tanpa modal uang pun usaha bisa tetap jalan, asalkan mempunyai niat dan kemauan usaha yang tinggi serta didukung oleh perencanaan konsep yang tepat.

Menurut beberapa pakar tentang wirausaha mengatakan bahwa sebuah negara akan maju jika sekitar dua persen dari pendudukannya adalah seorang wirausaha. Menteri Koperasi dan UKM Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga mengatakan, bahwa jumlah wirausaha di Indonesia hanya sekitar 1,65 persen dari jumlah penduduk saat ini.

Sedangkan di negara tetangga dan belahan negeri lain karena sumber daya alam yang terbatas, maka kalangan pemudanya ditantang berkreasi untuk mengatasi keterbatasannya.

Masalah yang kita hadapi utamanya adalah minimnya yang memiliki mental wirausaha atau mental juara untuk mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Selain itu besarnya jumlah penduduk, kondisi geografis, akses modal dan penguasaan teknologi yang terbatas serta soal  pemasaran masih jadi hambatan pengembangan entrepreneurship di tanah air.

Negara kita membutuhkan wirausaha yang berkarakter inovatif yang terus berpikir kreatif dalam melihat peluang dan memanfaatkan keadaan sesulit apapun. Hanya dengan semangat berwirausaha, inovatif pengembangan kekayaan sumber daya alam yang berlimpah, negara ini dapat dikelola dengan baik dan memberikan nilai tambah bagi masyarakat. Memang pemuda Indonesia sebagian besar tidak dibesarkan atau dididik dalam budaya wirausaha, oleh karenanya pendidikan kewirausahaan menjadi sangat penting untuk diajarkan sejak dini. Sehingga ketika sudah dewasa akan lebih siap untuk menjadi seorang wirausaha sukses.

Salam preneur! (dakwatuna.com/hdn)

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Mahasiswi School of Economics Banking Institute SEBI (STEI SEBI) jurusan Manajemen Business Syariah (Semester VI), Awardee of Beastudi Ekonomi Syariah – Dompet Dhuafa Scholarship Angkatan 4. Lahir di Nganjuk tahun 1995. Aktivitasnya saat ini, aktif di Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) KBM STEI SEBI sebagai Bendahara kementrian Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa dan juga salah satu penggagas seni budaya di kampus. Selain aktif di kampus, juga salah satu penggagas seni budaya khususnya saman di beberapa sekolah di Kota Depok, seperti MI Darul Falah, SMPIT As-Shof dan SDIT Al-Haraki. Selain itu, juga aktif di komunitas Sobat Budaya. Dan telah menjuarai beberapa kompetisi budaya di Indonesia, yaitu: juara Favorite Saman Dance Competition at Open House ESQ Business School, juara 3 Saman Dance Competition at Islamic Art Fair 2nd UI IBF, Inex Balairung, Juara 2 Runner Up Traditional Dance, Six Production Event dan Juara 2 dalam event SENSATION (SMADA Exhibition Saman Dance Competition) 5. Selain kecintaannya terhadap dunia seni budaya, juga berkecimpung di dunia entrepreneur. Yaitu aktif di Komunitas Pengusaha Kampus sebagai sekretaris Umum, salah satu penggerak Sebi Entrepreneur Center dan CEO of Inspirasi Anak Negeri Foundation. Selain aktif business dan organisasi, juga telah menjuarai beberapa kompetisi business, diantaranya 3 besar terbaik lomba business plann dalam acara IYE-C dan Juara 1 Business Plann Competition di Sharia Eco Fest 2015, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Lihat Juga

Tingkatkan Kualitas Perempuan, Salimah Gelar Seminar Wirausaha

Figure
Organization