
dakwatuna.com
Bunda… bagaimana kabarmu?
Tak sabar rasanya ingin memelukmu
Gurat senyum pelipur lara
Lesung pipit di pipi kiri
Membuat setiap kaum adam ingin memiliki
Kau bagai bidadari surga
Hatimu yang selembut sutra
Dan sekuat baja
Membuat aku terpesona
Tetapi bunda…
Kau terjerembab dalam lembah merana
Tertampar manisnya pengkhianatan
Karena kau melanggar ketetapan
Cintamu dibalas dusta
Denting-denting waktu teralun indah
Seonggok daging yang menggumpal
Jantung yang berdetak
Maafkan…aku hadir di tengah-tengah kegelisahan
Maafkan …aku membuat tidurmu tak nyenyak
Hadir atas sejarah kelam
Hadir dengan sejuta luka yang menohok
Bunda bersabarlah…
Kini usiaku sudah 120 hari
Dia telah meniupkan ruh untukku
Aku akan hadir ke dunia
Percayalah bunda…
Aku bukan azab untukmu
Aku tidak seperti hidung belang itu
Menari – nari di atas air matamu
Ijinkan aku menjalani skenario Tuhan
Ijinkan aku melihat indahnya dunia
Menjadi sahabat hidupmu
Hingga akhir pembaringan
Hingga bunga tujuh rupa
Terurai diatas peristirahatanmu, selamanya.
#SaveUnwantedChildren #ForBetterGeneration
Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya
Beri Nilai: