Langkah Mudah Crowdfunding

Diskusi staff STEI SEBI dengan Tomi Satryatama, produser film Ketika Mas Gagah Pergi. (Fajriyah/STEI SEBI)

dakwatuna.com – Setiap manusia tentu memiliki tujuan untuk menjadi bermanfaat bagi orang lain. Kebermanfaat tersebut dapat diwujudkan melalui jamaah maupun personal. Pada 02 Maret 2016, Sebi Social Fund mengadakan sebuah agenda “Diskusi Crowdfunding Beasiswa dan Infrastruktur Pendidikan” di kampus STEI SEBI. Diskusi tersebut dihadiri oleh Tomi Satryatomo sebagai pembicara, dimana beliau merupakan produser film Ketika Mas Gagah Pergi (KMGP). Tomi mengatakan bahwa sistem crowdfunding merupakan sistem mengumpulkan dana dengan cara gotong royong, baik dengan atau tanpa benefit langsung.

Menebarkan manfaat secara berjamaah dapat dilakukan melalui sebuah lembaga baik lembaga sosial maupun pendidikan. Salah satu lembaga pendidikan yang memiliki cita-cita untuk menebarkan manfaat kepada masyarakat luas adalah Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) SEBI. Melalui Sebi Social Fund, kampus STEI SEBI memiliki sebuah mimpi untuk memberikan beasiswa full kepada seluruh mahasiswa. Sebab menurut Bapak Endang Ahmad Yani selaku wakil Ketua IV kampus STEI SEBI mengatakan bahwa pendidikan dipengaruhi oleh infrastruktur, akses beasiswa, dan kualitas.

Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi yang besar untuk melakukan crowdfunding. Salah satu potensi yang dimiliki Indonesia yaitu growing muslim middle class,

tumbuhnya lembaga-lembaga zaakat dan kemanusiaan, berkembangnya CSR korporasi dan BUMN, dan dana-dana investasi asaing. Sehingga peluang untuk melakukan crowdfunding masih sangat besar sekali.

Terdapat tiga elemen yang perlu diperhatikan dalam melakukan crowdfunding, yaitu pertama adanya Benefit. Dalam melakukan crowdfunding harus dapat menjelaskan tentang apa saja benefit yang diberikan lembaga kepada masyarakat luas sehingga mendapatkan kepercayaan kepada donatur. Kepercayaan tersebut yang harus dikelola dengan baik, sehingga hubungan dengan donatur akan tetap terjalin dengan baik.

Kedua adalah mengikat komitmen. Maksud dari mengikat komitmen yaitu adanya nilai yang dapat dituangkan dalam model bisnis, selain itu terms of payment dan investment scheme. Pastikan donatur memiliki komitmen untuk memberikan bantuan dana dan pastikan waktu pencairannya.

Ketiga adalah Cashflow. Mekanisme pencairan dana perlu diperhatikan baik setiap kuartal atau per tri wulan atau per tahun perlu di pastikan. Selain itu periode yang akan digunakan periode donatur atau berdasarkan lembaga. Sehingga cashflow lembaga akan tetap dalam keadaan baik.

Menghimpun dana dari masyarakat tentu memiliki tantangan tersendiri. Tantangan dalam relationship management antara lain menjaga kepercayaan, adanya progres report, achievement, dan challenges. Selain itu kesalahan dalam melakukan estimasi penghimpunan juga sering kali dirasakan oleh lembaga-lembaga sosial. Sehingga dalam melakukan crowdfunding diperlukan kesabaran, ketekunan, dan kerja keras. (dakwatuna.com/hdn)

 

Mahasiswi STEI SEBI dan penerima manfaat BEASTUDI Ekonomi Syariah Dompet Dhuafa. Memiliki hoby memasak dan suka merangkai kata.
Konten Terkait
Disqus Comments Loading...