Suara dari Tapal Batas

Ilustrasi. (Shalipp S Geolfano)

dakwatuna.com – Benar, tulisan ini menjelaskan perasaanku kepada mereka. Sebagian kecil dari kondisi tapal batas yang dulu mereka berselisih tentangkan dengan Malaysia.

Benar, tulisan ini diperuntukan bagi mereka-mereka yang masih punya iba.

Siapakah yang akan menuntaskan persolan sekolah anak tapal batas ini? Siapa yang lebih berkuasa dan mengetahui tentang persoalan ini? Pada siapa anak-anak ini akan berseru? Benarkah aku kini berada di antara mereka?

Benar, aku tidak akan dapat menjadikan mereka yang mati, mendengar permintaan anak-anak ini. Tidak pula menjadikan orang-orang yang tuli, mendengar panggilan anak-anak yang tak tahu cara meminta. Karena mereka sedang berpaling, menampakkan punggungnya yang kokoh.

Dan aku tidak akan pernah bisa menghadapkan wajah mereka kesana. Ke tempat para anak tapal batas berpijak bak patok perbatasan. Aku tidak dapat menjadikan seorang pun mendengarkan hal ini, kecuali orang-orang yang peduli dan mau bertindak membentang kebaikan untuk anak tapal batas negeri ini. (dakwatuna.com/hdn)

Guru Konsultan Sekolah Guru Indonesia Dompet Dhuafa
Disqus Comments Loading...