Topic
Home / Narasi Islam / Sosial / Mengembangkan Potensi Menulis Pelajar

Mengembangkan Potensi Menulis Pelajar

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi (inet)
Ilustrasi (inet)

dakwatuna.com – Menulis merupakan salah satu cara mengukir sejarah. Maksudnya dengan menulis dan kemudian dibukukan berarti seseorang telah mencatat sejarah untuk generasi berikutnya. Sering kebesaran seseorang terukir indah dalam cakrawala dunia disebabkan oleh tulisannya yang menyejarah. Dengan adanya para penulis, maka banyak kisah menarik, gagasan luar biasa dan pemikiran yang bermanfaat dapat diwariskan dari masa ke masa. Di antara mereka yang dicatat sejarah dan sangat terkenal itu adalah para ulama yang juga sebagai seorang penulis. Sebut saja, Imam Syafi’i lewat bukunya, Al-Umm, Imam Malik dengan bukunya, “ Al-Muwaththa’” dan buya Hamka dengan karyanya fenomenalnya Tafsir Al Azhar. Ulama besar ini dibesarkan oleh jasa dan karya tulisnya yang indah dan memesona, yang selalu teringat sepanjang masa sampai dunia menutup usia.

Dengan menulis seseorang akan dapat mengungkapkan pikiran, ide, gagasan bahkan kritikan terhadap fenomena sosial yang berkembang. Sesungguhnya, negara yang maju adalah negara yang memberi ruang yang besar bagi rakyatnya untuk berkreasi dalam menyampaikan pemikiran dan gagasannya sebagai wujud kecintaannya pada negaranya. Makanya tradisi menulis harus ditumbuhsuburkan dalam kehidupan masyarakat terutama dikalangan intelektual. Keintelektualan seseorang akan terlihat dari sejauh mana dirinya mampu mengungkapkan ide dan gagasan melalui tulisan atau buku. Dosen dan mahasiswa yang intelek adalah mereka yang mampu mengekspresikan ide dan gagasan dalam bentuk tulisan. Kecakapannya dalam mengajar atau belajar di kampus akan terlengkapi dengan kemampuannya dalam menulis. Sebagai seorang cendekia yang menjadi harapan agama dan bangsa harus mampu mendidik dan membina anak bangsa dengan tulisan-tulisan yang mencerahkan.

Sangat miris, dalam dunia nyata harapan untuk hadirnya tulisan yang berkualitas dari kalangan intelektual tersebut justru tidak terpenuhi alias jauh pangan dari api. Tidak banyak di antara mereka yang berkompetisi dan eksis dalam dunia penulisan serta produktif untuk menghasilkan karya tulis. Bahkan banyak di antara mereka yang tidak sanggup mengungkapkan idenya sepatah dua patah kata saja melalui tulisan. Berbagai argumentasi dikemukakan sebagai alasan untuk membenarkan ketidakberdayaan dalam dunia penulisan. Alasan klasik yang selalu dihadirkannya untuk tidak menulis adalah tidak ada waktu, tidak mampu, sulit keluar ide, dan banyak lagi alasan yang dicari untuk lari dari tanggung jawabnya sebagai seorang intelektual. Padahal dengan menulis para akademisi itu berarti telah mewariskan kekayaan intelektual yang sangat berharga bagi bangsa ini.

Kemampuan menulis sejatinya, harus ditanamkan pada pelajar sejak usia dini sehingga ketika menjadi mahasiswa dan dosen tinggal melanjutkan lagi. Dengan demikian pelajar akan terbiasa dan menjadikan menulis sebagai bagian dari aktivitasnya yang menyenangkan. Banyak di antara penulis terkenal dari masa ke masa yang berkarya dalam tulisan atau menulis buku dimulai semenjak di bangku sekolah. Sebut saja, Abdurrahman El Shirazy, Ippo Santosa, Asma Nadia dan Pipit Senja. Orang tenar ini mengawali kemampuan menulisnya di bangku sekolah. Kini mereka menikmati hasil karyanya dengan harta yang melimpah dan ketenarannya yang mendunia. Di samping juga mendapatkan kepuasaan batin yang tiada tara karena banyak orang yang tercerahkan dengan tulisan-tulisannya.

Guru bertanggung jawab untuk mengembangkan bakat dan potensi menulis para pelajar. Memang tidak semua pelajar yang memiliki bakat dan kemampuan untuk menulis namun dengan usaha maksimal dan dengan cara yang menarik maka bakat dan potensi itu bisa tumbuh dan berkembang menjadi kekuatan yang luar biasa dalam mengemukakan ide dan gagasan yang cemerlang. Ada beberapa usaha yang dapat dilakukan guru dalam menumbuhkan dan mengembangkan potensi menulis pelajar. Pertama, memotivasi dan menyugesti pelajar untuk menulis. Guru dapat mengemukakan manfaat nyata dari menulis dan kebesaran penulis dalam percaturan dunia. Motivasi ini dapat dikemukakan dalam proses tatap muka atau acara khusus berupa pelatihan penulisan. Biasanya dengan adanya traning penulisan maka semangat pelajar untuk menulis semakin mengelora dan ini harus dipupuk oleh guru dengan pembinaan yang berkesinambungan.

Kedua, Memberi pengharagaan pada pelajar yang memiliki bakat dan potensi menulis. Pihak sekolah harus memberi perhatian khusus pada mereka sebagai bentuk penghargaan atas karya tulisnya. Sekalipun hasilnya belum sesuai dengan harapan namun dengan memberikan pujian dan hadiah tentu akan memberi pengaruh psikologis bagi penulis pemula ini. Makanya guru pembimbing jangan sengan memberi pujian dan penghargaan pada mereka sebagai kekuatan pendorong dalam menghasilkan karya berikutnya. Dalam hal ini mempublikasikan karya pelajar di majalah sekolah atau koran lokal juga memberikan dampak luar biasa bagi yang bersangkutan. Mereka akan menekuni dunia penulisan karena tulisannya tidak hanya baca oleh temannya saja tetapi juga orang banyak dari berbagai daerah.

Ketiga, mengikuti lomba penulisan baik penulisan artikel, puisi, cerpen ataupun naskah drama. Kompetisi penulisan antar pelajar sangat penting bagi penulis pemula. Pasalnya dengan mengikuti lomba ini, pelajar akan tertantang untuk mempersiapkan dirinya secara maksimal. Saya melihat beberapa orang pelajar yang akan mengikuti perlombaan dengan bersungguh-sungguh dalam mempersiapkan artikelnya. Mulai dari membaca banyak literatur, diskusi dengan pembimbing sampai latihan-latihan membuat artikel sesuai dengan tema artikel yang akan dilombakan. Sebaiknya tradisi semacam ini tidak hanya dilakukan dalam rangka persiapan perlombaan tetapi harus setiap saat tanpa henti untuk menghasilkan penulis yang bermutu tinggi alias profesional.

Keempat, Kunjungan kepenulisan, maksudanya penulis yang berbakat hendaknya diajak mengunjunggi para penulis sukses yang telah berhasil meraih prestasi cemerlang dalam dunia penulisan. Kedatangan pelajar dalam menemui penulis profesional akan memberikan spirit luar biasa bagi dirinya. Mereka akan dapat berbincang dan melihat secara nyata keindahan hidup seorang penulis dengan karya yang melimpah. Di samping itu pelajar juga dapat mengadakan kunjungan ke penerbitan atau percetakan buku , toko buku, perpustakaan dan penerbitan majalah atau koran. Kegiatan ini sangat bermanfaat untuk mamicu dan memacu semangatnya untuk menulis karena banyak orang hidup dan berkarir dalam dunia yang satu ini. (dakwatuna.com/hdn)

 

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Lahir di Batusangkar tanggal 28 September 1967. SD sampai SMA di Batusangkar dan menamatkan S1 pada Fakultas Tarbiyah IAIN �Imam Bonjol� Batusangkar. Tamat April 1993 dan kemudian mengajar di MTSN Batusangkar sebagai tenaga honorer. Tahun 1992-2005 aktif mengelola kegiatan Pendidikan dan Dakwah Islam di bawah naungan Yayasan Pendidikan Dakwah Islam Wihdatul Ummah. Tahun 1995 bersama aktivis dakwah lainnya, mendirikan TK Qurrata A�yun , tahun 2005 mendirikan SDIT dan PAUD. Semenjak tahun 1998 diangkat sebagai guru PNS dan mengajar di SMAN 2 Batusangkar sampai sekarang. Tahun 2012 mendirikan LSM Anak Nagari Cendekia yang bergerak di bidang dakwah sekolah dan pelajar diamanahkan sebagai ketua LSM. Di samping itu sebagai distributor buku Islami dengan nama usaha � Baitul Ilmi�. Sejak pertengahan Desember 2012 penulis berkecimpung dalam dunia penulisan dan dua buku sudah diterbitkan oleh Hakim Publishing Bandung dengan judul: "Daya Pikat Guru: Menjadi Guru yang Dicinta Sepanjang Masa� dan �Belajar itu Asyik lho! Agar Belajar Selezat Coklat�. Kini tengah menyelesaikan buku ketiga �Guru Sang Idola: Guru Idola dari Masa ke Masa�. Di samping itu penulis juga menulis artikel yang telah dimuat oleh Koran lokal seperti Padang Ekspress, Koran Singgalang dan Haluan. Nama istri: Riswati guru SDIT Qurrata A�yun Batusangkar. Anak 1 putra dan 2 putri, yang pertama Muthi�ah Qurrata Aini (kelas 2 SMPIT Insan Cendekia Payakumbuh), kedua Ridwan Zuhdi Ramadhan (kelas V SDIT ) dan Aisyah Luthfiah Izzati (kelas IV SDIT). Alamat rumah Luak Sarunai Malana Batusangkar Sumbar.

Lihat Juga

Program Polisi Pi Ajar Sekolah, Pengabdian Polisi Jadi Guru SD dan TK

Figure
Organization