Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Inspirasi untuk Anak Tapal Batas

Inspirasi untuk Anak Tapal Batas

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (Achmad Salido)
Ilustrasi. (Achmad Salido)

dakwatuna.com – Bantu kami berselancar dalam lautan mimpi, memilih dan memastikan ia bagian dari perjuangan kami. Mungkin kata-kata ini yang pantas muncul dari lisan anak-anak Sekolah Tapal Batas MI Darul Furqon saat ada tamu yang berkunjung di sekolah mereka. Sebab tutur kepala sekolahnya siswa-siswa mereka selama ini memiliki mimpi yang sangat terbatas. “Hanya Polis dan Kombet cita-cita mereka, mungkin karena hanya profesi ini yang akrab mereka jumpai di sini”, ujar Ummi Suraidah Kepala Sekolah tapal Batas. Bahasa di daerah ini memang sudah banyak terpengaruh oleh bahasa negara tetangga. Misalnya ketika menyebut polis, maka yang mereka maksud adalah polisi, sedangkan kombet adalah sebutan mereka untuk TNI.

Sekolah Tapal Batas MI Darul Furqon akhir-akhir ini banyak dikunjungi oleh pemerhati pendidikan. Banyak pihak yang tertarik mengunjungi sekolah ini sejak kemunculan film dokumenternya dalam nominasi eagle award yang diadakan oleh Metro TV. Dalam berbagai kunjungan yang diadakan di sekolah ini, siswa-siswanya sering dilibatkan dalam rangkaian agenda kegiatannya. Biasanya mereka dilibatkan sebagai peserta sekaligus pengisi acara hiburan. Mereka diberi kesempatan untuk menampilkan kesenian khas yang rutin diajarkan di sekolah ini. Setelah agenda inti kunjungan, biasanya para tamu diminta untuk berbagi inspirasi kepada para siswa. Ummi Suraidah selaku kepala sekolah, sering meminta agar para pengunjung membagi inspirasi tentang mimpi dan cita-cita. Harapannya adalah siswa-siswa di sekolah ini nantinya bisa memiliki banyak referensi pilihan untuk cita-cita mereka.

Latar belakang lembaga ataupun pihak yang mengunjungi sekolah ini tidak menjadi persoalan. Akademisi, praktisi, ataupun politisi tetap memiliki perlakuan dan penerimaan yang sama di sekolah ini. Mereka sama-sama mendapatkan penyambutan yang hangat dari sekolah. Prinsip yang diterapkan adalah yang penting kedatangan para pengunjung untuk tujuan yang baik. Hal ini juga sangat terkait erat dengan nilai-nilai yang dianut oleh sekolah. Agenda wajib setiap kegiatan kunjungan yang tidak boleh terlewatkan adalah berbagi inspirasi tentang mimpi dan cita-cita. “Alhamdulillah, inspirasi tersebut akhirnya membuahkan hasil”, ujar Ummi. Mimpi siswa-siswanya saat ini tidak lagi terbatas pada polis dan kombet, akan tetapi sudah ada profesi lain misalnya dokter, guru, ataupun ustadz.

Sebut saja Pipi, Ewin, Angga dan Wawan. Mereka empat bersaudara yang setiap Senin sampai Sabtu menginap di sekolah Tapal Batas. Bukan karena mereka tidak memiliki tempat tinggal, akan tetapi karena lokasi tempat tinggal mereka yang sangat jauh dari sekolah. Tempat tinggal mereka di daerah Bergosong Malaysia kongsi 10, sekitar 10 km dari sekolah. Tidak adanya angkutan umum yang melintasi daerah itu menjadi kesulitan tersendiri bagi mereka dalam mengakses pendidikan. Pipi saat ini duduk dibangku kelas 2 MI, Ewin dan Angga di bangku kelas 1 MI, sedangkan Wawan masih duduk di bangku PAUD Sekolah Tapal Batas. Empat bersaudara ini awalnya mempunya cita-cita sebagai polis dan kombet ujar Ummi. Pipi dan Ewin bercita-cita menjadi polis, sedangkan Angga dan Wawan ingin menjadi kombet. Namun saat ini cita-cita mereka mulai berubah. Pipi sang kakak kini memiliki cita-cita menjadi seorang dokter, bukan lagi polis. Angga ingin menjadi seorang ustadz, sedangkan Ewin dan wawan masih tetap pada cita-cita awalnya sebagai Polis dan kombet.

Mimpi tentang polis dan kombet ini bukan hanya ada pada Pipi, Ewin, Angga dan Wawan. Masih tiga puluh anak lagi yang kini memiliki cita-cita sebagai polis dan kombet. Cita-cita mereka masih terpaku pada profesi yang sering dijumpainya. Mereka butuh inspirasi tentang mimpi dan profesi. Saya sadar inip adalah salah satu tugas saya sebagai pendamping sekolah di Sekolah Tapal Batas. Membantu anak-anak untuk menemukan dan merawat mimpi mereka. Sebab mimpi mereka adalah masa depan bangsa Indonesia. Semangat mereka untuk menggapai mimpinya adalah modal bangsa ini dalam menuju peradabannya. Terlepas dari faktor-faktor lain yang juga mempengaruhinya. Mereka adalah anak-anak emas bangsa yang pada gilirannya akan mengambil alih estafet kepemimpinan bangsa.

Memiliki mimpi dan obsesi adalah salah satu anugrah terbesar bagi setiap manusia. Mimpi dan obsesi menjadi penanda bahwa seseorang masih sadar akan kodratnya sebagai manusia. Obsesi juga menunjukan bahwa manusia masih memiliki harapan untuk hidup. Tanpa dua hal ini, maka manusia bisa dikatakan sebagai seseorang yang meninggal sebelum waktunya. Sebab mimpi dan obsesi tidak pernah lepas dari aktifitas manusia sehari-hari. Dialah yang menjadikan kerja jadi produktif, tantangan menjadi motivasi, kemudahan adalah peluang dan kegiatan belajar menjadi menyenangkan. Kerja adalah sesuatu yang tidak terpisahkan dari setiap manusia. Setiap perubahan yang ada pada dirinya adalah rangkaian dari kerja-kerja kecil yang ia lakukan setiap detiknya. Bahkan unit terkecilpun dalam tubuh tidak pernah berhenti bekerja. Ia selalu bekerja sesuai dengan tugas dan fungsinya. Kerja-kerja manusia yang dijalaninya selalu dijadikan persembahan terbaiknya saat berorientasi pada keinginannya. Bahkan untuk sebuah visi yang besar, mereka rela memberikan energi terbaik untuk mencapainya. Tantangan yang muncul dan menghiasi kerja-kerjanya tidak menjadi persoalan serius bagi mereka. Bahkan tantangan olehnya di anggap sebagai pelecut motivasi dalam bekerja. Peluang berharga bagi mereka saat menemukan kemudahan-kemudahan dalam bekerja menuntaskan mimpi yang tengah dikejar. Mimpi dan obsesi juga menjadikan kegiatan belajar menjadi menyenangkan. Sebab mimpi itu terlihat jelas dalam ingatannya. Tentang rupa, warna dan semua hal tentangnya. (dakwatuna.com/hdn)

 

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Guru Konsultan Yayasan Pendidikan Dompet Dhuafa

Lihat Juga

Duet Bersama Sang Anak, Doktor Penciptaan Seni Teater Terbitkan Buku ‘Rembulan dan Matahari’

Figure
Organization