Topic
Home / Keluarga / Pendidikan Anak / Pentingnya Pendidikan Anak Dalam Keluarga

Pentingnya Pendidikan Anak Dalam Keluarga

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (eufselvani.wordpress.com)
Ilustrasi. (eufselvani.wordpress.com)

dakwatuna.com – Sebuah kewajiban bagi seorang muslim untuk mengikuti sunah Rasul yaitu untuk berkeluarga. Artinya ada penekanan khusus dari perintah yang harus dikuti. Di dalam Islam jika seseorang belum melaksanakan pernikahan, berarti separuh dari agamanya belum terpenuhi.

Demi sebuah karier di perusahaan swasta/pemerintahan seseorang menunda untuk menikah. Yang lebih parah lagi adalah seseorang tidak mau untuk menikah. Bisa juga ada alasan lain misalkan karena ditinggal sang kekasih menikah, atau karena takut jika sudah menikah akan banyak problem yang harus dihadapi. Islam tidak mengajarkan untuk berpacaran. Karena dengan berpacaran banyak maksiatnya. Akibat berpacaran banyak orang yang stress, hamil diluar nikah, kecewa karena pacar bisa terjadi tindak kejahatan misalkan kekerasan fisik, sampai dengan pembunuhan. Sehingga harus berurusan dengan pihak berwajib. Akhirnya masuk jeruji besi penjara. Masih banyak orang yang belum mengetahui bahaya dari berpacaran, atau sudah mengetahui tetapi sengaja untuk melanggarnya. Dari anak SD, SMP, SMA sudah banyak siswa yang berpacaran. Hal ini menjadi PR besar bagi seorang tenaga kependidikan untuk memberikan pengetahuan dan wawasan yang luas bagi pelajar. Karena masih panjang perjalanan mereka untuk sampai jenjang pernikahan.

Sebuah keluarga diawali dari jenjang pernikahan. Pernikahan yang dibentuk dari pasangan seorang pria dan wanita. Islam tidak mengenal dan menganjurkan pernikahan sejenis. Meskipun hal itu berlaku di negara barat. Mungkin ada juga pernikahan sejenis diakui oleh salah satu oknum di negeri ini. Indonesia identik dengan dengan budaya timur yang sangat menjunjung sebuah budaya dan peradaban Islam. Karena suatu pengaruh pemikiran negara barat, sehingga banyak warga yang mengikuti paham dan budaya yang benar-benar jauh dari Islam. Islam ajaran dari Allah yang dibawa oleh Rasulullah Muhammad SAW. Islam adalah agama untuk rahmat semesta alam. Sebagai umat dari Rasulullah harus menjunjung tinggi ajaran yang dibawanya. Suri tauladan yang baik dan harus kita laksanakan dengan penuh harap mendapatkan syafa’at di yaumil kiamat.

Segala sesuatu tindakan harus dimulai dengan niat yang baik dan ikhlas. Berniat karena Allah untuk mendapat keridhaanNya. Agar bernilai sebagai suatu ibadah. Pernikahan adalah sebagai salah satu contoh bentuk dari ibadah. Diawali dari proses ta’aruf secara Islam, sampai dengan proses jenjang ijab dan qabul di depan seorang penghulu/petugas KUA. Didampingi oleh dua orang saksi dan seorang wali, mahar dari seorang mempelai pria. Semua proses dilaksanakan dengan penuh rasa spiritual. Acara resepsi pernikahan dihadiri oleh undangan. Islam tidak mengajarkan sebuah perayaan resepsi pernikahan dengan sebuah kemewahan. Tidak harus dengan perayaan hiburan dari group dangdut, band tertentu. Yang terpenting adalah sebuah kesederhanaan. Rasulullah tidak pernah mengajarkan pemborosan. Karena pemborosan sangat dekat dengan perilaku setan. Ada sebuah fakta di masyarakat Indonesia, jika mengadakan resepsi pernikahan harus begini dan begitu. Istilahnya biar kelihatan wah /hebat. Padahal modal untuk mengadakan sebuah pernikahan dari pinjam sana dan sini. Sehingga habis acara resepsi selesai, kedua mempelai harus dibebani hutang yang cukup banyak. Bisa mencapai puluhan sampai dengan ratusan juta rupiah. Terkadang hal ini tuntutan dari pihak keluarga mempelai wanita. Sangat memberatkan untuk pihak mempelai pria. Jika pihak pria dari segi ekonomi sangat mampu, hal ini tidak menjadi masalah. Jika sebaliknya mempelai pria sangat sederhana kehidupannya, akan menjadi problem khusus. Sehingga banyak kalangan para remaja pria untuk menunda pernikahan. Disebabkan oleh kemampuan financial belum mencukupi. Sehingga sampai umur 35 tahun sampai 40 tahun lebih belum menikah. Alhasil sampai tua tidak menikah. Jawaban umumnya mereka belum siap dan nanti saja. Hal ini harus diluruskan kembali. Bahwa pernikahan yang sederhana sangat dianjurkan oleh Rasulullah.

Setelah pernikahan beberapa bulan ke depan dihadapkan dengan sebuah problem baru. Yaitu sebuah kehamilan, yang dinanti-nanti. Sebuah kebahagiaan tersendiri jika wanita sudah menunjukkan kehamilan. Sehingga pasangan itu diselimuti dengan rasa haru dan bersyukur atas segala nikmat dan anugerah dari Allah. Mungkin ada juga pasangan yang sudah sekian tahun belum dianugerahi putra. Banyak di antara pasangan hidup yang belum mau mempunyai keturunan. Dikarenakan banyak faktor yaitu karena usia, karier, belum memiliki rumah, atau juga tidak mau repot dengan anak, takut akan perubahan fisik bisa mengakibatkan fisik menjadi gemuk. Semua faktor tersebut jangan menjadi kendala untuk segera memiliki keturunan. Karena pada hakikatnya sebuah keturunan/lahirnya seorang anak akan membawa sebuah keberkahan tersendiri. Rezeki anak ada jatahnya sendiri. Bukan berarti mempunyai anak rezeki orang tua berkurang. Banyak orang tua takut duluan jika memiliki anak nantinya tidak bisa menghidupinya. Menjadi pribadi seorang muslim sejati seharusnya sadar dan yakin bahwa Allah SWT adalah pemilik alam dan bumi seisinya.

Keluarga sakinah, mawadah, warahmah, adalah dambaan setiap keluarga. Artinya semua itu harus dilalui dengan proses yang tidak begitu mudah. Ibarat keluarga adalah sebuah negara dalam lingkup terkecil. Dimana ada seorang pemimpin dan yang dipimpinnya.Terdapat sumber daya manusianya yang sangat luar biasa. Yang harus digali dan dikembangkan. Anak adalah asset negara yang seharusnya dibentuk pola pikirnya. Apa kemampuan yang dimiliki dari seorang putra-putrinya. Jika sebagai pemimpin keluarga berhasil mengetahui bakat dan kemampuan anak, insya Allah jalan menuju sebuah cita-cita akan mudah untuk terwujud. Terkadang sebagai orang tua tidak mau untuk peduli tentang anak-anaknya. Pedulinya hanya memenuhi kebutuhan fisik yaitu pakaian, jajan, hiburan saja. Namun terkadang yang terlupakan oleh orangtua adalah kebutuhan spiritualnya. Ruhiah anak jarang terwujud dan terpenuhi. Karena kesibukan kedua orang tua anak tidak pernah sholat. Anak-anak jauh dari masjid, majlis ta’lim tidak mengenal/tidak pernah menghadiri. Anak aktif kegitan rohani Islam di sekolah dibilang teroris. Biarkan putra-putri berkembang dan memenuhi kebutuhan rohaninya. Perlu diketahui oleh para orang tua bahwasannya kekuatan ruhiah yang kuat yang selalu dilandasi dengan dasar karena Allah akan melahirkan kekuatan yang dahsyat. Semangat untuk melakukan suatu aktifitas yang selalu dilandasi dengan rasa iman dan takwa hanya kepada Allah akan mendapatkan hasil yang sangat memuaskan hati. Serahkan segala urusan hanya kepada Allah semata.

Negara Indonesia mayoritas umat muslim. Artinya keluarga yang dibentuk adalah keluarga muslim. Siapa orang tua yang tidak menginginkan keluarga yang dimilikinya seperti keluarga Rasulullah. Yang penuh dengan kebahagiaan, ketentraman, ketenangan, dan rahmat. Keluarga tidak akan pernah lepas dari sebuah problem/konflik. Banyaknya pengaruh dari social media, tetangga, bisa menimbulkan konflik. Artinya pondasi anggota keluarga harus kuat dan kokoh. Keluarga harus memegang erat bahwa ALLAH SWT adalah satu-satunya Rabb sebagai tempat sandaran. Sampaikan rasa keluh kesah hanya kepadaNya. Jangan menyampaikan kepada paranormal. ALLAH SWT adalah sebaik-baik tempat untuk mengadu. Begitu juga dengan suri tauladan Rasulullah harus dijaga dan dilaksanakan. Sebuah keluarga yang dilandasi karena ALLAH SWT dan Rasulullah Muhammad Saw, Insya Allah akan kuat. Negara terkecil yaitu keluarga sudah kuat dari segala ujian, bisa dibayangkan bahagianya seperti apa mereka.

“Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”(Q.S.AT-TAHRIM ayat 6)

Sebuah harapan hati terkecil saya bahwa andaikan semua keluarga yang ada di Indonesia mampu dan berhasil untuk menjaga keluarganya dengan sebaik-baiknya, insya Allah negara Indonesia akan kuat. Apapun bentuknya pengaruh yang datang dari luar tidak akan mampu untuk menjebol bendungan yang kuat dan kokoh. Keluarga adalah pondasi untuk sebuah ketahanan sebuah negara.

Sebuah fakta yang terlihat di masyarakat Indonesia sekarang ini banyaknya problem yang harus dihadapi. Dari masalah anaknya, juga orangtuanya. Misalkan problem anak yaitu prestasi menurun, pergaulan anak, pengaruh dari dunia maya dan sebagainya. Begitu juga problem yang dihadapi oleh orangtua sendiri yaitu pertengkaran antara ayah dan ibu, masalah ketidakpercayaan antara keduanya, cemburu diantara mereka, bisa juga karena istri sudah tidak muda lagi. Karena banyaknya tuntutan dari seorang ayah yang menuntut istri harus begini dan begitu. Sebenarnya semua problem yang dihadapi oleh keluarga bisa dihadapi dengan cara komunikasi yang baik diantara keduanya. Terkadang ketidakjujujuran yang menjadi hambatan untuk saling berkomunikasi antara ayah dan ibu. Seharusnya mulai dari problem yang terkecil harus dibicarakan dengan hati yang lapang dan pikiran yang jernih. Insya Allah semua problem yang dihadapi oleh pasangan keluarga akan dengan mudah teratasi dengan sendiri. Senantiasa selalu berdoa kepada Allah agar segala ujian dan masalah yang bisa diberikan yang terbaik.

Anak adalah aset keluarga, agama dan bangsa Indonesia. Bagaimana cara agar anak bisa menjadi soleh dan berkualitas. Cerdas dan pandai di dalam akademik, bagus hafalan Alqur’an, Untuk saat ini tidak mudah untuk mendidik anak pandai di dalam akademik. Kebanyakan anak lupa akan dunia pendidikannya. Anak sudah sibuk dengan dunia maya, games online, facebook, twitter, dan sebagainya. Sehingga untuk belajar saja harus disuruh oleh orang tua. Syukur jika orang tua sadar dan ada waktu untuk sang anak. Sebagian besar masyarakat Indonesia sudah sibuk dengan pekerjaannya. Berangkat pagi pulang malam. Untuk memberikan waktu 1 jam saja buat anak sangat susah. Bagaimana bisa memberikan waktu buat anak? Jika berangkat kerja anak masih tidur, dan pulang kerja anak sudah tidur. Hal ini menjadi PR buat para ibu dan ayah untuk memberikan waktunya 1 jam saja buat anak mereka. Memberikan sebuah kasih sayang buat anak-anak mereka. Karena dengan memberikan sebuah kasih sayang untuk anak akan merangsang pertumbuhan dan perkembangan otak menjadi lebih cerdas. Apa artinya uang banyak, segala kebutuhan anak tercukupi, namun mereka tidak mendapatkan rasa kasih sayang dari kedua orang tua. Sebuah kehangatan dan belaian dari seorang ibu sangat dirindukan oleh seorang mereka. Anak yang soleh akan menjadi penolong orang tua mereka kelak di hari kiamat. Apalagi anak yang hafal Alqur’an, insya Allah orang tua akan dipakaikan sebuah mahkota di yaumil kiamat. Bagaimana caranya mendidik anak-anak mereka untuk bisa dan mampu menghafal Alqur’an. Sangat mudah untuk zaman sekarang ini yaitu banyaknya rumah Alqur’an dan rumah tahfizh. Anak bisa dimasukkan juga di pondok pesantren. Sekarang ini banyak juga sekolah Islam terpadu yang boarding school. Insya Allah jika orang tua mau dan bersedia menyekolahkan anak-anak mereka di sekolah Islam, insya Allah tidak akan sia-sia. Pertumbuhan sekolah berbasis Islam sekarang ini melejit dengan pesat. Seperti halnya TKIT, SDIT, SMPIT, SMAIT, sangat membantu orang tua di dalam mendidik putra-putrinya. Karena hal ini sangat membantu sekali di dalam memperbaiki moral anak bangsa. Karena pendidikan agama dan umum sangat seimbang. Artinya mereka berprestasi keduanya. Hafalan Alqur’an/tahfizh sangat ditekankan di kurikulum. Menghafal dibutuhkan sebuah pikiran yang jernih dan hati yang bersih. Mustahil jika keduanya tidak bersih sangat susah untuk bisa menghafal. Dengan selalu muraja’ah kepada guru dan ustadz akan membantu hafalan mereka semakin kuat. Bisa dibayangkan sebuah keluarga dengan anak-anak mereka hidup dibawah naungan cahaya Alqur’an. Insya Allah keberkahan hidup akan selalu didapatkan. Kedua orang tua yang selalu menegakkan prinsip Islam dan pedoman hidup Alqur’an. Sebuah keluarga dengan semua anggota keluarga menegakkan sholat wajib 5 waktu, shalat sunah, puasa sunah. Sebuah amalan-amalan Rasulullah yang selalu dijaga dan ditiru. Persatuan semua anggota keluarga ayah, ibu dan anak-anak yang selalu didasari semua aktifitas karena Allah. Tidak pernah berhenti dan bosan untuk terus berbuat kebaikan, ibadah dan ibadah.

Wahai para ayah dan ibu, teruslah menancapkan sebuah pemikiran kepada putra-putri anda untuk selalu berpedoman terhadap Alqur’an. Bisa menjadi sebuah inspirasi buat semua keluarga di negeri ini untuk bisa membaca buku 10 bersaudara bintang Alqur’an. Sebuah kisah nyata membesarkan anak menjadi hafizh Alqur’an dan berprestasi. Buku karangan Izzatul Jannah-Irfan Hidayatullah penerbit Sygma Examedia Arkan Leema, 2009. Dengan kesibukan kedua orang tua, namun mampu menjadikan putra-putri mereka selalu unggul dan berprestasi. Sebuah hafalan Alqur’an menjadi prioritas. Apa artinya prestasi akademik bagus, tapi akhlak kurang. Intinya pendidikan anak harus seimbang antara ilmu dunia dan akhirat. Orang tua wajib mendoakan putra-putri menjadi anak yang soleh, agar kelak menjadi seorang yang senantiasa berguna bagi keluarga, agama, masyarakat , bangsa dan negara. Sebuah doa kedua orangtua akan dikabulkan oleh Allah. Karena Ridha Allah dan murkaNya tergantung dari orangtua itu sendiri. Jangan sampai orangtua mendoakan anak-anaknya yang tidak baik. Ucapan ayah dan ibu adalah doa untuk anak-anaknya. Sebuah puisi yang merupakan hasil karya sendiri semoga bisa menjadi penggugah semangat buat ayah dan ibu di luar sana.

Untukmu Ayah dan Ibu

Kami hadir di dalam keluarga karenamu

Menjadi anggota keluarga yang baru

Harus diterima dengan penuh keikhlasan

Kami terlahir ke dunia dalam keadaan fitrah

Karenamu aku menjadi Islam

Ayah dan ibu bimbinglah anak-anakmu

Untuk menjadi anak yang soleh

Menjadi putra-putri bangsa Indonesia

Yang soleh, cerdas dan berakhlak mulia

Menjadi pribadi penyenang dan penyejuk hatimu

Dengan tulus ikhlas dan sabar kami dalam bimbinganmu

Ayah, Ibu, jangan biarkan kami tersesat di bumi ini

Jika kami salah tegur dengan tegas

Untukmu ayah dan ibu

Jangan biarkan anakmu tidak mengenal Allah

Kenalkan kami dengan Allah

Kenalkan kami dengan Alqur’an

Kenalkan kami kepada Rasulullah

Kenalkan kami kepada Sahabat Rasulullah

Untukmu ayah dan ibu

Kami sadar dan khilaf atas kesalahan kami

Kami selalu membuat jengkel hatimu

Namun hatimu yang lembut tidak pernah marah

Sabar dan sabar dengan penuh harap

Mengharapkan ampunan buat putra dan putri mereka

Maafkan kami ayah dan ibu

Semoga kami menjadi anak yang soleh

Kesimpulan yang dapat diambil dari tulisan singkat ini adalah bahwasannya sebuah ketahanan nasional bangsa Indonesia ada di dalam keluarga itu sendiri. Keluarga adalah pondasi kuat yang harus dibentuk sedemikian rupa. Agar sebuah negara bisa berdiri dengan tegak dan kokoh. Pemerintah Indonesia harus mengembangkan potensi yang ada dalam keluarga. Sebuah pendidikan yang baik dan benar harus didukung. Pendidikan merupakan tonggak awal sebuah kesuksesan sebuah negara. Pendidkan formal dan informal terus diperbaiki. Rumah Alqur’an dan rumah tahfizh ditingkatkan kualitasnya. Sekali lagi penulis tekankan bahwasannya ketahanan keluarga adalah sebagai basis dalam pengokohan ketahanan nasional. Semoga tulisan singkat ini bisa bermanfaat buat diri penulis dan pembaca. Semoga Allah selalu memberikan yang terbaik buat kita semua. Semoga pemimpin negeri ini selalu amanah terhadap rakyat. Amin. (dakwatuna.com/hdn)

 

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Karyawan SMPIT Nururrahman Depok Jawa Barat.

Lihat Juga

UNICEF: Di Yaman, Satu Anak Meninggal Setiap 10 Detik

Figure
Organization